PART 32

873 51 1
                                        

Dalam hal ini,kami memang harus jadi orang yang sangat dipercaya agar bisa bergabung dengan mereka.

Mereka tidak menyita handphone kami,tapi memasang aplikasi Spy agar bisa menyadap kami. Kenapa mereka melakukannya didepan kami? Akan lebih baik jika mereka tidak memperlihatkan kalau handphone kami disadap. Mereka terang-terangan supaya kelihatan fair gitu?

***
Kami sampai pada apartemen kami berdua bersebelahan memang. Ketika ku buka pintu apartemen ku dengan sandi dan membuka pintunya Astro langsung nyelonong masuk

"Woi! Lo ngapain?!" Panggilku sambil menyusul Astro. Baru saja ingin kupegang pundaknya,dia berbalik dan memberi isyarat diam. Dia mau apa?

Aku berdiri terpaku saja diruangan tengah melihatnya. Dia mengambil korek gas,namun dia membuka badan korek gas itu dan ternyata dibaliknya handphone super kecil. Aku terkejut melihatnya.

"Gue udah ngira bakalan kayak gini. Makanya gue ngambil handphone kecil ini buat jaga-jaga. Kan bisa disamarkan jadi korek api.

Wah pintar. Astro benar-benar pintar.

"Tapi kalau ada kamera CCTV diruangan ini bagaimana...?"

"Untuk apa mereka nyadap kita kalau kamera CCTV udah terlalu cukup buat mereka? Lagipula dengan tim I.T yang kebanyakan laki-laki itu,bokap lo gak bakal biarin mereka liat lo tidur atau ganti pakean disini." Aku terdiam. Itu benar. Tapi aku tercekat juga mendemgar oranglain berkata "bokap lo" ke aku. Karena sejak kecil tidak pernah kurasakan sama sekali. Harry kukira memang sudah meninggal.

Astro menekan angka kecil pada handphone kecil ini. Agak susah payah,karena jarinya besar sekali.

Beberapa menit. Astro berbicara

"Halo" Astro menatapku dan speaker suara handphone itu. Aku menoleh menatap pintu apartemenku dan melihatnya terbuka sedikit. Aku bergegas melihat sekitar luar apartemen dan menutupnya.

Kudengar sayup-sayup Astro berbicara dengan suara yang sangat familiar. Itu pak Ilyas. Aku mendekati Astro sambil keadaan sekitar.

"Pak nih Nina" Astro memberi handphone nya padaku.

"Pak.."

"Nina,apa yamg terjadi dengan alat penyadap yang dipasang dilehermu?" Kini aku ingat,aku melepasnya waktu mandi dan lupa memasangnya lagi. Bersyukur pada Tuhan kan.

"Pak saya mohon.. jangan memasang alat penyadap apapun lagi dibadan kami. Kami pasti mati jika ketahuan. Mereka sangat ketat. Handphone kami semua disadap oleh mereka." Tuturku panjang lebar.

"Baiklah lewat sini saja kau memberi informasi. Ingat! Kita perlu bukti. Temukan dan cepat kembali.

"Siap pak. Saya pun saja tak tau bagaimana bisa kami mendapatkan buktinya. Mereka sangat pintar dan teliti"

"Lakukan yang terbaik. Kalian pasti bisa tanpa ketahuan" Tapi kami mendengar tiba-tiba suara bell. Kami berdua terkaget dan Astro langsung mematikan panggilannya kepada pak Ilyas. Aku berlari ke pintu dan melihat dari lobang pintu. Itu L!!

Aku menoleh melihat Astro yang sedang susah payah memasang badan korek pada handphonenya,tapi bell terus berbunyi. Astro menyerah dan membuangnya dibawah sofa.

Aku langsung membuka pintu begitu Astro selesai membuang handphone itu. Wajah L tampak curiga. Jelas saja. Aku lama membukakan pintu untuknya.

L masuk begitu saja tanpa kupersilahkan. Dia melihat Astro yang sedang diatas sofa yang dikolongnya ada Handphonenya.

"Kalian ngapain?" L mengatakannya denga nada dingin dan jijik. Mungkin dia salah paham. Dia tak menunggu jawabanku dan langsung duduk disamping Astro.

"Gue kesini mau kasih tau tugas lo. Karena Astro disini,sekalian aja"

L membuka laptopnya dan menyalakannya. Astro biasa saja. Mungkin itu akting. Namun aku sangat ketakutan kalau-kalau handphone dibawah kolong itu ketahuan.

"Laptop gue agak annoying,pasti ada handphone disekitar sini" Aku tercekat. Memang alat elektronik seperti TV,Radio ataupun Laptop pasti akan terganggu karena ada sinyal lain.

Aku dan Astro berpandangan. L tampak curiga dan menutup laptopnya

"Berhenti panjang-lebar." L berdiri dan menelusuri, menggeledah barang-barang disekitar untuk mencari "sinyal" lain itu. Aku hanya mematung. Sedangkan Astro tampak berdiri siap seakan-akan sedikit saja bisa berbentuk kuda-kuda.

I'm a daughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang