Chapter 13

18.5K 735 0
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!

Kalian ga suka cerita ini kah?
Sedih sekali, jumlah pembaca dan votenya sangat jauh berbeda 🤧

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Dua hari telah berlalu sejak malam kelam itu, dan suasana rumah Galen serta Ainsley terasa beku, seolah ada dinding tak kasat mata yang memisahkan mereka. Keduanya kini seperti dua orang asing yang kebetulan tinggal di bawah atap yang sama.

Tiada percakapan, tiada tatapan, bahkan sekadar lirikan singkat pun tak ada. Setiap kali berpapasan di lorong atau ruang tamu, salah satu dari mereka pasti akan memalingkan wajah, seolah keberadaan yang lain tak layak diperhatikan.

Meja makan yang dulunya menjadi tempat pertemuan mereka kini menjadi sunyi. Selama dua hari, Ainsley dan Galen tidak pernah duduk bersama. Galen, jika pun datang, hanya untuk mengambil pakaian lalu pergi lagi tanpa sepatah kata pun. Entah kemana dia menghilang, Ainsley tak pernah bertanya dan Galen pun tak pernah merasa perlu menjelaskan.

Kehadiran fisiknya terasa seperti bayang-bayang. Ada, tetapi tak pernah benar-benar hadir.

Pagi itu, Ainsley membereskan sisa sarapannya dengan gerakan pelan. Matanya melirik pelayan yang setia berdiri di sisinya, membantunya merapikan meja.

"Siang nanti, aku akan pergi sebentar. Masak makan siang hanya untuk kalian saja, aku takkan makan di sini," ucap Ainsley akhirnya, memecah keheningan.

Pelayan itu menatapnya, ragu-ragu sejenak. "Jika boleh tahu, Nyonya akan pergi kemana?"

Ainsley menahan napas sesaat, merapikan ujung bajunya dengan gelisah. "Teman lamaku mengajakku makan siang. Kami akan bertemu sebentar."

Pelayan tersebut melirik ke arah rekan kerjanya yang berdiri di ujung pintu dapur, seolah mencari dukungan sebelum kembali bertanya.

"Apakah Nyonya sudah meminta izin pada Tuan?"

Sejenak, Ainsley terdiam. Pertanyaan itu menggantung di udara seperti beban yang berat. Bagaimana mungkin ia meminta izin kepada Galen? Bicara saja mereka sudah tak pernah lagi, apalagi membahas hal-hal seperti itu.

"Jika Galen bertanya," ucap Ainsley sambil menahan desahannya, "katakan saja aku ada urusan dengan temanku. Tidak lama. Sebelum dia pulang, aku pasti sudah ada di rumah."

Pelayan itu hanya mengangguk, terlihat enggan menambah apa pun. Meski ada pertanyaan yang bergelayut di benaknya, ia tahu betul bahwa tidak ada gunanya berbicara lebih jauh. Nyonya-nya sudah membuat keputusan, dan bukan wewenangnya untuk melarang.

Namun suasana di rumah ini terasa semakin menekan dan dalam diam, ia berharap situasi ini tidak akan berakhir buruk bagi sang Nyonya.

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
FADED DESIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang