"Lukas cuman teman aku kok di Australi, kebetulan mama dia temenan sama mama aku, kata mama, Lukas mau pindah kesini, jadi mama nyuruh aku buat jemput Lukas" ucap Luna menjelaskan.
"LO BISA DIAM GA?" Teriak Dika ke arah Luna, membuat Luna diam mematung.
"LO GAUSAH BERISIK" ucap Dika lagi membuat air mata Luna keluar begitu saja.
"Ma-maaf" ucap Luna dan berlari pergi meninggalkan Dika.
"Arghhh" Dika mengacak rambut nya prustasi.
"Lo gaboleh gitu bro, gue tahu lo lagi emosi, jangan sampai Luna lo jadiin pelampiasan" ucap Gabriel menasehati.
"Buru kejar" ucap nya lagi, Dika menurut dan langsung berlari mengejar Luna.
"Hikss.... aku salah apa hiksss" ucap Luna menangis, Dika yang melihat itu merasa bersalah dan langsung berlari memeluk Luna.
"Maafin aku ya sayang" ucap nya memeluk Luna.
"Hikss.. aku salah apa kok kamu bentak aku, aku cuman di suruh mama jemput Lukas soalnya dia ga liat jalan hiksss. ." ucap Luna
"Iyaa sayang maafin aku yaa" ucap Dika sembari menghapus air mata Luna.
Luna mengangguk dan kembali memeluk Dika.
"Bagus juga akting gue" batin Luna.
"Bosen banget" ucap Mala sembari membaring kan tubuh nya di atas kasur Queen size milik nya.
"Apa gue telfon adara aja ya? Buat main kerumah" ucap Mala dan mengambil ponsel milik nya, lalu menghubungi adara.
"Iyaa malkenapa?" Ucap adara dari seberang sana, Mala kebingungan, mendengar suara Adara yang berbeda.
"Lo abis nangis ya Ra?" Tanya Mala.
"Ahh eng-engga Cha, emang nya kenapa?" Tanya adara
"Suara lu kek abis nangis Ra, lo ada masalah? Kalau ada masalah cerita sama gue aja, gue siap kok jadi pendengar yang baik buat lo, lagian kita udah kenal lama, jadi lo ga boleh sembunyiin apa pun dari gue" ucap Mala.
"Engga kok mal gua gapapa, oiya lo nelfon gue kenapa?" Ucap adara mengalihkan pembicaraan
"Lo sibuk ga? Gue bosen banget dirumah, kak Kevin belum pulang, lo bisa main kesini ga? Ajak Pipit sama Vio sekalian" ucap Mala.
"Emm kek nya gua ga bisa deh mal, gua lagi ada acara" ucap Adara.
"Emm yaudah deh Ra, gue telfon Adel aja kalau gitu" timpal Mala
"Eh mal, tadi Pipit bilang sama gua, kalau dia mau jemput nyokap bokap nya di bandara" ucap adara.
"Hah? Demi apa? Bokap sama nyokap Pipit pulang?" Heboh Mala, lantaran ayah dan bunda Pipit paling susah untuk bertemu dengan Pipit, mereka hanya mementingkan pekerjaan mereka.
"Ah iya mal, emm gue matiin dulu ya gue buru buru" ucap adara dan langsung mematika telfon secara sepihak.
"Ehh, kok langsung dimatiin sih, ga biasanya Adara seperti ini, apa adara lagi nyembunyiin sesuatu ya dari gue?" Batin Mala
"Mending gue tanya Vio aja deh" ucap nya dan beralih menghubungi vuo.
"Gimana dong? Mala nelfon gua" ucap adara panik.
"Apa kita kasi tahu aja Ra? Gue takut Mala ngerasa ga di anggap disini" ucap vio.
"Emm yaudah deh vi, kita kasi tahu aja" ucap Adara.
"Ehhh kebetulan Mala nelfon gue nih" ucap Vio.
"Iya hallo mal" ucap vio
"Hallo vi, lo sibuk ga?" Tanya Mala dari seberang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden Rakha Dhaneswara // TAMAT (REVISI)
Ficção Adolescentedipertemukan secara tidak sengaja di koridor sekolah. "Aduhhh" ringisnya saat jatuh di lantai. Rakha hanya memandang gadis itu menampilkan raut wajah tanpa ekspresi. "Kalau jalan liat liat dong, buta lo?" Teriak gadis itu di depan Rakha. Rakha yang...