"Selamat pagi semuanya, perkenalkan nama saya Naura Rublya Alexander, biasa dipanggil Naura". Ucapnya memperkenalkan diri.
Rakha yang melihat gadis itu langsung terdiam.
"N-naura?...."
*****
"N-naura?.... ini beneran lo Nau..?". Batin Rakha seraya menatap ke arah Naura dengan tatapan penuh kerinduan, ia benar benar merindukan sahabat kecilnya itu.
"Baiklah Naura kamu bisa duduk di kursi bagian pojok ya". Ucap Bu Mety dan langsung dijawab anggukan oleh Naura.
"Baik bu" timpal Naura, lalu berjalan menuju kursi yang terletak dipojokan.
Saat Naura berjalan menuju kursi belakang tanpa sengaja mata Naura dan Rakha bertemu, dapat Naura rasakan jantungnya berdetak dengan begitu cepat, menyadari itu Naura langsung memutuskan kontak mata dengan Rakha dan langsung duduk di kursi pojok.
"Baiklah anak anak untuk perkenalannya nanti saja ya, saat jam Istrahat, sekarang kita akan melanjutkan materi pembelajaran kita, untuk itu buka buku paket kalian halaman 123". Ucap Bu Mety dan mulai menjelaskan materi.
Naura yang pada saat itu belum memiliki buku paket hanya bisa diam sembari menyimak penjelasan bu Mety. Rakha yang menyadari itu berinisiatif memberikan
buku paket miliknya kepada Naura."Nih pake buku gue aja". Ucap Rakha sembari memberikan buku paketnya.
"Eh, trus lo make apa?". Tanya Naura sembari mengambil buku paket yang diberikan Rakha.
"Berdua kan bisa". Timpal rakha lalu duduk di samping Naura.
Naura yang mendengar itu dibuat salah tingkah, pipinya langsung bersemu merah membuat Rakha terkekeh melihatnya.
"Lo ga berubah ya Nau". Batin Rakha.
"Eh liat noh si Boss udah mepet ae sama tuh anak baru". Bisik Abi kepada Gibran.
"Hooh ketahuan Mala abis tuh si Boss, eh mukanya si Naura kek ga asing ya". Timpal Reyhan seraya memikirkan sesuatu.
"Bukannya dia model yang terkenal itu ya?" Ucap Gibran mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu.
"Oiya gue baru inget". Timpal Abi.
"Ekhmm... Abi.... Gibran..., kalau ingin ngobrol sebaiknya kalian berdua keluar dari kelas ibu sekarang juga, teman teman kalian jadi keganggu". Ucap bu Mety, seketika membuat Abi dan Gibran terdiam.
*****
Disisi lain Mala dan ketiga sahabatnya tengah mengikuti pelajaran pak Jarwo, namun jangan ditanya apa yang sedang Mala lakukan, yapss bener banget Mala sedang tidur tanpa sepengetahuan Pak Jarwo.
"Oke anak anak silahkan kerjakan soal nomor satu,tiga, dan lima di halaman 87". Ucap pak Jarwo.
"Iya pak". Timpal mereka.
"Bapak ada urusan sebentar, jadi jangan sampai ada yang membuat keributan saat bapak tidak di kelas, dan tugas ini silahkan dikumpulkan kepada ketua kelas". Ucap pak Jarwo lagi.
"Iyaa pakk". Timpal mereka.
"Budi ini tugas kamu untuk mencatat nama teman teman kamu yang melakukan keributan dikelas, bapak tinggal sebentar". Ucap Pak Jarwo lalu berjalan keluar dari kelas.
"Kalian pada denger kan yang pak Jarwo katakan, jadi jangan buat keributan, kalau masih ada yang melanggar jangan salahin gue kalau nama lo pada gue catet". Ucap Budi.
"Iyaa pak ketuuuuu....". Timpal mereka serempak.
"Woi mall... bangun, ada tugas mal... ntar lo ga ada nilai peak". Ucap Adara sembari menggoyangkan tubuh Mala, berharap Mala akan bangun dari tidurnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden Rakha Dhaneswara // TAMAT (REVISI)
Novela Juvenildipertemukan secara tidak sengaja di koridor sekolah. "Aduhhh" ringisnya saat jatuh di lantai. Rakha hanya memandang gadis itu menampilkan raut wajah tanpa ekspresi. "Kalau jalan liat liat dong, buta lo?" Teriak gadis itu di depan Rakha. Rakha yang...