🐻Chapter 49🦊

364 46 31
                                    

Flashback on

Malam hari di hari ke-50 setelah Gavriel dikabarkan koma, kabar baik itu terdengar dari dokternya sendiri. Tepat pukul 21.00 sebelum pulang, dokter sangat terkejut saat netranya melihat Gavriel membuka matanya. Matanya masih terlihat kosong karena efek koma yang cukup lama yaitu 1.5 bulan. Dokter segera memeriksa Gavriel dari jantungnya dan semua organ dalam. Mukjizat itu memang ada, keajaiban tangan Tuhan telah sampai pada Gavriel. Mungkin salahsatunya berkat doa Haze yang setiap malam berdoa untuknya.

Kebetulan, malam itu Haze tidak menginap karena ada meeting sampai malam dengan staff dan owner pasca event di Jerman beberapa bulan lalu. Padahal, jika Haze tau Gavriel sudah sadar, Haze orang pertama yang akan berteriak kencang dan lompat kegirangan.

Dokter mencoba merangsang indra pendengaran Gavriel dengan berbicara dengannya tanpa jarak yang dekat.

"Sodara Gavriel, kamu sudah sadar??"

Masih belum ada respon, dokter mencoba sampai dengan 3x setelah itu, Gavriel menatap kearah dokter dan merespon dengan kedipan mata. Dokter terlihat sangat senang, ternyata ia berhasil menangani pasiennya. Dokter bisa pulang dengan hati yang lega.

Keesokan harinya, giliran suster yang kaget dengan Gavriel yang sudah membuka matanya sejak pagi tadi. Lagi-lagi belum ada respon apa-apa selain kedipan matanya. Setiap hari sampai tepat di hari ke-60 yaitu 2 bulan Gavriel berada di rumah sakit.

Kini Gavriel bisa sedikit demi sedikit menggerakkan jarinya, sendinya kaku akibat terlalu lama ia koma dan berbaring di atas kasur. Gavriel pun bisa berbicara walaupun terbata-bata dan suaranya sangat kecil.

Dokter memeriksa kondisinya malam itu, Haze sedang di dalam kamar mandi. Lalu Gavriel mengisyaratkan untuk dokter membisikkan apa yang ia ingin katakan.

"Dok, ja–ngan be–ri ta–hu Ha–ze ka–lau sa–ya si–u–man."

Mata Gavriel memohon kepada dokter, ia ingin tahu sebesar apa cinta Haze kepadanya.

Saat Haze melihat tangan Gavriel bergerak, dan ia segera memanggil dokter dan dokter justru menyuruh Haze istirahat padahal Gavriel benar-benar menggerakkan jarinya. Gavriel ingin tertawa namun kasian kepada kekasihnya.

Saat Haze berbicara dengannya, menceritakan semua keluh kesahnya selama ini dan menyuruhnya berkali-kali untuk cepat siuman karena rindu dengan semua aktivitas yang mereka lakukan selama pacaran membuatnya tertegun dan menyadari bahwa cinta Haze kepadanya sangat besar.

Marah, amarah, serta benci Haze hanyalah omong kosong belaka. Ia hanya gengsi untuk mengatakan jika ia sangat mencintai Gavriel. Saat tangannya berkali-kali menyentuh pipi tembemnya, jantung Gavriel berdebar. Ia rindu mengusap kedua pipi tembemnya.

Sampai disaat Gavriel ingin menguji Haze dengan memberitahu suster untuk menghubungi keluarga besarnya. Gavriel ingin mengetahui apa yang akan Haze lakukan jika keluarga besarnya termasuk Luna datang menjenguknya, dan Bingo!!
Gavriel mendengar dengan jelas suara emosi Haze saat bertengkar dengan Luna, saat Haze membela dirinya untuk mempertahankan hubungan dengannya membuat egonya sangat kenyang dibuatnya.

Flashback off

Haze kembali masuk kedalam ruangan Gavriel yang penuh dengan keluarganya. Dengan santai Haze berjalan menuju kamar mandi karena emosinya naik saat berbicara dengan kakaknya. Gerak gerik Haze di perhatikan oleh keluarga besar Gavriel.

Setelah itu, Haze kembali keluar dan duduk di sebelah kiri Gavriel. Kebetulan keluarga besar Gavriel duduk di sebelah kanan. Haze menatap Gavriel sambil menggenggam tangannya seolah tidak perduli dan tidak menganggap orang-orang yang berada disana yang sedang memperhatikan setiap gerak gerik Haze. Luna kembali masuk ke ruangan itu setelah menenangkan dirinya.

Forbidden Love or Fate Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang