"Turun sayang, aku bantuin sini". Ucap Rakha lalu membantu Mala menuruni motornya.
"Kita dimana?" Tanya mala saat turun dari motornya.
"Nanti bakalan tahu sayang, yok ikut". Timpal Rakha lalu menuntun mala kesebuah tempat.
"Kemana sih? Udah sore loh". Timpal mala namun tetap mengikuti Rakha.
"Ikut aja sayang, pasti nanti bakalan suka". Timpal rakha seraya tersenyum ke arah mala.
"Hmm awas aja aneh aneh". Ucap mala kepada Rakha.
"Engga sayang, tapi matanya ditutup dulu ya". Ucap Rakha dan langsung menutup mata mala.
"Isss mau ngapain loh, jangan aneh aneh deh". Timpal mala, namun Rakha tetap menutup mata mala menggunakan tangannya.
"Jangan buka matanya sebelum aku suruh buka mata ya sayang". Ucap Rakha kepada mala.
"Hmm...". Timpal mala.
Beberapa saat kemudian mala merasakan sebuah benda menggantung di lehernya.
"Ehh... apa ini?". Tanya mala dengan mata yang masih terpejam.
"Oke sekarang buka matanya". Ucap Rakha kepada mala, dan saat mala membuka matanya, betapa terkejutnya mala melihat pemandangan didepan matanya, ditambah ia melihat sebuah kalung berlian yang begitu indah menggantung di lehernya.
Mendapatkan perlakuan yang begitu manis dari Rakha, tanpa diminta air mata Mala mulai keluar membasahi pipi Chubby nya.
"Ehh... kok nangis hmm?". Tanya Rakha lalu menghapus air mata Mala.
Mala tak menjawab pertanyaan Rakha, ia langsung memeluk Rakha begitu erat.
"Hiksss... makasih tembok". Ucapnya terisak.
"Stttt jangan nangis, princes Saya kok nangis sih, jangan nangis sayang". Ucap Rakha dan ikut memeluk mala dengan sangat erat.
"Hiksss... jajan mala manaa" tanya Mala kepada Rakha dan langsung melepaskan pelukannya.
"Tuhhh....". Tunjuk Rakha kearah kursi panjang di belakang mereka.
"Ehh? Kapan ada kursi disana?" Tanya Mala tak menyadari keberadaan kursi.
"Udah lama sayang, yok duduk keburu mataharinya tenggelam". Ucap Rakha dan menuntun mala duduk di kursi panjang di belakang mereka.
"Tembok...". Panggil mala.
"Hmmm? Kenapa sayang?". Timpal Rakha.
"Makasih ya buat semuanya, ga nyangka aja cowo sedingin, sedatar kamu bisa ngelakuin hal seromantis ini ". Ucap Mala dengan tulus.
"Iyaa sayang sama sama". Timpal Rakha lalu menyenderkan kepala Mala didada bidangnya.
"Sunset nya bagus yaa...., kamu tahu tempat ini dari mana? Kok aku gatau ya ada tempat sebagus ini". Ucap Mala seraya memakan telur gulung nya.
"Iyaa sayang bagus, nenangin pikiran, kalau tempat ini..., aku nemu pas lagi kabur dari rumah. waktu itu, nenek meninggal dan parahnya Bunda dan Ayah ga ngasi tahu ke aku, mereka keluar negeri buat ngubur nenek tanpa ngasi tahu ke aku, padahal nenek adalah orang yang paling aku sayang sebelum bunda dan Ayah, kalau ditanya kenapa, ya karena dulu bunda dan Ayah selalu sibuk, jadi aku dikirim keluar negeri dan tinggal dengan nenek, jadi aku sekolah di luar negeri, dan semenjak itu aku ngelakuin semuanya dengan nenek, tapi aku tinggal dengan nenek cuman tiga tahun, setelah itu Bunda dan Ayah jemput aku dan balik ke Indonesia, awalnya aku menolak tapi karena bujukan nenek, akhirnya aku ikut pulang ke Indonesia.
Selang dua tahun kemudian, nenek meninggal dan aku ga tahu sama sekali kalau nenek meninggal.
Heran aja, biasanya saat aku menelfon nenek pasti selalu di angkat, tapi seminggu kemudian nenek tetap tak menjawab telfon ku, aku mulai panik khawatir dengan kondisi nenek, bunda dan Ayah juga belum pulang aku malah dititipin ke pengasuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden Rakha Dhaneswara // TAMAT (REVISI)
Teen Fictiondipertemukan secara tidak sengaja di koridor sekolah. "Aduhhh" ringisnya saat jatuh di lantai. Rakha hanya memandang gadis itu menampilkan raut wajah tanpa ekspresi. "Kalau jalan liat liat dong, buta lo?" Teriak gadis itu di depan Rakha. Rakha yang...