"Iya sayang... cantik...". Ucap Rakha seraya tersenyum manis ke arah mala.
"Apaan sih gausah senyum senyum lo jelek". Ucap Mala, padahal dalam hatinya beda wakakakak.
"Woahhh mantu bunda cantik banget ga ada obeng". Ucap bunda, membuat Rakha dan mala spontan menolehh ke arah nya.
"Hah? Mantu bunda? Maksudnya bun?". Tanya Mala bingung.
"Yaelah mal bego banget sih lu, maksud bunda ya elu, calon mantu". Ucap Adara ikut nimbrung.
"Ga paham hhe" Timpal mala mendapat toyoran dari vio.
"Aduhh sakit ege... pake ditoyor segala, ayang akha sakit..." ucap Mala mengadu kepada Rakha, membuat mereka yang mendengarnya langsung terdiam.
"Heh anjir? Gue ngomong apa barusan? Gue masih waras kan? Napa nih mulut tiba tiba ngomong gitu, jadi malu arghhh...". Batin Mala mengerutuki kebodohannya.
"Ekhmmm ciee... udah suka ni eee". Goda Adara.
"Ekhmm... ekhmm... ayang akha sakit bwahahahahaha...". Ledek Vio diakhiri tawa jahatnya.
"Ciee... udah suka ni eh ekhmm... udah manja manja cuitt... cuit...". Ucapp Pipit ikut menggoda Mala.
"Ututututu mana sini aku tiupin, sakit ya sayang...". Ucap Rakha dengan lembut lalu meniup kening Mala.
"Lebay lo mal gitu doang pake ngadu, mana ada sakit sakit nya". Ucap vio sewot.
"Sewot aja lo mblo, iri kan lo soalnya ga punya ayang hu...". Ledek mala lalu memeluk Rakha erat.
"Kayaknya gue udah bener bener jatuh cinta sama tembok, gue gamau gengsi gengsi lagi, ntar di embat cewe lain kan ga lucu". Batin Mala lalu semakin mengeratkan pelukannya.
"Kucing garong udah luluh nih kayaknya". Batin Rakha lalu mencium rambut mala.
"Yes... kalau gini kan gampang, pasti mereka ga akan nolak perjodohan ini, waktunya bunda jalanin aksi". Batinn bunda seraya senyum senyum sendiri.
"Ekhm... bunda baru ingat kejadian kemarin di rumah sakit, bunda, Ayah, dan Kevin sudah mengambil keputusan, bahwa bulan depan kalian akan menikah, iyakan Ayah? Kevin?" Ucap bunda membuat Mala , Rakha dan ketiga sahabatnya langsung diam mematung.
"A-apa? Ni-nikah?". Tanya mala gugup.
"Iya dek Nikah, inget persetujuan kemarin? Tidak ada bantahan dan tidak ada penolakan". Ucap Kevin menanggapi.
"Tapi kak.... Mala masih kecil, masih sekolah juga, mala masih pengen bebas kak, mala gamau nikah muda". Tolak mala mentah mentah.
"Kakak sudah bilang tak ada penolakan maupun bantahan mala". Timpal Kevin lagi.
"Tapi kak... Mala gamau... Mala masih pengen nikmatin masa muda mala". Ucap Acha lagi.
"Mala... sesuai kesepakatan kemarin tidak ada bantahan maupun penolakan, lagian sekolahnya milik Ayah, dan disini Mala tetap bisa dan bebas ngelakuin apa yang biasanya Mala lakukan, tapi Mala harus nurut sama Rakha yang akan menjadi suami mu nanti". Ucap Ayah Rakha penuh pengertian.
"Tapi Ayah...."
"Rakha mau kok Ayah, nikah sama bocil ini". Timpal rakha menerima keputusan dari Ayah, Bunda, dan Kevin.
"Paan sih gue gamau". Tolak Mala lagi.
"Terima aja mall, lagian lo bakalan aman kalau lo jadi istri Rakha, dan ekhmm gue pengen jadi ounty mal hhe, sabi lah". Ucap Adara mendapatkan pelototan dari Mala.
"Ounty Ounty mata bapak lo, gue gamau titik, gue gamau nikah". Ucap Mala masih membantah keputusan mereka.
"Mala... kakak sudah bilang jangan membantah kamu denger ga sih?". Tegas Kevin membuat mata mala langsung berkaca kaca.
"Ka-kakk... Kevin bentak mala?". Ucap mala dengan gugup.
"Kamu bisa ga sih ngertiin kakak sekali aja, nikah sama Rakha, dengan begitu kakak bisa tenang ada yang jagain kamu, kakak jadi kerepotan ngurus kamu, ngurus kerjaan di kantor, kuliah kakak, bisa ga sih jangan jadi beban pikiran kakak hah?". Ucap Kevin membuat air mata yang Mala tahan sedari tadi, langsung mengalir begitu saja membasahi pipi mulusnya.
Sahabat Mala yang melihat perdebatan itu, hanya bisaa diam menyimak, mereka bingung akan berbuat apa.
"Hiks... kalau emang mala hiks.. jadi beban pikiran buat kakak hiksss..., kakak ga perlu urus mala..., mala bisa hikss... Mala bisa ngurus diri mala sendiri hiks..., maafin mala kalau hiks... selama ini mala jadi beban buat kakak, dan untuk pernikahan ini mala bakalan terima kalau itu memang mau kakak". Ucap mala dan langsung pergi begitu saja meninggalkan Kevin yang diselimuti rasa bersalah.
Rakhaa yang melihat itu langsung berlari menyusul Mala.
"Kevin... apa yang kamu lakukan sudah benar nak, cuman cara kamu mengungkapkannya salah, apalagi Mala terlalu sensitif apalagi masalah kamu nak". Ucap bunda semakin membuat Kevin merasa bersalah.
"Tapi Kevin cuman pengen mereka nikah bun, banyak yang jahat diluar sana, banyak yang benci Mala, mereka jahatin princes kecil Kevin, dan Kevin gamau kalau sampai hal buruk terjadi sama Mala". Timpal Kevin.
"Iya sayang... bunda tau, cuman balik lagi dengan apa yang bunda katakan tadi, cara kamu mengungkap kannya yang salah nak, setelah mala merasa cukup baikan, bicara baik baik dengan nya, pasti mala akan paham nak". Ucap bunda menasehati.
"Iyaa bun, Kevin memang salah, Kevin bakalan minta maaf sama mala". Ucap Kevin seraya tersenyum ke arah bunda Rakha.
"Hikss... jadi selama ini Mala ngerepotin kak Kevin hikss.., mala jadi beban buat kak Kevin, Mala memang ga guna, mala ga pantes dilahirkan di dunia ini hikss..." ucap mala diiringi isakan.
"Sayang... gaboleh ngomong gitu, dosa..., justru Mala adalah hadiah terbaik yang dikirimkan oleh Allah untuk kak Kevin dan keluarga mala termasuk buat Rakha, mala jangan pernah berfikir seperti itu okey? Mungkin niat kak Kevin baik, cuman penyampaiannya ke mala yang kurang tepat". Ucap Rakha tiba tiba muncul di belakang Mala.
"Tembok..." tanpa berfikir panjang mala langsung memeluk Rakha dengan sangat erat.
"Ututututu cup cup cup, ada aku disini". Ucap Rakha menenangkan.
"Tembok...". Panggil mala.
"Iyaa cil kenapa?" Timpal rakha.
"Isss... gue bukan bocil" kesal mala.
"Iyaa sayang bukan bocil, kenapa hmm?" Tanya Rakha lagi.
"Kayaknya gue udah sayang sama lo". Ucap mala seraya menatap mata Rakha dalam dalam.
"Iya sayang aku tau itu". Timpal rakha.
"Kok tahu?". Tanya mala.
"Iyaa dong... pasti tahu, aku kan ganteng masa kamu ga suka sih". Timpal rakha membuat Mala menatapnya dengan kesal.
"Pd amat, tapi emang ganteng hihi" ucap Mala membuat Rakha reflek tertawa.
"Bwahahhahaha...... kan emang ganteng sayang". Ucap Rakha seraya menyatukan keningnya dengan kening mala.
"Mau kan nikah sama aku?". Tanya Rakha membuat bulu kuduk mala berdiri.
"Emm... mau". Ucap Mala mantap membuat Rakha langsung mencium kedua pipi mala.
"Iss... jangan di cium ih". Ucap mala kesal.
"Pipi nya lucu pengen aku makan". Timpal rakha lalu mencubit kedua pipi mala dengan gemas.
"Jangan Aneh aneh deh, ahahahhahaha..... is geli bwahahahhaa.... lepasin" tawa mala saat Rakha menggelitiknya.
Tanpa mereka berdua Sadari sedari tadi mereka terus menjadi pusat perhatian seseorang.
"Oke... bahagialah untuk saat ini... karena permainan, baru akan dimulai...".
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden Rakha Dhaneswara // TAMAT (REVISI)
Teen Fictiondipertemukan secara tidak sengaja di koridor sekolah. "Aduhhh" ringisnya saat jatuh di lantai. Rakha hanya memandang gadis itu menampilkan raut wajah tanpa ekspresi. "Kalau jalan liat liat dong, buta lo?" Teriak gadis itu di depan Rakha. Rakha yang...