Aku tak tau apa yang akan terjadi jika alat penyadap itu ketahuan. Pasti kami berdua kalah. Aku tak tau ilmu bela diri. Namun,jika Astro melawan ketiganya,aku yakin Astro kalah. Mereka tampak terlalu hebat bahkan hanya dari penampilan saja.
Gadis Jepang itu menatapku tajam. Wajahnya hanya berjarak 5 jengkal. Aku tak tau menatapnya.
"Rentangkan tanganmu." Aksen bicaranya aneh. Tapi bisa dimengerti apa yang dia katakan. Aku merentangkan tanganku. Lalu aku melihat Astro juga diperiksa oleh lelaki ceking tadi. Aku tau Astro tak mungkin kerahuan.
Gadis jepang itu memeriksa hingga ke area sensitif itu membuatku sedikit kesal. Walaupun dia tidak membuka bajuku dan hanya merabanya. Kalau dia laki-laki,pasti dia sudah kubunuh.
Dan pada saat sampai pada leherku dia menatapku curiga. Aku ketakutan menatapnya. Tapi berusaha kusembunyikan. Gadis Jepang itu menoleh kepada Harry dan berkata:
"Tak ada apapun Harry-sama"
"Gue juga" celetuk pria kurus itu santai. Melegakan tapi aneh. Aku meraba belakang leherku dan tak menemukan apapun. Astro memperhatikanku dia juga tampak cemas. Entah cemas karena apa.
"Terimakasih Yui,Jojo.." kemudian Harry menatapku dalam-dalam.
"Jangan pernah mengecewakanku"
***
Kami diajak kebawah untuk melihat-lihat. Aku tak percaya ini. Banyak sekali yang bekerja untuk Harry. Ada berbagai kalangan. Seperti yang dikatakan pak Ilyas,mereka adalah lulusan terbaik.Di tempat latihan menembak,jika kau hanya melihat dari perawakan para anggota latihan tembak ini. Kau pikir pasti mereka polisi. Tapi bukan. Atau mungkinkah mereka polisi yang membelot?
Aku melihat cara mereka menembak sangat piawai bahkan selalu tepat sasaran. Aku lalu menoleh kearah Astro. Wajahnya kosong. Aku tak mengerti ekspresi apa itu. Datar dan kosong.
Ketika kami berjalan,kami dicegat tim I.T nya Harry. Kami sudah diperkenalkan sebelumnya.
"Tolong handphone kalian" pinta salah seorang tim I.T dengan dingin.
"Kalian mau apa?" Tanya Astro garang.
"Jangan membuat kami kasar" peringatan tim I.T lainnya. Astro akhirnya mengalah dengan memberi androidnya aku juga ikut memberikan androidku. Tim I.T lainnya mengambil dan memainkannya sedikit dengan laptop lalu menghubungkan android kami dari kabel data.
"Kalian mau apa?" Kali ini Astro sangat jengkel. Aku juga. Aku berharap tak ada chat atau apapun yang menampilkan kami mata-mata.
Mataku terbelalak saat melihat aplikasi Spy yang mereka hubungkan dengan Android kami.
"Apa-apaan?! Kalian mau menyadap kami?!" Teriak Astro kesal.
"Kalau lu gak berniat apapun,diem. Walau lu disadap,lu gak usah cemas kalo emang gak ada niatan macam-macam." Ujar salah seorang tim I.T yang awalnya bicara pada kami. Kami berdua kesal namun tak bisa apa-apa. Sudah sampai 98% aplikasi Spy yang tertera pada Android kami. Aku lemas namun berusaha tidak menunjukkannya.
Kalau begini,kami akan sulit lolos dan memberi info.
Bagaimana ini?!

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a daughter
ActionAku polisi.. namun bagaimana jika tersangkaku adalah ayahku? Haruskah aku bertingkah seperti anak atau seperti polisi?