Chapter 35

15.7K 559 16
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!

Jangan lupa untuk selalu tekan vote dan ramaikan komentarnya ya🫶🏻

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Chicago, Illinois, USA.

Mereka bilang cinta sejati bukan hanya tentang kebahagiaan, melainkan tentang pengorbanan. Tapi pengorbanan apa? Perasaan, uang, atau kekuasaan?

Apa yang sesungguhnya harus dikorbankan oleh Ainsley dan Galen untuk mempertahankan cinta mereka? Namun pada akhirnya, bukan hal-hal materi yang menjadi penghalang, melainkan ego mereka sendiri. Ego yang menumpuk hingga tak menyisakan ruang untuk kasih sayang yang tulus.

"Dimana kau akan tinggal setelah bercerai?" tanya Marvel, memecah keheningan.

Mereka duduk di sebuah bangku kayu di tepi danau yang tenang. Sinar matahari yang lembut menyentuh riak air, menciptakan pemandangan yang indah tapi tak mampu mengusir pikiran gelap di kepala Ainsley.

Ainsley terdiam sejenak, matanya menatap jauh ke danau, memikirkan pertanyaan yang menghantui pikirannya selama berminggu-minggu.

"Mungkin... aku akan menyewa tempat," jawabnya ragu. Dia sendiri tak yakin apa yang akan terjadi setelah semuanya berakhir.

Marvel mengangguk pelan, matanya menyipit saat menatap ke depan. "Bagaimana kalau kau tinggal di salah satu apartemenku untuk sementara? Ada beberapa yang kosong, atau kau bisa tinggal di salah satu rumahku yang jarang ditempati. Setidaknya sampai kau menemukan tempat yang lebih baik."

Ainsley menoleh, menatap Marvel dengan tatapan bingung. "Apa pacarmu tidak akan marah?" tanyanya.

Marvel tertawa kecil, suaranya ringan namun penuh pengertian. "Hena tahu kondisimu, Ainsley. Dia wanita yang pengertian, dan dia tidak akan mempermasalahkan hal itu."

Ainsley mengangguk samar. Memang benar, Marvel sudah memiliki seseorang. Dua minggu yang lalu, dia memperkenalkan Ainsley kepada Hena, seorang penulis komik yang terlihat begitu hangat dan penuh antusiasme.

"Ngomong-ngomong soal Hena," lanjut Marvel dengan senyum di wajahnya. "Dia memintaku mengajakmu siang ini untuk fitting baju pengantin. Dia ingin mendengar pendapatmu."

Ainsley mengerutkan kening. "Kenapa aku?"

Marvel tersenyum lebar. "Kau tahu Hena tak punya banyak teman dekat. Sejak bertemu denganmu, dia langsung suka dan memanggilmu kakak. Dia ingin kau yang menilai bajunya. Apa kau bersedia?"

Ainsley tertawa kecil, mengingat betapa hangatnya sambutan Hena saat pertama kali mereka bertemu. Wanita muda itu, yang hanya dua tahun lebih muda darinya, langsung memperlakukannya seperti saudara. Tanpa ragu, dia memanggil Ainsley 'kakak' dan mengajaknya bersahabat.

"Baiklah," jawab Ainsley akhirnya, dengan senyum lembut di wajahnya. "Aku akan ikut."

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Hari demi hari berlalu, dan kesibukan Galen kian menumpuk. Ia sepenuhnya menenggelamkan dirinya dalam pekerjaan, dari pagi hingga larut malam, tanpa henti. Pekerjaan menjadi pelariannya, pengalih perhatian dari kekosongan yang mulai menggerogoti hatinya.

Di sebuah restoran eksklusif di pusat kota, Galen tengah duduk menikmati makan siang bersama salah satu mitra bisnisnya, Julian Martial, seorang pengusaha ternama yang juga punya reputasi besar. Meja mereka dipenuhi hidangan mewah, namun perhatian mereka lebih terfokus pada diskusi penting tentang masa depan bisnis.

FADED DESIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang