CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
Galen berbaring di ranjang apartemen mewah itu, tubuhnya masih terasa berat dengan sisa kelelahan yang melanda. Di sampingnya, Kimberly dengan nyaman menyandarkan kepala di lengan kekarnya, jemari Galen tanpa sadar menyisir rambut pirang wanita itu. Di luar, hujan deras dan angin mengguncang jendela besar, menciptakan suasana dingin yang kontras dengan hawa panas yang baru saja mereka ciptakan bersama.
"Kenapa Anda tidak menceraikan istrimu saja, jika hubungan kalian hanya sekadar kebutuhan seksual?" tanyanya, nada suaranya terdengar percaya diri, bahkan sedikit provokatif.
Galen tak langsung menjawab, hanya menatap lurus ke arah jendela besar yang dibasahi hujan. Pemandangan lampu-lampu kota yang membias di kaca seakan menjadi metafora untuk pikirannya yang kusut, terpecah antara kenyataan dan emosi yang ia coba hindari.
"Bukankah itu hanya membuang waktu?" Kimberly menekankan lagi, mencoba menarik perhatian Galen lebih dalam, matanya berbinar dengan harapan.
Galen menghela napas dalam, namun tetap diam saat pikirannya melayang jauh. Di satu sisi, ada perasaan bersalah yang tak pernah hilang saat mengingat Ainsley, perasaan yang membuatnya terus bertahan dalam hubungan yang terpecah.
Setiap kali dia mencoba menjauh, rasa bersalah itu menariknya kembali. Tapi di sisi lain, di ruangan ini bersama Kimberly, dia merasa bebas, jauh dari ikatan yang selama ini mengekang jiwanya. Meski kebebasan itu juga tak sepenuhnya nyata.
"Ini bukan soal sesederhana itu," akhirnya Galen bergumam, suaranya terdengar berat dan penuh beban.
Kimberly menegakkan tubuhnya sedikit, menatap wajah Galen dengan tatapan penasaran. "Lalu soal apa? Kalau dia hanya masa lalu yang tak berarti lagi, kenapa Anda masih bertahan?"
Galen terdiam sejenak, mencoba merangkai jawabannya. "Karena… ada hal-hal yang lebih dalam dari sekadar hubungan fisik," ucapnya akhirnya. "Dan beberapa luka, tak mudah sembuh meski terlihat sederhana dari luar."
Kimberly menatap Galen, matanya penuh rasa penasaran. "Jadi, itu artinya Anda masih mencintainya?" tanyanya, suaranya lembut namun mengandung rasa ingin tahu yang tajam, mencoba menelusuri sesuatu yang tersembunyi di dalam pria itu.
Galen menunduk sedikit, pandangannya turun ke arah wajah Kimberly yang menunggu jawaban, namun pikirannya jauh. Di benaknya, Ainsley hadir seperti bayangan samar, bayangan yang terus menghantui setiap langkahnya.
"Apa hal itu bisa disebut cinta?" ucap Galen, suaranya rendah, seakan berbicara pada dirinya sendiri daripada menjawab pertanyaan Kimberly.
Kimberly mengerutkan kening, tidak mengerti arah pemikirannya. "Bagaimana maksudmu?" desaknya, menatap pria itu dengan intens. "Jika Anda terus memikirkannya, jika Anda tak bisa melepaskannya, bukankah itu artinya masih ada cinta?"
Galen menghela napas panjang, suara hujan di luar seolah menggema di pikirannya, mempertegas kekosongan yang ia rasakan. "Cinta seharusnya membuat seseorang bahagia, bukan?" jawabnya pelan.
"Tapi kalau setiap kali aku melihatnya, aku hanya merasakan kesalahan, rasa bersalah yang tak bisa kuhapus. Apakah itu masih bisa disebut cinta?"
Kimberly terdiam, sedikit terkejut dengan jawaban yang ia dapatkan. Selama ini, ia berpikir Galen hanya terjebak dalam hubungan tanpa arti, namun ternyata ada sesuatu yang lebih dalam.
"Lalu, kenapa kau bertahan? Kalau kau merasa seperti itu, kenapa tidak melepaskannya?" bisiknya pelan, seakan takut kata-katanya mengganggu momen introspeksi Galen.
KAMU SEDANG MEMBACA
FADED DESIRE
Romance[Mature 18+]‼️ Galen, seorang pengusaha sukses yang kaya dan berkuasa, bertemu kembali dengan Ainsley, mantan kekasihnya di tempat yang mengejutkan, sebuah rumah pelacuran. Di masa lalu, mereka adalah pasangan yang saling mencintai, tetapi cinta me...