TW// Kiss
Gavriel terus melajukan mobilnya tanpa berhenti dan sampai pada tujuannya.
Mobilnya berhenti pada suatu tempat. Terlihat fancy, ternyata tempat tujuan Gavriel adalah restoran mewah.
Sampai di parkiran restoran mewah itu, Gavriel hendak keluar dari mobil namun Haze menahan tangannya.
"Kenapa Lo bawa gue kesini?? Lo ga bisa bawa gue ke pecel lele aja?? Ngapain ke restoran??"
"Loh, biasanya kalo orang mau makan enak di restoran?? Lebih fancy."
"Kagak, balik lagi. Gue ga mau makan di restoran, mending ke pecel lele. Gue pengen nasi uduk yang dijual di warung pecel lele."
Gavriel tertawa dengan selera Haze. Lahir di Jerman tidak menutup kemungkinan lidahnya sangat Indonesia.
"Di Jerman ada nasi uduk??"
"Ada, Mama sering bawa gue ke restoran Indonesia, dan mba Luna sering ngomongin nasi uduk yang di jual bareng sama pecel lele. Katanya enak dan worth it, Please I want it."
Dengan puppy-eyes Haze merayu Gavriel untuk memenuhi keinginannya. Haze sangat mirip seperti anak kucing, Haze terlihat gemas, saking terbawa suasana, Gavriel menarik tangan Haze dan mendekatkan wajahnya dengan wajah Haze.
Haze kaget dengan serangan hormon Gavriel yang tak kenal tempat. Haze memalingkan kepalanya namun Gavriel dengan cepat mengembalikan posisi semula.
Gavriel menatap manik mata indah Haze dengan jarak sangat dekat, tubuh Haze kaku karena tatapan tajam Gavriel.
Seperti mendapatkan sinyal bahaya, mata Gavriel turun menatap bibir plump Haze.
Ntah sihir apa yang Gavriel lakukan dengan mata itu, jantung Haze berdebar kencang, nafasnya memburu dan kedua matanya tertutup.
Pancingannya berhasil, Gavriel langsung melahap bibir itu dan menikmatinya. Lumatan dalam, merogoh isi mulut Haze dengan lidahnya.
Kedua tangan Haze melingkar di leher Gavriel, tangan kanan berada di leher Haze sedangkan tangan kiri berada di pinggangnya.
Oh, sungguh nikmat makanan pembuka mereka siang menjelang sore.
Bibir atas dan bawah Haze hampir bengkak karena sedikit gigitan dan lumatan Gavriel.
Sejak kapan Haze sangat menikmati permainan bibir Gavriel yang selalu membuat lupa daratan? Mungkin sejak ciuman pertama mereka di kamar waktu itu.
Haze kehilangan nafasnya, ia menyudahi ciuman itu, kedua Saliva mereka keluar dan menetes di sudut bawah bibir masing-masing. Haze dan Gavriel masih butuh penyesuaian, Haze selalu menikmati ciuman itu, bahkan hari ini jauh lebih nikmat di bandingkan terakhir bibir mereka bertemu.
"Bibir Lo agak bengkak."
"Gara-gara Lo."
Wajah mereka masih sangat dekat, masing-masing tidak ingin menjauhkan jaraknya.
"Sebelumnya Lo udah pernah ciuman??
Tiba-tiba Gavriel menanyakan pertanyaan konyol yang membuat mata Haze berputar malas.
"Lo orang pertama yang ambil ciuman pertama gue."
"Lo yakin??"
"Emang gue senakal itu bisa ciuman sembarang orang??"
"Berarti gue cowok beruntung yang dapetin ciuman pertama Lo?"
"Pastilah, gue seberharga itu dimata keluarga gue."

KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Love or Fate Love ?
FanfictionDisclaimer : -BXB -ALL FICTION (jgn kebawa rl) -CW // TW // NSFW 🔞 -Fantasy -Harsh words -Ignore time stamp and typos -Photo by pinterest, twt, and more -Give me feedback (be wise reader) - jika ada kesamaan, kemiripan nama tokoh, cerita atau apapu...