Chapter 23

17.7K 610 2
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Manusia sering kali dikendalikan oleh ego, sebuah kekuatan yang begitu besar hingga dapat menutupi akal sehat. Galen adalah salah satu pria yang egoisnya selalu mendominasi, memenjarakan hatinya.

Setiap kali ia hendak berbicara dari hati, pikirannya yang keras dan logis langsung mengambil alih, mengubah setiap kata menjadi sesuatu yang dingin dan menyakitkan.

Kini, ia berdiri di hadapan Ainsley, perasaannya bergolak. Namun, bukannya mengizinkan dirinya untuk jujur, Galen membiarkan egonya bermain lagi. Matanya tertuju pada Ainsley, wanita yang pernah dicintainya, yang kini tengah mengandung anaknya. Hatinya tahu apa yang sebenarnya ia inginkan, tapi egonya merusak segalanya.

"Galen?" panggil wanita itu dengan nada penuh kebingungan, dahinya berkerut. Ia melihat kertas-kertas medis yang berserakan di lantai, hasil pemeriksaannya yang mengonfirmasi kehamilannya.

Galen melangkah maju, tangannya menggenggam erat hasil USG. Setiap langkahnya penuh ketegangan, dan saat ia berdiri di hadapan Ainsley, suaranya keluar, serak dan dingin.

"Anak siapa ini?" tanyanya tajam.

Dunia Ainsley seakan runtuh. Bagaimana bisa pria ini, suaminya sendiri, mempertanyakan hal yang begitu jelas? Dadanya terasa sesak, seolah seluruh napas terhenti di tenggorokannya.

"Kau sungguh mempertanyakan itu?" tanya Ainsley, suaranya bergetar antara kemarahan dan kesedihan.

Galen mengangkat hasil USG di hadapan wajahnya. "Bagaimana jika ini bukan anakku?" kata-katanya keluar seperti pisau yang menusuk dalam.

Air mata yang selama ini ditahannya akhirnya jatuh, membasahi pipinya yang memerah. Setiap kata Galen menghancurkan hatinya sedikit demi sedikit. Bagaimana bisa pria yang pernah begitu dekat dengannya sekarang menuduhnya seperti ini?

"Kau punya butuh bukti bahwa ini anakku?" tanya Galen lagi, seakan menuntut lebih.

Ainsley terdiam, bukan karena tidak tahu jawabannya, karena jelas anak itu adalah milik Galen. Tapi karena betapa dalamnya luka yang ia rasakan. Bagaimana bisa pria yang seharusnya menjadi pendukung terbesarnya kini menuduhnya melakukan hal yang paling ia benci?

Hanya Galen yang pernah menyentuhnya, hanya pria itu yang pernah berada di sisinya. Tuduhan ini, ketidakpercayaan ini, membuatnya seolah tak berdaya di hadapan suaminya sendiri.

Setiap detik berlalu seperti siksaan tanpa akhir. Ainsley merasakan kehancuran mendalam dari ketidakpercayaan suaminya yang menghantam langsung ke jiwanya. Kesakitan itu menyelimuti hatinya, menciptakan jurang yang semakin lebar di antara mereka.

"Apa kau benar-benar berpikir anak ini bukan milikmu?" suaranya bergetar, namun Ainsley mencoba sekuat tenaga mempertahankan ketegaran. Setiap kata yang diucapkannya seolah menusuk dirinya sendiri, namun ia tetap berdiri, meski hatinya porak-poranda.

Galen mendengus pelan, senyum sinis menghiasi wajahnya. "Dan bagaimana kalau ini anak dari teman lamamu?" katanya dingin, sindiran tajam mengarah langsung pada Marvel.

Ainsley tertegun, seakan ditampar oleh kenyataan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. "Kau menuduh aku mengandung anak Marvel?" suaranya meninggi, penuh kekecewaan.

"Sementara kau terus menghabiskan waktu dengan Kimberly?" Nada suara Ainsley menjadi lebih tegas, matanya memancarkan rasa sakit dan pengkhianatan.

Galen hanya mengangkat bahu dengan acuh. "Bukankah itu timbal balik yang seharusnya? Kau berhubungan dengan pria lain, dan aku... ya, aku hanya mengikuti jejakmu."

FADED DESIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang