PART 6

1.4K 106 2
                                        

-WHO IS YOU?

Dikantor,semuanya memperhatikan kami dengan mata yang terkagum. Kami tidak perlu mendengar pujian mereka,tapi dari tatapan mereka sudah jelas,mereka menganggap kami jenius dan hebat.

Pak Ilyas slalu mempringatkan kami kalau siapapun bisa memecahkan kasus itu asalkan dia detail dalam penyelidikan. Yahh supaya kami tak besar kepala. Tapi apapun itu,kami tetap besar kepala dengan kemampuan kami didepan divisi lain. Terutama Divisi barang hilang.

Divisi yang slalu meremehkan kemampuanku. Bagaimana aku bia menunjukkan kemampuanku kalo aku disana?

Aku pulang bersama Astro,Hendrik dan Kiki naik mobilnya Kiki. Perjalanan pulang kita membahas tentang kasus kemarin.

"Nina apa yang dikatakan bu Meilan ketika kau menginterogasinya?" Tanya Hendrik. Aku memang menginterogasi bu Meilan.

"Aku bertanya mengapa dia bisa mengetahui segala kebiasaan bu Winny?" Ujarku

"Lalu dia bilang apa?" Hendrik.

"Dia tau dari suaminya" Jawabku sambil tertawa kecil.

"Benarkah pak Wahyu belum bisa melupakan bu Winny?" Tanya Hendrik sambil menatap Kiki dan Astro dari kaca spion dari dalam mobil.

"Itu.." Belum sempat kiki menjelaskan,Astro memotongnya

"Saya pikir sudah. Pak Wahyu sayang skali kok sama bu Meilan. Pak Wahyu terus menunggui bu Meilan dikantor walaupun bu Meilan tak mau dikunjungi. Lagipula,pak Wahyu tak pernah menyalahkan bu Meilan dari terungkapnya kasus ini sampai skarang." Jelas Astro. Hening. Sesaat kami langsung menyadari itu benar.

Aku diturunkan didepan gang rumahku.
"Mau kuantar masuk?" Tanya Kiki sambil melihat kearah gang sempit yang hanya bisa dilalui motor namun gelap itu.

"Kau pikir aku anak kecil? Makasih tumpangannya" Aku melambai kearah para partnerku didalam mobil dan masuk ke gang. Aku menoleh,mereka belum juga pergi. Mereka menunggu sampai aku mendapati rumah.

Ketika mau masuk dirumah aku melihat ibu sedang telponan. Wajahnya serius seperti sedang membahas hal yang sangat penting. Tidak seperti biaanya ketika dia bergosip dengan para tetangga,wajahnya tak seserius hari ini.

Ibu menyadari kedatanganku. Ia mematikan handphonenya dan tersenyum kepadaku.

"Siapa itu?" Tanyaku tanpa terlalu menyelidiki agar ibuku tak malu memberitahu. Aku curiga,ibu punya pacar. Itu tak masalah. Asal lelaki itu tak punya anak perempuan yang dikotori otaknya dengan crita-crita tolol soal kejamnya ibu tiri. Karena pasti dia yang menyiksa ibuku karena ketakutan.

"Bukan siapa-siapa" Elak ibu masuk ke dapur dengan tingkah yang canggung. Aku mengangkat alisku dan mencibir.

Aku duduk di kursi makan dan menanti masakan ibuku. Ibuku masih begitu lincah didapur karena usianya masih tergolong muda untuk ibu-ibu. Usianya baru 41 tahun.

Wajahnya masih cantik,kulitnya masih putih dan mulus. Tubuhnya juga bagus. Jadi aku tak heran jika ada yang menginginkan ibuku. Sudah banyak yang ingin menjadikan ibuku istri. Tapi ibu tak pernah mau. Aku tak masalah jika itu baik untuk ibuku. Daripada melihatnya begitu kesepian tanpa ada pria yang menyokongnya.

Kantor masih sepi ketika aku datang. Aku mengirimi 3 rekanku bbm pesan siar. Jawabannya: Hendrik dijalan,Kiki lagi makan di resto dan Astro bersama Kiki. Aku pergi tiduran dikursi-kursi Divisi Kriminal yang kujejerkan. Benar saja aku ketiduran.

Pria-pria itu datangnya telat. Untung skali,pak Ilyas keluar kota.

Kami duduk diruang rapat. Emma memberi kami kasus. Emma sudah diperintahkan untuk memberi kasus itu kepada kami.

Kasus selanjutnya adalah seorang gadis yang melaporkan mantan pacarnya yang menerrornya. Sampai gadis itu diancam akan dibunuh. Begitu laporan gadis itu,namun belum ada bukti konkrit,bahwa gadis itu diterror.

*Okelahh saya gak terlalu ngarep banyak yang baca,yang vote,yang jelasnya,yang setia membaca karyaku,makasih dan sebisa mungkin saya akan membuat pembaca setiaku senang. ^^ tolong sarannya yaa dikolom komentar Godbless*

I'm a daughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang