CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!Jangan lupa untuk selalu tekan vote dan ramaikan komentarnya ya🫶🏻
ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
Galen dan Kaia duduk di atas bangku kayu taman yang mulai sepi, dikelilingi suasana senja yang hangat. Langit memancarkan semburat jingga, melukis pemandangan yang indah di atas hiruk-pikuk kota yang perlahan tenang. Sinar matahari mulai tenggelam, seakan memberi waktu bagi mereka untuk merenung dalam damai.
Kaia menatap Galen dari samping, matanya penuh perhatian. "Kenapa kau biarkan cintamu berubah jadi kebencian?"
Galen tidak segera menjawab. Tatapannya menunduk, terpaku pada rumput hijau yang menghampar di bawah kakinya. Dia tampak tenggelam dalam pikirannya, kembali ke kenangan beberapa tahun silam, saat pertama kali ia bertemu Ainsley.
"Aku sendiri tak tahu kapan kebencian ini mulai muncul," katanya pelan. "Entah kapan, atau bagaimana... tiba-tiba saja ada."
Kaia tetap mendengarkan, memperhatikan setiap kata yang keluar dari bibirnya, suaranya terdengar jauh, seolah berasal dari tempat lain.
"Ainsley... dia wanita yang luar biasa," lanjut Galen, menatap ke langit oranye di atas mereka. "Kecantikannya, kecerdasannya, semua hal tentang dirinya memukau. Dia benar-benar gambaran sempurna tentang wanita yang tak bisa kau lewatkan."
Galen tersenyum tipis, ingatan tentang masa 9 tahun lalu kembali menghiasi benaknya. "Kami bersekolah di universitas yang sama, di sekolah musik. Ainsley saat itu adalah juniorku. Awalnya, aku tidak pernah berpikir akan jatuh cinta padanya, karena, kau tahu, Kaia..." Ia menoleh, menatap Kaia dengan tatapan penuh arti.
"Ainsley itu... wanita yang gila," tambahnya, tertawa kecil.
Kaia tersenyum tipis, matanya masih memandang Galen dengan kehangatan. "Seberapa gila?"
Galen tertawa sebentar, lalu melanjutkan. "Dia yang mengejar aku lebih dulu. Setiap hari dia akan dengan sengaja datang ke kantin yang letaknya sangat jauh dari kelasnya, hanya untuk duduk di tempat yang dekat denganku."
Kaia tersenyum lebih lebar mendengar cerita itu. "Dia lucu ya."
Galen mengangguk, matanya menerawang seolah kembali ke masa-masa itu. "Lucu sekali. Aku ingat, dia selalu memakai syal merah, entah musim apapun. Dia bilang, syal itu adalah jimat keberuntungannya."
Keheningan kembali menyelimuti mereka, tapi kali ini keheningan yang dipenuhi kenangan, bukan kebisuan yang dingin. Kaia melihat betapa dalam cinta itu pernah ada di hati Galen. Tapi yang lebih jelas adalah kebingungan pria itu, bagaimana sesuatu yang begitu indah bisa berubah menjadi sesuatu yang penuh kebencian dan rasa sakit.
"Bulan berikutnya, dia mulai memberiku hadiah kecil," ujar Galen, senyumnya meluas saat ia mengingat masa-masa itu. "Kadang bekal makan siang, kadang cookies yang jujur saja, rasanya hambar. Tapi dia tetap memberikannya dengan wajah penuh harap."
Kaia tertawa pelan. "Dia pasti benar-benar berusaha."
Galen mengangguk, mengenang lebih jauh. "Lalu, seminggu kemudian, dia mengajakku ke ruang latihan piano. Katanya, dia ingin memberikan pertunjukan spesial hanya untukku. Di sanalah, aku mulai jatuh cinta padanya. Melihatnya bermain piano dengan penuh perasaan... rasanya seperti melihat bagian dari jiwanya yang tak pernah kutahu."
Kaia bisa membayangkan sosok Ainsley yang duduk di depan piano, jari-jarinya menari di atas tuts, membuat semua orang yang melihatnya takjub.
"Dan dua hari setelah itu, tepat di hari ulang tahunnya," lanjut Galen, matanya sekarang bersinar, sebuah kilasan kebahagiaan yang sudah lama hilang muncul kembali. "Aku membawanya ke pantai. Memberinya kejutan... dan di sana, aku mengajaknya berpacaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
FADED DESIRE
Romance[Mature 18+]‼️ Galen, seorang pengusaha sukses yang kaya dan berkuasa, bertemu kembali dengan Ainsley, mantan kekasihnya di tempat yang mengejutkan, sebuah rumah pelacuran. Di masa lalu, mereka adalah pasangan yang saling mencintai, tetapi cinta me...