Saat ibu pulang sebentar Aryan ditungguin mbak Kinar. Rasa ingin tahunya tentang gadis yang ada di sebelahnya tadi membuatnya jadi tak sabar untuk bertanya.
"Eh mbak sapa namanya?" Kinar menunjuk dirinya. Walau hatinya pedih akan kenyataan kalau adiknya Aryan sudah lupa dengan dirinya, kakak perempuannya.
Dokter mengingatkan agar adiknya ini jangan dipaksa untuk mengingat, dia akan merasa pusing sekali, sangat memerlukan proses biar bisa adaptasi dan mempercepat penyembuhan.
"Aku mbak Kinar, kenapa dik?" Kinar mengusap air matanya yang mengalir tipis-tipis. Ada perasaan sedih dan ada juga perasaan gak terima. Hanya kesabaran saja yang bisa menghiburnya.
Dalam benak Aryan, di sebelahnya ada seorang perempuan yang mirip dengan ibunya, yang sedari tadi memperhatikan dan kalau dipandang wajahnya sembab seperti habis menangis.
Begitu sedihnya dia, sampai air mukanya demikian? Tapi dia memanggilnya "dik".
"Mbak Kinar siapa ya dari aku?" Kembali air mata mengalir perlahan menghadapi adiknya yang ganteng ini. Kok dia jadi pelupa?
"Mbak ini kakak kandungmu, dik." Kinar memalingkan muka karena mau menyembunyikan tangisnya.
Aryan mengangguk mengerti, dia memiliki seorang kakak perempuan."Terus tadi ada gadis yang memegang tanganku waktu aku baru bangun, itu siapa? Kok dia pegang-pegang aku, kan aku belum kenal sama dia mbak?" Airmata mbak Kinar kembali mengalir, hatinya pedih membayangkan penderitaan adiknya.
"Dia Asya Dahlia, tunanganmu dik?" Aryan kaget, ternyata dia sudah punya tunangan. Pantas saja hatinya perih saat dia pulang tadi.
"Mbak besok aku mau bicara sama dia, itu tunanganku itu." Kinar hanya mengangguk.
"Tadi samar-samar aku dengar aku ini seorang dokter, emang benar ya mbak?"
"Iya dik benar, sekarang kamu lagi PTT di desa Sumber Waras," kata mbak Kinar sambil terus menyeka air matanya. Ia membayangkan masa depan adiknya. Aryan terdiam dan bingung, kenapa kecelakaan ini terjadi dan membuat semua anggota keluarganya susah.
"Mbak nanti kalau aku agak sehat, kabari teman-temanku yaa. Siapa tahu aku bisa ingat." Mbak Kinar hanya mengangguk sambil menyeka air matanya, yang menetes karena sedih memikirkan kesehatan adiknya ini.
Lama mereka berdua terdiam tenggelam dalam pikiran masing-masing. Begitu sunyi sampai seorang perawat datang dan mengganti perban yang sudah memerah karena darah merembes lewat celah jahitan. Tampaknya pembuluh darah ada yang terkena pecahan kaca saat kecelakaan terjadi. Hingga robek menjadi lubang luka.
Lukanya kecil tapi disana aliran darahnya mengalir terus.
Aryan kembali mengantuk karena pengaruh obat yang disuntikan lewat kantong infus Aryan. Terlihat Aryan agak menahan sakit tadi. Setelah perawat memberi obat lewat kantong infus dan mengganti perban Aryan, perawat pun mohon permisi pada Kinar.
Mbak Kinar pun kembali menekuni gadgetnya. Agak sore ibu datang bersama ayah.
"Kinar, pie adikmu wis banyak cerita-cerita? Wis ngerti sopo de e sebenere?" Kinar hanya mengangguk tak berani berterus terang dulu, takut ayahnya banyak pikiran tentang putranya ini.
Ayah Aryan mengelus kepala putranya yang sedang tertidur.
"Le...yang sabar yo le...sopo ae gak mengharap kejadian seperti ini yo le..., ayah minta maaf yo le... ." wajah ayah agak disembunyikan dengan berbalik dari pandangan Kinar putrinya. Beliau menangis...
Ayah lalu berdoa buat kesembuhan Aryan.
Ia pandangi wajah putranya yang lagi tertidur, ia menarik napas dalam sekali. Hatinya pedih, semoga saja putranya dapat melewati ini semua dan cepat sembuh.
Tapi hidup tetaplah harus berjalan, mau tidak mau ia sebagai ayah haruslah kuat menghadapi semua permasalahan keluarganya.
Kembali wajah ayah sangatlah cemas melihat putranya dengan banyak perban dan itu masih mengeluarkan darah.
Tangannya dua-dua diinfus dan salah satunya ada satu kantong darah. Sungguh pemandangan mengharukan bagi ayah.
Kecelakaan apa yang menyebabkan putranya sampai separah ini? Tak satupun orang rumah yang bisa menjelaskan cikal bakal terjadinya kecelakaan ini.
"Cepatlah sembuh ya anakku, hadapi ini semua...semoga Tuhan cepat memulihkan ingatanmu... ," bisiknya dalam hati.
***
Saat waktunya makan malam tiba, mereka makan bersama di ruangan Aryan.
Aryan juga sudah bangun dan makanan rumah sakit yang diperuntukkan pasien juga sudah datang.
Aryan makan dengan lahap seperti belum makan berhari-hari. Ayah dan ibu senang sekali melihat Aryan mau makan.
Dari atas tempat tidur Aryan melihat ibunya dan seorang laki-laki tua juga lagi makan, apakah dia ayahnya?
Serasa tenang mendengar suaranya menurut pikiran Aryan. Jadi semua di ruangan ini adalah keluarganya. Ternyata dirinya punya tunangan yang baik hati.
Buktinya dia bisa menyadarkan aku bangun dari koma sesaat... Apakah dirinya bahagia dengan keadaanku saat ini?
Besok dia akan bertanya banyak tentang semua ini... Padanya Asya Dahlia
TBC
Hai guys jangan lupa tekan bintang di pojok kiri yaa!

KAMU SEDANG MEMBACA
Terpaksa Cinta
Fiction généraleAsya seorang gadis yang cantik sedikit manis sedikit manja dan periang sampai akhirnya bertemu dengan Aryan, seorang pemuda yang tegas dan bertanggung jawab. Aryan merubah semua sifat bawaan Asya yang lembut dan sedikit keras kepala. Namun Asya mal...