Cup...
Dika mencium bibir Pipit sekilas, membuat pipit langsung terdiam membeku, begitu pun dengan teman temannya yang spontan menutup mata.
"Jangan diliat ya Jamila, gabaik kamu masih kecil". Ucap Abi lalu ikut menutup mata Jamila.
"First kiss gue? Diambil dika?". Batin Pipit.
"Makan lagi sayang, tinggal dikit". Ucap Dika lalu kembali menyuapi Pipit, sedangkan Adel hanya membuka mulutnya, ia masih syok dengan first kiss nya yang tiba tiba diambil dika.
"Pinterrnya, sekarang minum sayang, sekalian sama obatnya ya". Ucap Dika lalu mengambil air serta obat untuk Pipit.
"Sayang? Hey? Kok ngelamun?". Tanya Dika sembari menyadarkan Pipit.
"Eh i-iya kenapa?" Tanya Pipit tersadar dari lamunannya.
"Gapapa sayang, minum dulu ya". Ucap Dika lalu membantu Adel untuk minum.
Glek.. glek.. glek...
Pipit meminum airnya hingga tandas, membuat Dika terkekeh gemas.
"Haus banget ya sayang?". Tanyanya seraya mengelus rambut pipit dengan sayang.
"Hhe...". Pipit hanya cengengesan.
"Gemes banget sih, cewe siapa hmm?".
Tanya Dika sembari mengacak rambut pipit gemas.
"Cewe kamu dong". Timpal Pipit sembari tersenyum manis ke arah Dika.
"Hihi benerrrr". Ucap Dika lalu memeluk Pipit dengan erat.
"Ekhm... obat nya belum di minum". Ucap adara mengingatkan.
"Oiya ya obat nya belum di minum cantikku". Ucap Dika lalu melepaskan pelukannya dan mengambil air serta obat, lalu langsung memberikannya kepada Adel.
"Diminum dulu sayang". Ucap Dika. Glek... glek.. glek...
"Pinternya..." puji Dika lalu kembali meletakkan obat dan minum diatas nakas.
"Cini baby, mau peluk... aku kangen". Rengek Dika manja, ia benar benar merasa dunia milik mereka berdua, bahkan mereka tidak memedulikan teman temannya yang sedang menyaksikan kebucinan mereka.
Dengan segera Pipit memeluk Dika ia membenamkan wajahnya di dada bidang dika, berusaha mencari posisi ternyaman lalu memejamkan matanya, Dika mengusap rambut pipit dan mencium pucuk kepala Pipit dengan sayang, dan setelah itu ia ikut memejamkan matanya.
*****
Disisi lain...
"KAK LINGGAAAAAAA...... HUAAA.... BONEKA BARBIE AYA KENAPA JADI BOTAK GINI HIKS...." teriak Ara lalu berjalan memasuki kamar Lingga, Lingga yang tengah tertidur langsung terbangun mendengar teriakan Ara.
"Apa sih Ra? Brisik bat dah, kakak lagi tidur jadi keganggu". Ucap Lingga dan kembali memejamkan matanya, ia akan melanjutkan mimpinya yang sempat tertunda.
Bugh...
"Aduhh... kenapa sih Ra, sakit nih kepala kakak ditimpuk boneka". Ringis Lingga saat Ara memukul kepalanya menggunakan boneka barbie yang ia bawa.
"Hikss... kak Lingga jahat, liat boneka barbie Aya dibotakin hikss... Aya mau yang baru ganti ga!". Teriak Ara.
Mendengar itu Lingga hanya bisa cengengesan sembari menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Hhe iya iya nanti kakak ganti, tadi kakak gabut, tangannya gatel pengen botakin boneka kamu". Ucap Leon cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden Rakha Dhaneswara // TAMAT (REVISI)
Novela Juvenildipertemukan secara tidak sengaja di koridor sekolah. "Aduhhh" ringisnya saat jatuh di lantai. Rakha hanya memandang gadis itu menampilkan raut wajah tanpa ekspresi. "Kalau jalan liat liat dong, buta lo?" Teriak gadis itu di depan Rakha. Rakha yang...