Chapter 20

18.8K 627 2
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!


Part ini agak pendek, jadi mohon dibacanya pelan saja ya 🥰

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Bukan tanpa alasan Galen menghindari rumahnya sendiri. Setiap kali matanya bertemu dengan Ainsley, rasa bersalah yang menghantamnya seolah memukul lebih keras dari sebelumnya. Ada luka yang belum sembuh di antara mereka dan entah kenapa, setiap senyuman Ainsley ketika bersama Marvel hanya memperburuk rasa sakit itu.

Mungkin... mungkin Ainsley memang tidak seharusnya bersamanya. Jika ia melepaskan Ainsley, apakah wanita itu akan menemukan kebahagiaan yang selama ini tampak hilang? Mungkin Galen bisa melihat senyum ceria yang dulu selalu menghangatkan hari-harinya, walaupun senyum itu ditujukan untuk pria lain.

Lamunan Galen terpecah oleh suara lembut Kimberly, sekretarisnya. "Pak... Pak Galen?"

Galen mengerjap, berusaha memfokuskan pikirannya kembali pada ruangan di depannya. "Ada apa?" jawabnya dingin, mencoba menyembunyikan kekacauan batinnya.

Kimberly tersenyum tipis, lalu menyelipkan rambut di belakang telinga dengan gerakan halus yang disengaja.

"Ini dokumen yang tadi Anda minta," ucapnya sambil menyodorkan dua map biru muda.

Galen hanya mengangguk tanpa berkata apa-apa, mengambil map tersebut tanpa banyak basa-basi. Tangannya merasakan dinginnya kertas, tapi pikirannya tetap berkecamuk di tempat lain.

Melihat raut wajah bosnya yang kosong, Kimberly mendekatkan diri sedikit, berusaha menarik perhatian.

"Anda terlihat banyak pikiran akhir-akhir ini, Pak," katanya, suaranya terbungkus manis dengan nada perhatian yang sedikit lebih dari sekadar profesional.

Galen hanya meliriknya sekilas, terlalu lelah untuk memberikan respons. Ada terlalu banyak hal yang ia simpan di dalam hatinya, terlalu banyak beban yang tak bisa ia bagi begitu saja.

Kimberly tersenyum lebih lebar, mendekatkan dirinya tanpa ragu. "Jika Anda butuh seseorang untuk mendengarkan atau sekedar tempat untuk bercerita, Anda bisa menemui saya, Pak. Saya selalu siap," katanya dengan nada yang lembut.

Galen tak langsung merespons, matanya masih terpaku pada map di tangannya, seolah mencari jawaban di antara baris-baris teks di dalamnya. Namun, pikirannya jauh melayang, berperang dengan rasa bersalah, rindu yang tak terungkap, dan kemarahan pada dirinya sendiri.

Hingga akhirnya, dengan suara yang rendah yang serak, Galen bertanya, "Kau sibuk malam ini?"

Senyum Kimberly merekah seperti bunga yang baru mekar di musim semi. Kata-kata itu adalah yang selama ini ia tunggu-tunggu.

"Untuk Anda, Pak, saya tidak pernah sibuk," jawabnya dengan nada lembut, penuh antusiasme yang tak bisa disembunyikan.

Galen hanya mengangguk samar. Tanpa banyak bicara, tangannya meraih ponsel di meja, jemarinya dengan cepat mengetik pesan singkat. Beberapa detik kemudian, ponsel Kimberly bergetar, sebuah pesan masuk.

Kimberly melirik layarnya, dan senyumnya semakin lebar saat membaca isi pesan tersebut. Dia merasa menang, selangkah lebih dekat dengan tujuannya.

"Temui aku di sana," ucap Galen tanpa menoleh, suaranya terdengar datar, namun instruktif. Kalimat itu cukup membuat jantung Kimberly berdegup kencang.

Ini adalah kesempatan yang ia tunggu, momen di mana ia bisa mengisi kekosongan yang mungkin Ainsley tinggalkan di hati Galen. Tapi, yang Kimberly tidak tahu, di balik dinginnya suara Galen, pria itu berusaha keras menenangkan badai emosional yang berkecamuk di dalam dirinya, sebuah badai yang tidak akan mudah diredakan, tidak oleh siapa pun.

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Ainsley terus melangkah bolak-balik di ruang tengah, gemuruh badai dan hujan deras terdengar jelas dari luar. Waktu sudah menunjukkan pukul dua dini hari, namun matanya masih terbuka lebar, pikirannya kacau.

Ada sesuatu yang bergejolak dalam dirinya, rasa rindu yang tak bisa ia tolak. Ia merindukan Galen — suaminya, pria yang selama ini tak pernah benar-benar ia anggap sebagai pasangan dalam artian yang sesungguhnya. Tapi, malam ini, kerinduannya terasa begitu mendalam, menghantui tiap helaan napasnya.

Sejak kapan dia menjadi seperti ini? Menginginkan kehadiran Galen seintens ini? Selama pernikahan mereka, Ainsley selalu merasa jauh, terjebak dalam hubungan yang hanya diisi oleh kesepian. Tapi sekarang, setiap detik tanpa Galen terasa seperti siksa.

"Nyonya, Anda belum tidur?" suara pelayan rumah memecah keheningan, menyadarkan Ainsley dari lamunannya.

Ainsley menoleh, pandangannya penuh kecemasan. "Apakah Tuan kalian tidak akan pulang malam ini juga?" tanyanya, suaranya bergetar halus, mencerminkan rasa kecewa yang ia coba sembunyikan.

Pelayan itu ragu sejenak, melihat ke arah wanita yang tampak rapuh di depannya. Ia tahu, sejak beberapa hari lalu, tepatnya setelah Ainsley pulang dari dokter kandungan, wanita itu semakin sering menunggu kepulangan Galen.

Sungguh ironis, saat kabar kehamilannya seharusnya menjadi momen bahagia, justru yang Ainsley rasakan hanya kesunyian dan kehampaan. Bayangan tentang kehadiran seorang anak yang dulu mereka impikan kini tampak jauh dari harapan.

"Sepertinya, karena badai di luar begitu besar, tuan mungkin tidak bisa pulang malam ini, Nyonya," pelayan itu menjawab lembut. "Beberapa jalan pasti ditutup."

Ainsley menelan rasa kecewa yang semakin dalam. Dia seharusnya tak peduli. Dia selalu berpikir bahwa dia bisa menghadapi ini semua sendiri, tanpa Galen. Namun kenyataannya, malam ini dia berharap lebih dari sebelumnya agar pintu utama rumah terbuka dan Galen muncul, basah kuyup oleh hujan, tapi hadir di sisinya.

"Baiklah," Ainsley menjawab pelan, suaranya hampir tak terdengar.

Pelayan itu tersenyum simpati, mendekati Ainsley dengan lembut. "Mari, Nyonya. Saya antar Anda ke kamar. Begadang tidak baik untuk ibu dan bayinya."

Ainsley mengangguk, tangannya perlahan menyentuh perutnya yang masih datar. Di balik badai di luar, ada badai lain di dalam dirinya, perasaan cinta yang dulu terkubur kini menggeliat, merayap kembali bersama kehadiran anak yang sedang ia kandung.

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Faded Desire
[17 September 2024]
-
-

Mau tau dong, gimana pandangan kalian sama setiap karakter yang ada di cerita ini. Semisal, Galen orangnya bajingan haha
Coba komen disini, pandangan kalian sama setiap karakter, atau hanya satu juga tidak apa-apa 🫶🏻

FADED DESIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang