"BENER BENER GA ADA ΚΑΡΟΚ ΚΑΡΟK NYA KALIAN YAA, BAPAK NYURUH KALIAN BERSIHIN LAPANGAN BUKAN NYA MALAH GOSIP DISINI!!! HUKUMAN KALIAN SAYA TAMВАН, BERSIHKAN TOILET SEKOLAH BESERTA PERPUSTAKAAN SELAMA SATU MINGGU". Titah pak Jarwo tak terbantahkan, pak Jarwo benar benar dibuat pusing dengan kelakuan siswa siswanya akhir akhir ini.
"Mampuss". Batin mereka.
"Sayang enak ga?". Tanya Luna menyuapi Dika dengan bekal buatan nya.
"Enak sayang, kamu yang masak?". Tanya Dika sembari mengusap lembut rambut panjang Luna.
"Iyaa aku bangun subuh tahu, buat masakin kamu bekal". Jawab Luna dan kembali menyuapi Dika.
"Yang bucin mah beda". Goda Gibran datang menghampiri mereka berdua yang asik suap suapan.
"Hooh mana ga bagi bagi lagi". Tambah Irsyad sembari melirik ke arah bekal yang dimakan oleh Dika.
"A'aa Gibran sama a'aa Gaby aja, biar a'aa yang masakin". Celetuk Irsyad membuat Gibran bergidik ngeri, sepertinya sahabat miringnya ini lupa minum obat.
"Najiss, lo jangan kek gitu lah syad ngeri gua liat elu"
"Kok a'aa gitu sihh, aku kan mau masakin a'a". Balas Irsyad terus menggoda Gibran, membuat Gibran kesal sudah menjadi makanan sehari hari Abi.
"STOPPP Opet, jijik guaaa Babi". Maki Gibran membekap mulut Irsyad, sahabatnya satu ini memanglah sangat menyebalkan.
"Tangan lo bau taii, monyet". Kesal Abi menepis tangan Gibran.
"Hhe gua abis berak sih". Balas Gibran cengengesan, Irsyad yang mendengar itu langsung melotot, pantas saja tangan Gibran sangat bau.
"Monyet loo, pantes aja bau tai, lo ga nyuci tangan ya Su?"
"Kaga hhe, harum kan?"
"Bapak lo harum, bau tai bangkek gitu, sana lo cuci tangan"
"Ekhmm". Dehm Dika membuat mereka berdua langsung mengalihkan atensi ke arah Dika, sepertinya Dika merasa terganggu dengan kehadiran mereka berdua yang begitu mengganggu.
"Hhe maap, gua lupa kalau lo lagi makan, ga bagi bagi sih". Ujar Abi menggaruk leher nya yang tak gatal, Gibran pun sama ia hanya bisa menggaruk lehernya yang tak gatal.
"Kalian mau juga?". Tanya Luna ke arah mereka bertiga,
"Mau dong Lun". jawab Abi bersemangat.
"Yaudah besok aku buatin, buat kalian juga ya?"
"Gaa!!! jangan buatin mereka bekal, buat aku aja". Tolak Dika mentah mentah, ia tak ingin Luna membuat bekal untuk sahabatnya, memangnya mereka punya hak apa hingga kekasihnya membuat bekal untuk mereka?.
"Ahh iya iya, hhe bercanda Lun, buat onoh aja kita bisa makan di kantin kok hhe". Tak ingin mengambil resiko Abi langsung angkat bicara, bisa berabe jika ia terus meminta Luna membuat bekal untuknya.
"Boss, lu ga niat nyari pacar juga gitu? Si Dika aja punya, masa boss kita kaga". Tanya Irsyad saat melihat Rakha datang menghampiri mereka.
Rakha hanya mengangkat bahu nya acuh, tak tertarik dengan arah pertanyaan Irsyad.
"Yaelahh sad dah tahu boss kita gimana, mana mau diaa sama cewe, deket aja kaga, gua jadi ngeri sih boss normal apa kaga ya". Bisik Abi ditelinga Gibran namun masih bisa didengar oleh Rakha.
"Hhe maap boss, bercanda". Ucap Abi cengengesan saat mendapat pelototan dari Rakha.
"Mampuss lu Bi, di buang ke laut baru tahu rasa lo". Ledek Gibran mendapatkan plototan dari Abi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raden Rakha Dhaneswara // TAMAT (REVISI)
Ficção Adolescentedipertemukan secara tidak sengaja di koridor sekolah. "Aduhhh" ringisnya saat jatuh di lantai. Rakha hanya memandang gadis itu menampilkan raut wajah tanpa ekspresi. "Kalau jalan liat liat dong, buta lo?" Teriak gadis itu di depan Rakha. Rakha yang...