"Mala mana sih perasaan udah dari tadi deh jemput Rakha". Ucap Adara sembari celingak celinguk mencari keberadaan Mala.
"Lagi bucin Ra, gausah di ganggu". Timpal Vio.
"Hooh biarin aja, biarkan Mala menikmati masa mudanya". Tambah Pipit.
"Dikira lo udah tua apa, kita juga harus menikmati masa muda kita, karena ga selamanya kita akan selalu muda bukan? Tapi gue ga punya pacar huhu". Ucap Adara sedih.
"Hadeh... nikmatin masa muda ga harus dengan cara pacaran Ra, lo bisa nikmatin masa muda lo bareng sahabat, keluarga, bahkan lo bisa nikmatin masa muda lo dengan ngebahagiain diri lo sendiri, ga semua harus tentang percintaan yang ada lu makan ati mulu mikirin percintaan, makan tuh cinta". Timpal Vio.
"Widih tumben tumbenan lu ngomong kek gitu? Kemasukan setan apa lu?". Ucap adara seraya menepuk nepuk pundak mala.
"Asem lo Ra, ya cara pandang gue gitu sih, lo liat gue aja, ga punya pacar tapi happy happy aja tuh". Timpal Vio dengan bangganya.
"Widih keren keren, patut di contoh". Ucap Adara seraya mengacungkan dua jempol nya ke arah Vio.
"Gue emang keren sih, baru nyadar ya?" timpal Vio dengan gaya songongnya.
"Nyesel gue muji lu". Batin Adara.
"Pesen bakso yok, laper gue pengen makan yang pedes pedes". Ucap Pipit seraya mengelus perut ratanya.
"Gue juga laper sih, pesen noh Ra, lagi mager gue". Perintah Vio kepada Adara.
"Iya iya putri Ratu". Timpal Adara lalu berjalan menuju stand makan.
Saat Adara pergi, nampak dari pintu masuk kantin, Gibran dkk tengah berjalan dengan gaya sok coolnya membuat para kaum hawa menjerit histeris.
"Gantengnya masa depan".
"Tambah manis aja si Gibran".
"Mata sipit mu itu loh mas, membuat hatiku bergetar getar".
"Kak Abi makin ucul aja ya"
"Andai salah satu dari mereka menjadi imam ku".
"Mimpi aja dulu, kalau jatuh ya bangun trus mimpi lagi, itu aja udah".
"Btw kak Rakha kemana ya? Kok ga keliatan?".
"iya,kak dika juga ga ada kelihatan juga "
"Lah pesanan kita mana Ra.". Tanya Gibran.
"Pesen sendiri lah Anjing, emang gua pembantu lu". Timpal Adara seraya menyeruput es teh miliknya.
"Buset bahasanya pengen di cabein tuh mulut". Timpal Gibran.
"Bodo amat mulut mulut gua, napa situ yang sewot". Ucap Adara.
"Dah diem gib, dia cewe lo gabakalan menang jadi diem ae, enteng disini biar gue yang mesen tapi lu yang bayar" ucap Irsyad.
"Anjing lo pake uang lu sendiri lah, make uang gue, sukanya gratisan lu, tapi mumpung gue baek jadi pesen aja sono gua traktir". Timpal Gibran.
"Asik.... sultan mah bebas, lu mau pesan apa Bi? Mumpung di traktir kita". Tanya Irsyad.
"Gue mau Jamila aja huaa.... Jamila gue ilang". Timpal Abi.
"Yaelah mending lu umumin sono, siapa tahu ada yang liat". Timpal Irsyad.
"Oiya ya, bener juga lu, tumben otak lu bisa dipake, yaudah gue umumin dulu ya, trus pesenin gue nasi goreng sama es teh". Timpal Abi lalu berlari keluar dari kantin.
"Etdah buset, padahal gua cuman bercanda". Ucap
"Ya begitulah bisikan bisikan serta teriakan teriakan kaum hawa, namun Gibran dkk hanya acuh karena mereka sudah terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden Rakha Dhaneswara // TAMAT (REVISI)
Teen Fictiondipertemukan secara tidak sengaja di koridor sekolah. "Aduhhh" ringisnya saat jatuh di lantai. Rakha hanya memandang gadis itu menampilkan raut wajah tanpa ekspresi. "Kalau jalan liat liat dong, buta lo?" Teriak gadis itu di depan Rakha. Rakha yang...
