🐻 Chapter 13 🦊

483 37 10
                                    

Cw // Kiss

Tepat pukul 17.00 sore, Haze keluar dari sekolah, ia duduk di kursi depan samping parkiran mobil.

Haze memeriksa ponselnya, tidak ada pesan dari Gavriel.

"Katanya mau jemput, seharusnya gue ga usah percaya sama dia."

Haze menghentak-hentakan kakinya kesal, lalu ia melihat ada seseorang berjalan ke arahnya. Haze seketika mendongakkan kepalanya.

"Hi, sorry lama."

Ya benar, Gavriel di depannya sambil tersenyum Pepsodent ciri khasnya. Haze masih kesel dengannya. Haze berdiri, berjalan melewatinya. Gavriel menahan tangannya.

"Apaan sih, lepas ga!!"

"Kenapa?? Marah sama gue?? Gue telat sebentar ko. Tadi ada urusan dulu di kantor."

"Gue ga kesel sama Lo. Gue cuma bodoh aja sama diri sendiri dengan mudahnya percaya sama orang."

"Orangnya gue kan?? Maaf yaa."

Haze diam, sebenarnya Gavriel hanya terlambat 10 menit dari jam keluar Haze, tapi ntah apa yang membuat Haze semarah itu.

Gavriel berbicara sambil menahan bahu Haze.

"Di maafin ga?? Makan dulu yuk, mungkin karena Lo laper jadi senggol bacok."

"Gue bacok beneran Lo!!!"

"Ngeri amat sih. Ywdh yukk, lagi BM apa hari ini??"

"Masuk ke mobil dulu, gerah."

Haze berjalan di depan Gavriel, sedangkan Gavriel berjalan sambil cekikikan dan menutup mulutnya supaya Haze tidak mendengarnya.

Sampai di mobil, seperti biasa Haze akan menghidupkan AC kemudian dia buka 3 kancing kemejanya dan menghadapkan tubuhnya ke depan AC.

"Jangan deket-deket nanti masuk angin."

Haze tidak perduli dengan perkataan Gavriel.

Mereka saling diam karena Haze juga diam, Gavriel sedang mengamati Haze dalam diam.

Setelah 10 menit diam di mobil, akhirnya Haze membuka mulutnya.

"Kita pulang aja."

"Serius?? Ga mau makan dulu??"

"Gue cape."

"Tapi Lo harus makan Haze."

"Gue ga laper!!!"

Krukuk krukuk

Perut Haze berbunyi, membuat Gavriel tertawa. Semu merah dari pipi Haze terlihat lucu seperti tomat.

"Ywdh giliran gue yang BM, gue ajak Lo yaa."

Haze masih malu, pandangannya hanya keluar mobil aja.

Tangan Haze di genggam oleh Gavriel, membuat si mungil kaget.

"Izinin gue pegang tangan Lo yaa. Gue juga cape hari ini mau charge dulu."

Dengan nada lembut Gavriel, Haze pun tidak jadi marah.

Gavriel mengeratkan genggaman tangannya, sesekali ia cium punggung tangan itu beberapa kali.

"Hangat."

Kata itu terlintas saat Gavriel mencium tangannya. Ribuan kupu-kupu kecil terbang di perutnya, Haze senang dalam diam.

Forbidden Love or Fate Love ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang