🐻 Chapter 14🦊

345 31 0
                                    

Cw // Kiss

Haze keluar dari kamar mandi, dengan keadaan rambut basahnya, ia mengambil ponselnya dan melihat notifikasi dari Gavriel, senyum manis Haze terpatri.

Haze langsung menyiapkan keperluan  sekolahnya, lalu keluar dari kamarnya. Sedikit berlari dan wajah Haze berseri pagi itu, Mama dan Papanya terkejut dengan Haze.

"Sayang sarapan dulu."

"Nanti aja mah."

"Dek, berangkat sama siapa??"

"Gavriel, adek berangkat yaa."

Haze keluar dari rumahnya tanpa sarapan dari Mamanya. Haze lebih excited untuk bertemu dengan Gavriel.

Gavriel melihat Haze berlari kearahnya, Haze tersenyum sumringah karena benar Gavriel menunggunya.

Haze membuka pintu mobil, Gavriel melihat rambut setengah basah Haze belum sepenuhnya kering. Lalu ia naik dan menutup pintu mobilnya. Dery nafas Haze terdengar ke telinga Gavriel.

"Kenapa lari?? Gue ga akan kemana-mana."

Tiba-tiba Haze memeluk Gavriel, sungguh aneh dengan sikap Haze pagi ini. Haze pun bergerak dari kursinya dan pindah untuk duduk di pangkuan Gavriel.

Gavriel mengerutkan keningnya, Gavriel melihat setiap ekspresi Haze sebelum memeluknya. Ada apa dengan sikap Haze?? Hanya Haze dan Tuhan yang tau.

Haze memeluk Gavriel lagi, Gavriel bisa merasakan detak jantung Haze berdebar sangat kencang, mungkin karena efek lari.

"Haze, Lo ga salah makan kan?? Aneh banget tiba-tiba semanja ini??"

Haze tak bergerak dari pelukannya, Gavriel mengambil handuk kecil di laci kecil mobilnya, Gavriel menaruh handuk sambil mengeringkan rambut Haze karena Gavriel takut Haze bisa sakit karena cuaca Indonesia panas dan Haze suka dengan AC.

"Masih mau pelukan??"

Tangan besar Gavriel berada di punggung Haze, dengan wangi alami Gavriel membuat Haze sangat tenang.

"5 detik lagi yaa Mas."

Gavriel lupa kalau Haze mulai memanggilnya "Mas". Detak jantung Gavriel bisa Haze rasakan, Haze tersenyum didalam pelukan Gavriel.

Haze melepaskan pelukannya dan melihat wajah Gavriel lamat-lamat, mata Haze pun turun ke bibir tebal Gavriel, Gavriel smirk sambil tersenyum menang.

"Kalo mau cium, cium aja jangan liatin terus bibir gue."

Haze turun dari pangkuannya, Haze hanya mempermainkan hormon Gavriel saja.

"Siapa juga yang mau cium, udah yukk berangkat."

Sifat tsundere Haze terlihat disana.

"Udah sarapan belum dek??

Lirikan Haze menusuk Gavriel, bisa-bisanya ia Gavriel memanggilnya Adek??

"Gue bisa liatnya side eyesnya, lagian lucu juga Lo di panggil dek. Sepasang kan Mas - Adek."

Gavriel senyam-senyum sendiri, panggilan itu tidak buruk, tapi membuat jantungnya terjun bebas terjungkal.

"Boleh kan??"

Haze diam, mungkin berfikir mungkin cuek.

"Ga."

"Kalo sayang??"

Sengatan apa lagi ini?? Tiba-tiba panggil sayang?? Haze sangat kaget, wajahnya membeku, semburat merah di pipi Haze tidak bisa membuatnya berbohong.

Forbidden Love or Fate Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang