Chapter 1

56K 1.1K 14
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!


Jangan lupa untuk selalu tekan vote bintang di pojok bawah ya.
Terimakasih🫶🏻

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Roma, Italia.

Suara monitor detak jantung terus berdetak, seolah-olah menghitung setiap detik yang tersisa di dalam ruangan yang sunyi itu. Di sudut kamar rumah sakit yang dingin.

Ainsley Victoria Lysander, seorang wanita muda berusia 25 tahun, duduk dengan penuh perhatian di samping ranjang ibunya. Jemarinya yang halus menggenggam erat lengan Helena, ibunya yang terbaring lemah di atas kasur.

Mata Helena terbuka perlahan, menatap putrinya dengan kelembutan yang bercampur kelelahan. "Bagaimana kata dokter, Nak?" suaranya serak, hampir seperti bisikan.

Ainsley memaksakan senyuman di wajahnya yang kini tampak lebih dewasa dari usianya.

"Dokter bilang ibu akan segera sembuh. Jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja." Suaranya terdengar tenang, tapi ada ketegangan yang tersembunyi di balik kata-katanya.

Helena tahu senyuman itu. Senyum yang biasa Ainsley tunjukkan saat ia berusaha menyembunyikan kebenaran yang pahit.

"Nak, ibu tahu kamu berbohong," bisiknya. Senyum lemah terlukis di wajahnya yang sudah menua lebih cepat karena penyakit yang merongrong tubuhnya. Glioblastoma Multiforme, tumor otak stadium 4, sudah merenggut banyak hal dari Helena sejak enam bulan lalu.

Helena menghela napas berat. "Kau harus belajar mengikhlaskan, Ainsley. Ibu tak ingin melihatmu memaksakan diri demi sesuatu yang hanya bisa memperpanjang penderitaan ibu. Kau sudah berjuang mati-matian untuk biaya pengobatan ini, tapi sampai kapan? Operasi dan obat-obatan ini… ibu tahu, mereka hanya menambah sedikit waktu."

Mata Ainsley berkaca-kaca, namun ia berusaha tetap tegar. "Jangan bicara seperti itu, Bu," katanya, menggenggam tangan ibunya lebih erat, seolah takut jika genggaman itu lepas, ia akan kehilangan segalanya.

"Ibu adalah satu-satunya yang aku punya. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa melanjutkan hidup tanpamu. Tidak apa-apa jika aku harus berjuang mati-matian demi ibu. Aku belum siap kehilanganmu, Bu."

Ruangan itu sejenak hening, hanya suara monitor yang masih berdetak monoton. Di dalam keheningan itu, Ainsley dan Helena berbagi keintiman yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang tahu bahwa waktu adalah kemewahan yang tak bisa mereka beli.

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

Ainsley berdiri diam di depan gerbang rumah mewah itu, memandanginya dengan campuran rasa marah, sakit hati, dan nostalgia pahit. Di tempat inilah, dulu, ia merasakan hangatnya cinta dari keluarga kecilnya.

Tapi kini, rumah itu telah berubah menjadi simbol penghianatan. Tempat ayahnya, Hans Dex Lysander, memilih untuk menampung istri muda dan anak tirinya, sementara ia dan ibunya diusir tanpa ampun.

Setelah beberapa kali memohon dengan suara yang hampir tak tertahankan, akhirnya Hans memberinya izin masuk. Kini, Ainsley duduk di sofa empuk di dalam kantor luas ayahnya, merasa kaku dan tidak pada tempatnya.

FADED DESIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang