🐻 Chapter 21🦊

388 25 1
                                    

TW // slight 🔞 kiss

Pagi yang cerah, terik matahari masuk melalui celah-celah jendela apartemen milik Gavriel. Haze membuka matanya, memandang langit-langit kamar sambil mengumpulkan nyawanya. Sembari menunggu nyawanya terkumpul, senyumannya terpatri saat memori kegiatan panas semalam muncul tiba-tiba.

Ponsel yang ia genggam setelah membuka matanya dan meng-update status di akun rent-nya membuatnya cengengesan tidak percaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ponsel yang ia genggam setelah membuka matanya dan meng-update status di akun rent-nya membuatnya cengengesan tidak percaya.

Haze berguling-guling diatas kasurnya, sambil terus mengeluarkan ingatannya saat belaian lembut tangan besar Gavriel, ciuman panas serta penis besar menggasak lubangnya berkali-kali membuatnya kembali gila. Ia pun sadar saat ia berguling, bagian bawahnya masih sakit, namun tetap membuatnya cengengesan sambil memukul-mukul seprainya berkali-kali.

Ia melihat di sekeliling kasur dan kamar itu tidak ada Gavriel disana. Kenapa dia sepagi ini tidak ada dikamar?? Haze mengirim pesan kepada Gavriel karena ia masih merasakan sakit dibagian bawah tubuhnya.

 Kenapa dia sepagi ini tidak ada dikamar?? Haze mengirim pesan kepada Gavriel karena ia masih merasakan sakit dibagian bawah tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidak mungkin Gavriel meninggalkan Haze, sedangkan Gavriel sendiri sedang masak di dapur. Semakin dekat hubungan mereka, semakin tidak ingin Haze berjauhan dengan Gavriel. Mereka hanya mempunyai waktu 5 hari sebelum berpisah Jakarta - Jerman selama 3 bulan. Membayangkannya saja membuat Haze menggeleng kepalanya dengan cepat.

Sedangkan di dapur, Gavriel memasak sarapan untuk mereka berdua. Senyuman manis terlihat di balik tubuh kekar menghadap dapurnya. Gavriel makin senang dan gemas ketika Haze semakin manja kepadanya, ia berhasil membuat Haze takluk, sukses besar.

Setelah makanan siap, Gavriel menata meja makan lalu berjalan menuju kamar menjemput sang pujaan hatinya.

Suara pintu terdengar, pemandangan pertama kali yang Gavriel lihat adalah lengkungan bibir kebawah sambil rentangan tangan Haze meminta untuk masuk ke pelukannya. Gavriel senyum jahil kepadanya.

"Kenapa bibirnya melengkung ke bawah gitu?? Masih sakit??"

Gavriel tidak langsung memeluknya, ia sengaja memancing emosi Haze, seberapa sabarnya Haze setelah mulai menyukainya. Tangan Haze terasa pegal, ia turunkan kedua tangannya dan wajahnya berubah menjadi kucing galak lagi.

Forbidden Love or Fate Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang