Chapter 18

17.5K 614 1
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!

Maaf sekali, updatenya kemalaman🥹
Jangan lupa tinggalkan vote dan komen kalian ya, jika bisa follow akun wattpad author juga🙆🏻‍♀️🖤

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Ketika bibir Marvel nyaris menyentuhnya, Ainsley mundur perlahan. Ia menunduk, mengalihkan tatapannya ke pasir yang dingin di bawah kakinya.

"Maaf, tapi ini tidak seharusnya terjadi," ucapnya dengan suara bergetar. Rasa bersalah menyeruak di dalam dadanya, tak mampu menatap Marvel di hadapannya.

Marvel tersenyum kecil, tapi itu bukan senyum bahagia. Ia mengusap rambutnya ke belakang dengan gerakan pelan, mencoba menutupi kegundahan yang semakin jelas.

"Tidak, Ainsley, aku yang harus minta maaf," ucapnya penuh penyesalan. "Aku yang lancang."

Angin laut membawa keheningan, hanya suara deburan ombak yang terus bergulung di kejauhan, mengisi kesunyian yang menekan di antara mereka. Suasana itu seakan memaksa mereka untuk mengakui hal-hal yang tak pernah terucap selama ini.

Marvel akhirnya memecah keheningan, nadanya lebih lembut namun penuh dengan kegetiran. "Tapi, Ainsley... kau sungguh akan terus bersamanya?"

Ainsley mendongak, matanya bertemu dengan tatapan penuh harapan dari Marvel. Anggukan kecil keluar darinya, seolah ia harus meyakinkan dirinya sendiri. "Um."

"Meski kau tidak bahagia dengannya?" desak Marvel, suaranya mulai kehilangan kendali, seakan tak mampu lagi menahan emosi.

Ainsley mengangguk lagi, kali ini lebih tegas, meski hatinya terasa terbelah. "Aku mencintainya."

Marvel menatapnya dengan penuh frustrasi. "Meski dia tidak membalas cintamu? Meski dia memperlakukanmu dengan begitu dingin? Kau tidak menyesal, Ainsley? Memberikan seluruh hatimu pada pria yang bahkan tidak melihat nilaimu?"

Ainsley menghela napas panjang, hatinya berat, tapi ia tetap berdiri tegak dalam keputusannya. "Aku tidak pernah menyesal memberikan cintaku padanya," jawabnya pelan tapi penuh keyakinan. "Aku hanya gagal membuatnya sadar akan apa yang ia miliki."

Kata-kata itu menggantung di udara, dan di antara mereka, hanya suara laut yang seakan memahami perasaan mendalam yang tak bisa sepenuhnya diungkapkan.

Jawaban itu membuatnya Marvel sadar bahwa cinta Ainsley kepada Galen lebih dalam dari apa yang ia bayangkan, meski ia sendiri mungkin takkan pernah bisa memahaminya.

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Malam itu, sekitar pukul 7 Ainsley baru saja pulang ke rumah. Langkah kakinya menggema di lorong, namun rumah itu tetap hening, seperti sebuah museum megah yang ditinggalkan penghuninya. Seperti biasa, rumah itu sunyi. Hanya ada suara langkah kaki pelayan yang samar-samar terdengar dari kejauhan. Tidak ada kehidupan yang terasa.

Saat melangkah menuju dapur, Ainsley mendapati dua pelayan tengah sibuk merapikan peralatan makan. Ia menghentikan langkahnya sejenak, membuat kedua pelayan itu sedikit tersentak kaget. Sebuah kebiasaan, yang menjadi ciri khasnya—berjalan tenang tanpa menimbulkan suara, kecuali ia menggunakan sepatu hak.

"Apakah Tuan kalian belum pulang?" tanyanya dengan nada datar.

Kedua pelayan itu saling berpandangan sebelum salah satunya menjawab, "Belum, Nyonya. Tuan hanya mampir sebentar tadi sore, lalu pergi lagi."

Ainsley hanya mengangguk pelan. Sudah hampir empat hari sejak ia terakhir kali melihat Galen. Tidak ada pesan, tidak ada kabar, hanya keheningan yang tersisa.

FADED DESIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang