Adara, Pipit dan vio,tengah berada di kantin namun mereka mengernyit heran, lantaran tak melihat keberadaan mala, padahal Rakha sedang berada di kantin bersama dengan teman temannya, namun mala tak bersamanya.
"Lah itu kak Rakha, mala nya mana?". Tanya Adara mencari keberadaan mala.
"Gue juga gatau coba lo tanyain". Timpal vio.
"Iss gua malu, lu aja sana". Timpal Adara.
"Gue juga malu, lu aja pit sana". Ucap vio menatap Pipit penuh harap.
"Yaudah gue tanyain, tapi lu berdua ikut gua". Timpal Pipit dan diangguki oleh Adara dan vio, mereka langsung berjalan menuju meja tempat Rakha dkk tengah mengobrol.
"Eh lu tau ga perbedaan gue sama monyet?". Tanya Abi kepada Gibran.
"Ga ada bedanya". Timpal Gibran mendapatkan pelototan dari Abi.
"Gue serius babi, perbedaan gue sama monyet apa?". Tanya Abi lagi.
"Gue juga serius tai, lo sama monyet ga ada bedanya sebelas dua belas sih, tapi kalau gue liat liat lebih gantengan...". Gibran sengaja menggantungkan ucapannya, ingin melihat respon Abi.
"Gue juga udah tau kalau gantengan gue". Ucap Abi dengan pd nya.
"Gile lu, lebih gantengan monyetnya lah yakali elu hahahahaha". Timpal Gibran diakhiri tawa jahatnya.
"Anjing lo". Maki Abi.
"Lagian lo aneh, bandingin kok sama monyet, bandinginnya sama yang sejenis lah, semisal anjing, gorilla, babi apa kek ini sama monyet, ya jelas lebih gantengan monyet lah, ya ga gib". Ujar Irsyad ikut nimbrung.
"Babi lo semuaaaaaaa". Teriak Abi tak terima.
"Bwahahahahhahahaha....". Gibran dan Irsyad sama sama tertawa ngakak, membuat seluruh atensi menatap ke arah mereka.
"Ekhmmm misi kak". Adel datang membuat Gibran dan Irsyad menghentikan tawanya.
"Ehh ada pipit, kenapaa piy? Nyari dika ya? Dika ga masuk hari ini katanya sih lagi ada urusan". Timpal Gibran, padahal Pipit belum bertanya.
"Ah engga kok kak, Pipit cuman mau nanya sesuatu sama kak Rakha". Timpal Pipit membuat Rakha yang merasa namanya disebut mengalihkan atensinya ke arah Pipit.
"Kak Rakha liat mala ga? Dari tadi mala ga keliatan padahal udah dari tadi pulang ke kelas, kirainnya tadi bareng kak Rakha tau tau nya engga". Ucap Pipit dengan sopannya.
"Ga". Timpal Rakha singkat, padat, dan jelas, namun dalam hatinya ia ikut cemas dengan mala.
"Buset dah, cewe lu kemana lagi bos". Tanya Gibran sedangkan Rakha hanya menggeleng tak tahu.
"Gitu ya kak, yaudah kalau begitu kita permisi kak". Pamit Pipit dan langsung pergi begitu saja di ikuti adara dan Vio.
Tring.... tring... tring...
Baru saja mereka ingin melanjutkan memakan makanan yang telah mereka pesan, namun bell masuk sudah berbunyi.
"Yahhh... bakso gue, belum juga gue makan udah masuk aja". Ucap Adara menatap baksonya sedih.
"Bungkus aja ra, makan di kelas". Timpal Pipit memberi saran.
"Muata bapak lo, bisa bisa gue dimakan pak Martono". Timpal Adara sewot.
"Ekhmm kenapa masih disini?". Suara tegas tiba tiba mengagetkan mereka bertiga.
"Anjing kaget". Umpat vio
"Kamu ngatain saya Anjing?". Suara tegas itu kembali terdengar.
"Ah eng-engga kok pak, saya ga ngomong kek gitu suer". Timpal vio takut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden Rakha Dhaneswara // TAMAT (REVISI)
Genç Kurgudipertemukan secara tidak sengaja di koridor sekolah. "Aduhhh" ringisnya saat jatuh di lantai. Rakha hanya memandang gadis itu menampilkan raut wajah tanpa ekspresi. "Kalau jalan liat liat dong, buta lo?" Teriak gadis itu di depan Rakha. Rakha yang...