CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!Jangan lupa untuk selalu tekan vote dan ramaikan komentarnya ya🫶🏻
ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
Cimitero di San Cristoforo.
Milan, Italia – Delapan tahun lalu.Hujan gerimis turun perlahan, menyatu dengan kesedihan yang memenuhi udara. Galen berdiri tegap di tepi makam, membiarkan air hujan membasahi jas hitamnya, rambutnya yang basah mulai menempel di dahi, namun ia tak peduli.
Matanya yang kosong hanya terpaku pada peti jenazah yang perlahan diturunkan ke dalam tanah. Di balik sorot tatapan yang tak berkedip, hatinya hancur berantakan. Kehilangan ini terlalu besar, terlalu menyakitkan.
Langit yang kelabu seakan turut berduka, mengiringi kepergian seorang wanita yang selama ini menjadi cahaya hidupnya. Seorang ibu yang selalu ada di setiap detik perjalanan hidupnya, yang kini hanya tersisa kenangan. Ia tak pernah menyangka hari itu akan datang secepat ini. Waktu seakan berjalan terlalu lambat, namun pada saat yang sama, terasa sangat cepat berlalu.
Upacara pemakaman berakhir, satu per satu orang pergi meninggalkan makam, meninggalkan Galen dan ayahnya, August, yang masih berdiri di sana. August memegang erat payung di tangannya, matanya sembab karena tangis yang tertahan. Namun ia tetap berdiri tegar di hadapan putranya, berusaha kuat meski di dalam hatinya terpukul hebat.
Suara langkah kaki pelan terdengar di dekat mereka. Saat August menoleh, dilihatnya Ainsley datang, dipayungi oleh Marvel. Langkahnya ragu, namun wajahnya menyiratkan kesedihan yang tulus.
"Aku turut berduka cita, Ayah," ucap Ainsley lembut, suaranya serak menahan perasaan yang terpendam. Marvel hanya mengangguk pelan, menundukkan kepalanya sejenak sebagai bentuk hormat.
August tersenyum samar, menepuk pundak Ainsley dengan lembut, berusaha memberi kekuatan meski dirinya sendiri rapuh. Namun tatapan Ainsley kemudian jatuh pada sosok yang ia kenal dengan baik, Galen.
Di bawah guyuran hujan, pria itu masih berdiri mematung, tak bergerak sedikit pun, seolah tenggelam dalam kesedihan yang tak dapat ia jangkau.
Ingin rasanya Ainsley berlari menghampirinya, memeluknya erat, mengusap punggungnya, dan berbisik bahwa semuanya akan baik-baik saja. Namun kenyataan tak semudah itu. Ada jarak tak kasat mata yang kini memisahkan mereka. Jarak yang dibuat oleh waktu dan keputusan.
"Galen..." panggil Ainsley dengan suara gemetar.
Galen memutar tubuhnya perlahan, menatap Ainsley dengan sorot mata yang sulit diartikan. Namun tatapannya tak lama bertahan di wajahnya, segera beralih ke Marvel yang berdiri di sisinya. Tanpa sepatah kata, Galen membalikkan badan dan berjalan menjauh, meninggalkan Ainsley tanpa ekspresi, hanya dengan langkah yang penuh luka.
"Tunggu—" Ainsley mencoba memanggilnya lagi, tapi suara August menghentikannya.
"Nak," suara August lembut namun tegas. "Biarkan dia. Galen butuh waktu. Setelah semuanya mereda, kau bisa datang lagi," lanjutnya sambil menepuk pundak Ainsley dengan bijak, sebelum berjalan pergi menyusul putranya yang semakin menjauh, meninggalkan Ainsley dan Marvel berdiri dalam hening di pemakaman yang basah itu.
ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ
"Aku mencintainya! Tidakkah Ayah mengerti?!" Ainsley berteriak, suaranya penuh kepedihan dan amarah. Di hadapannya berdiri Hans, ayahnya, pria yang dengan keras kepala menghancurkan satu-satunya kebahagiaan yang dimilikinya, Galen.
KAMU SEDANG MEMBACA
FADED DESIRE
Romance[Mature 18+]‼️ Galen, seorang pengusaha sukses yang kaya dan berkuasa, bertemu kembali dengan Ainsley, mantan kekasihnya di tempat yang mengejutkan, sebuah rumah pelacuran. Di masa lalu, mereka adalah pasangan yang saling mencintai, tetapi cinta me...