Yah pastinya aku akan mengelak.
"Dari mana lu tau?" Jadinya aku tak mengelak. Aku juga tak heran. Sekelas Astro pasti bisa langsung menyadarinya.
"Beraninya lu...!" Astro mengucapkannya tanpa membuka mulutnya. Rasa kesal yang besar tentunya.
"Bagian dimana lu kira gue mata-mata,lu salah paham"
"Jadi ini kayak sinetron yang kebetulan gitu?"
"Sayangnya iya" Astro menatapku tajam.
"Keluar lo dari misi" Astro menyuruhku dengan menunjuk keningku.
"Lu tau kan,polisi gak boleh masuk misi kalau ada masalah pribadi dalamnya?" Celetuk Astro sinis.
"Gak akan ada yang tau kalo lu diem" Ya memang,cuma Astro yang menyadari persamaan nama belakangku dengan Harry.
"Lu musti ngomong sama pak Ilyas!!" Bentak Astro kesal. Sungguhan,aku tak merasa tersinggung dengan bentakan Astro. Aku tau,dia bukan tipe pengadu. Dia bakal diam. Namun jika aku ketahuan,kami berdua pasti dipecat.
***
Rapat kali ini hanya aku,pak Ilyas dan Astro."Ada ide buat menembus mereka? Susah untuk menarik perhatian mereka." Pak Ilyas masih tak tau aku anak Harry. Tentu saja aku tak mau memberi ide walaupun itu sangat gampang. Akan fatal akibatnya jika aku melayangkan ideku dan pak Ilyas curiga.
Astro menatapku kesal.
Menanti aku mengaku. Tapi aku takkan melakukannya.***
Pak Ilyas mengumumkan pemecatan kami di media,agar terlihat kami benar-benar di pecat. Artinya Astro dan aku tidak akan bekerja selama beberapa pekan. Media cukup kaget atas keputusan pak Ilyas. Mengapa Astro? Bukannya Hendrik ataupun Kiki?***
Dikamar rasanya memalaskan sekali untuk bangkit,namun aku harus memaksakan diri membantu ibu berberes. Baru kuikat kecil rambutku yang pendek,suara deru mobil begitu banyak di teras rumahku. Kulihat melalui jendela kamarku yang langsung berhadapan ke taman. Mataku membelalak dan membesar. Itu Harry.Kenapa pagi-pagi begini dia muncul beserta konco-konconya?
***
Kami bertiga makan siang bersama. Sedangkan para mafia anak buah Harry makan di tempat lain. Di resto ataupun dimana saja. Yang jelasnya hanya tiga orang diluar menunggu sambil berdiri tegap.Kami hening dan sibuk dengan makanan kami. Tapi...
"Kau serius ingin masuk ketempatku Nina?" Harry bertanya sambil menatapku dingin. Inikah sebabnya dia pemimpin? Walaupun dia tak menyentuhku,rasanya tatapannya membuatku celaka.
Dari ekor mataku,ibu menatapku. Tapi aku tak ingin menatapnya. Aku tau ibu ingin memberiku kode untuk tidak melakukannya.
"Tentu saja" jawabku lantang. Kulihat lagi dari ekor mataku,ibuku terlonjak kaget. Sedangkan kontras Harry yang tersenyum seperti vampir yang mendapatkan kawan baru karena racunnya sendiri.
Aku tau ini akan berat. Lagipula Harry terundang kesini karena media. Jadi aku tau sepintar apapun Harry pasti dia akan percaya,aku mau bergabung dengannya karena memang aku dipecat dan dia ayahku.
Tapi semua tak sesederhana ini. Aku tak peduli dia ayahku,aku pasti menjebloskannya ke penjara.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a daughter
ActionAku polisi.. namun bagaimana jika tersangkaku adalah ayahku? Haruskah aku bertingkah seperti anak atau seperti polisi?