Tanpa basa-basi, Gavriel menggendong Haze untuk pergi ke Rumah sakit karena Haze tidak bergerak sama sekali. Gavriel takut ada sesuatu yang terjadi padanya.
"Sayang, tolong bertahan. Mas berusaha membawa kamu ke rumah sakit yaa sayang."
Gavriel membawa Haze ke rumah sakit yang sama. Sampai rumah sakit, Haze di bawa dengan bed hospital dan masuk ke ruangan IGD. Gavriel panik, wajahnya terlihat cemas. Gavriel tidak bisa berbuat apa-apa kecuali berdoa kepada Tuhan.
Gavriel mengecek ponselnya dan ada telepon dari Papanya.
"Hallo Pah, Gavriel di rumah sakit nemenin Haze Pah."
"Haze kenapa Mas?? Kamu apain Haze???"
"Mas ga ngapa-ngapain Haze Pah, anu."
"Anu apa, ngomong sing jelas toh Mas??"
"Papa Ojo kaget yo."
"Opo??"
"Haze..."
"Haze?? Opo meneh Mas?? Lanjutin ngomong ko setitik setitik??"
"Haze hamil Pah."
Gavriel mendengar suara tawa lantang dari Papanya. Gavriel tidak bisa marah karena memang mustahil bagi orang awam seperti orangtua Gavriel mempercayai itu semua.
"Ojo guyon, Iki wis wengi Ning kene Mas."
"Aku ra guyon Pah, nanti aku kirim hasil testpack dama USG nya."
"Wes wes Papa pengen turu, semoga Papa bukan mimpi denger Haze hamil. Kamu nek turu istirahat Ojo sering begadang, dadi e ngawur. Mana ada Jalu biso hamil ngono loh. Ada-ada aja."
"Astaga, yaudah terserah Papa."
"Jagain Haze yaa Mas."
"Iya Pah. Salam buat Mama."
"Ok."
Sambungan teleponnya pun berhenti, Gavriel kembali mencemaskan Haze. Setelah 30 menit pemeriksaan Haze di alihkan ke kamar rawat inap. Gavriel masuk ke ruangan dokter.
"Bagaimana pemeriksaannya dok??"
"Pasien mengalami pendarahan karena embrio alias janin menempel pada dinding rahimnya dan itu hal yang normal. Saya sudah meng-USG juga keadaan janinnya baik. Kalau Haze mengalami sakit pada perutnya karena ia kaget dan kram pada perutnya bukan sesuatu yang fatal. Jadi kamu tenang aja. Semua akan baik-baik saja. Satu lagi, bilang sama pasien untuk sering minum air putih supaya tidak dehidrasi."
"Benar tidak terjadi hal yang serius yang membahayakan keduanya kan dok??"
"Iya, saya berani jamin."
"Huft, terimakasih dok."
"Sama-sama, dampingi pasien. Mungkin sekarang dia udah siuman dan cari kamu."
"Baik dok, saya kesana sekarang."
Gavriel keluar dari ruangan dokter dan bergegas menuju kamar si cantik. Sampai di kamar Haze, netra Gavriel menangkap sosok mungilnya itu sedang duduk menyender sambil menatap kearah jendela. Gavriel segera menghampiri Haze.
"Sayang."
"Mas."
Gavriel mengecup kening Haze dengan cukup lama hingga si cantik merasakan sedikit getaran dari tubuh sang dominant.
"Kenapa Mas?? Ada sesuatu yang terjadi dengan bayi kita?? Mas??"
Gavriel melepaskan kecupannya pada kening Haze dan menggenggam erat tangan Haze.

KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love or Fate Love ?
FanficDisclaimer : -BXB -ALL FICTION (jgn kebawa rl) -CW // TW // NSFW 🔞 -Fantasy -Harsh words -Ignore time stamp and typos -Photo by pinterest, twt, and more -Give me feedback (be wise reader) - jika ada kesamaan, kemiripan nama tokoh, cerita atau apapu...