"GAUSAH BANYAK BACOT". Teriak pak Jarwo dari arah belakang mereka, ternyata pak Jarwo mengikuti mereka, pak Jarwo akan memastikan mereka benar benar kembali ke kelas.
Mendengar teriakan pak Jarwo mereka semakin mempercepat lari mereka, dan akhirnya mereka telah sampai di depan kelas begitupun dengan pak Jarwo yang sudah berhenti mengejar mereka.
"Buset dah pak botak lari nya kenceng bat anjir, dah tua juga masih kuat lari". Ucap Gibran ngos ngosan.
"Hooh tai bat, eh btw kelas kita kok sepi ya?". Tanya Abi menyadari bahwa tak ada satupun teman kelasnya yang berada didalam kelas.
"Hari ini kan jam olahraga ege". Timpal Gibran seraya menjitak kepala Abi.
"Oiya njir, gue lupa tai lah, jadi gimana? Dikelas aja apa gabung?". Tanya Abi.
"Roftop". Timpal Rakha dan mereka langsung bergegas menuju Roftop.
Beberapa saat kemudian mereka telah berada di roftop, tak lupa Rakha mematikan sistem CCTV yang memang tersambung dengan ponsel nya, sekolah ini memang milik keluarganya, dan setelah Rakha menikah dan memiliki anak nanti maka sekolah ini akan di wariskan kepada anak dari Rakha, jadi untuksaat ini Rakha lah yang memegang kendali, namun belum banyak yang mengetahui itu, bahkan teman temannya, karena menurut Rakha itu bukanlah hal yang perlu untuk di pamerkan.
"Menurut kalian di markas kita ada mata mata ga sih? Akhir akhir ini data data markas sering di retas gue curiga ada mata mata di markas kita". Ucap Dika membuka pembicaraan.
"Ya... gue tahu itu". Timpal Rakha.
"Kok gue gatau ya? Tapi benar sih akhir akhir ini markas memang memiliki beberapa masalah". Timpal irsyadul.
"Lo tahu mata mata nya siapa bos?". Tanya Gibran.
"Sangat mudah untuk mengetahui siapa pelakunya". Ucap Rakha menimpali, mendengar ucapan Rakha membuat mereka penasaran.
"Siapa boss?". Tanya Abi.
"Sudah pasti Alex, tapi untuk saat ini aku membiarkannya melancarkan aksinya, kita lihat seberapa jauh ia akan melangkah". Timpal Rakha membuat mereka tercengang, mereka tidak percaya dengan kenyataan yang disampaikan oleh Rakha, bagaimana bisa seorang kepercayaan geng DRAK MOON melakukan itu.
"Itu tidak mungkin". Ucap mereka bersamaan.
"Kalian akan percaya setelah melihat ini". Ucap Rakha sembari memperlihatkan sebuah Vidio dimana Alex tengah berbincang dengan seseorang di telfon.
Didalam Vidio itu Alex tengah membicarakan tentang keadaannya di markas, apakah dia ketahuan menjadi seorang mata mata di geng DRAK MOON, ternyata selama ini ia di perbudak untuk menjadi mata mata, entah apa yang mereka rencanakan.
Brakk....
Dika langsung menendang kursi disampingnya.
"Bangsat, gue ga akan biarin dia lolos". Ucap Dika emosi.
"Lo ga nahan dia rak?". Tanya Abi.
"Gue pengen lihat sejauh mana Alex akan bertindak, dan Alex pernah memberitahu ku bahwa kaulah mata mata di markas kita". Tunjuk Rakha kearah Dika.
"Gue?" Ucap Dika seraya menunjuk dirinya sendiri.
"Ya..., Alex ngomong itu ke gue, dan pastinya gue ga akan percaya, karena gue udah tahu bahwa sebenarnya Alex lah mata mata dari geng HAMSTER". Ucap Rakha menimpali, Dika yang mendengar itu langsung benar benar emosi.
"Maksud Alex bangsat itu nuduh gue apa? Gue ga pernah ngerugiin dia, awas aja lu Alex, tunggu pembalasan gue bangsat". Ucap Dika penuh emosi.
"Sabar dik... biarin aja, kita tunggu sampai mana Alex melangkah". Ucap Gibran menenangkan Dika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden Rakha Dhaneswara // TAMAT (REVISI)
Roman pour Adolescentsdipertemukan secara tidak sengaja di koridor sekolah. "Aduhhh" ringisnya saat jatuh di lantai. Rakha hanya memandang gadis itu menampilkan raut wajah tanpa ekspresi. "Kalau jalan liat liat dong, buta lo?" Teriak gadis itu di depan Rakha. Rakha yang...