Kami menjagai Rina berempat. Kami bahkan makan cemilan sambil nonton di LCD yang nyaris seperti bioskop besarnya.
Gadis ini cekikikan menonton film ini. Aku hanya curiga ini hanya laporan palsu untuk membuatnya tak kesepian.
Aku bertanya di sekolahnya,Rina memang dikenal. Dikenal karena orang kaya. Tapi secara personal,nyaris tidak ada yang tau.
Tiga hari sudah lewat. Kami memutuskan menjaganya ganti-gantian. Karena kami tak bisa terus-terusan tidak tidur,tidak tenang dan tentunya harus aa yang menyelidiki pelaku penerror Rina siapa.
Memang tak ada apapun selama tiga hari ini. Rina malah slalu mengajak kami mengobrol hal yang tak penting. Membuat kami
kesal bercampur malas. Kami pikir,gadis ini cuma mengada-ada. Selain guratan pada grendel,tak ada lagi yang bermasalah. Semakin membuat kami malas,ketika dia nyuruh kami jagain dia diskolah bak bodyguardnya. Satu sekolahan menatap kagum pada kami,menganggap Rina begitu hebat menyewa Divisi Kriminal. Dia hanya mau pamer. Sialan gadis ini.Malam itu Hendrik yang berjaga. Kami bertiga pergi mencari petunjuk dari kasus ini supaya kami lekas lepas dari gadis ini.
Hendrik sibuk main game online tapi tiba-tiba HP nya berbunyi. Itu pacarnya,Icha namanya. Mereka sedikit bertengkar,namun makin lama makin parah saja dan akhirnya Icha memutuskan Hendrik. Hendrik mematikan tellonnya dan sedikit meracau,memaki sendirian. Karena Rina sudah tidur.
Hendrik tak tenang,dia brusaha tidur namun tak bisa. Akhirnya dia mengalah dengan hatinya. Diambilnya jas nya dan pergi keluar dan lupa memberitahu Rina. Pintu apartemen terkunci otomatis.
Hendrik sampai di rumah Icha. Dia berusaha memanggil Icha tanpa sepengetahuan keluarganya karena sudah larut malam namun Icha tak mendengar. Kemudian Hendrik menelpon Icha,tapi Icha tak kunjung mengangkatnya. Hendrik SMS Icha: Sayang aku ada didepan rumah. Mari kita bicara.
Sementara itu,aku,Astro dan Kiki sedang didepan mini market tempat bekerja teman dekat Teo. Namanya Irwan. Kami langsung menyuruhnya masuk ke dalam mobil.
"Apakah ada kemungkinan Teo membunuh?" Tanyaku tanpa tedeng aling-aling. Sejujurnya aku sudah lelah pada kasus ini."Tak mungkin. Aku sudah lama mengenal anak itu. Anak itu memang sedikit brandal tapi dia sangat baik" Jelas Irwan meyakinkan. Kami menghela nafas kesal.
"Tapi... kalian patut mencurigai pacar gadis itu" Celetuk Irwan. Kami sontak menatap Irwan penuh tanya.
"Nama pacarnya Dadang. Dia anak sekolahan juga. Sekolah disana maksudku. Aku dan Dadang pernah satu kost. Walaupun dia pacaran dengan Rina karena Rina mantan sahabatku,aku tetap baik pada Dadang. Suatu kali aku masuk ke kamarnya. Sebelumnya,aku selalu heran,kenapa aku tak diperbolehkan masuk kekamarnya. Selama ini dia slalau ingin makan ditempatku. Bahkan dia rela dia yang membelikan makanan juga untukku.
"Awalnya kukira dia hanya ingin cari tau soal Rina. Tapi ternyata tidak. Tidak ketika aku masuk ke kamar Dadang tanpa sengaja. Disana ada foto Rina begitu banyak. Ada pisau tertancap difoto Rina. Seperti psikopat di film-film. Kamarnya mengerikan. Bahkan dari awal dia sudah merencanakan mendekati Rina,karena dari awal dia mencatat rencananya. Aku keluar dengan ketakutan. Aku yakin dia sudah terobsesi pada Rina dan dia psikopat" Cerita Irwan sambil mengingat-ingat kejadian kemarin dengan wajahnya yang ketakutan.
"Lalu kenapa kau tak lapor polisi? Keteranganmu bukan untuk memperlambat polisi kan?" Curiga Kiki.
"Masalahnya kalau hanya itu,tak bisa dijadikan bukti. Lagipula Rina tak pernah diapa-apakan Dadang. Jadi aku pikir itu hanya pikiranku saja. Aku tak menuduh,tapi tak ada salahnya kalian ke rumahnya,karena dia sudah tidak nge-kost disana lagi"
"Baiklah,dimana rumahnya?" Kiki mengeluarkan catatannya.
Sementara itu Hendrik sedang mengobrol dengan Icha didepan rumahnya,Icha kesal dengan sikap Hendrik yang kekanakan,Icha lalu meninggalkannya namun Hendrik menangis dan mengatakan: "Cha,kau yang paling tau,aku sudah terlalu sayang. Maafkan aku" Ucap Hendrik lirih.dan terisak. Icha menatap Hendrik sedih. Dipeluknya Hendrik dan mereka berciuman dilampu jalan yang sendu namun romantis.
Aku,Kiki dan Astro sampai di runah Dadang. Kami langsung menunjukkan lencana kami pada orang tua Dadang. Mereka baik,mereka langsung memperbolehkan kami naik ke kamar Dadang.
Masuk didalam kamarnya,tak ada apapun. Kamar biasa-biasa saja. Mungkin kami dikelabui Irwan.
"Nak,tunggu yaa,ibu buatkan teh" Ucap Ibu Dadang sambil berlalu. Kami saling tatap merasa terlalu lancang kemari. Astro melihat-lihat isi kamar Dadang. Pada saat dia menginjak sebuah lantai yang bunyinya aneh,dia membuka karpet merah yang menutupi lantainya. Lantai kamar itu memang kayu."Ada apa?" Tanyaku heran melihat wajah Astro. Astro hanya mengetuk-ngetuk lantai yang dibawahnya, alu mengetuk lantai disampingnya. Bunyinya beda. Aku dan kiki terbelalak.
Astro dengan badan kekarnya berusaha membuka kayu dibawahnya. Tapi tak bisa.
"Hei tunggu,ada celahnya." Tunjukku pada samping kaki Astro. Astro menyingkir dan mencoba membuka melalui celahnya dan tak dinyana.. TERBUKA. Ruang bawah tanah.
Aku dan Astro turun. Tangga besi yang bunyinya menggema kebawah jika kami turun. Namun tanganya kokoh. Kiki mengkonfirmasi ruang bawah tanah di kamar Dadang pada orang tuanya.
Kami sampai pada ruangan terbawah. Tercenganglah kami. Jika kalian ada disini,kalian akan ketakutan dan lari. Ruangan itu dipenuhi foto Rina. Bahkan dipusat perbelanjaan Rina difoto oleh Dadang,tanpa sepengetahuan Rina. Kebanyakan foto papparazi.
Berbagai pisau bedah ada diatas meja. Ada tulisan besar berwarna merah darah di foto-foto Rina: KAU PASTI MATI.
Aku dan Astro menatap nanar pada tulisan itu. Astro melihat tape recorder,dia mengambil sapu tangannya dan mengambil tape recorder dengan sapu tangannya supaya tak tersentuh sidik jarinya,Astro menyalakan tapenya.
Disana,terdengar percakapan Dadang dan kami ketahui suara yang satunya adalah Teo,dia memprovokasi Teo sampai Teo harus mengatakan: "Akan kubunuh kau"
Astro melihat komputer dan Dadang terlalu ceroboh membiarkan komputernya menyala begitu saja,sehingga sekali klik,langsung ada folder mencurigakan.
Astro membukanya cepat-cepat. File mp3 dan itu adalah suara Teo yang dipotong mengatakan kau harus mati. Lengkap. Dia menggunakan rekaman suara Teo untuk menelpon Rina. Jadi Rina mengiranya itu Teo.
Aku melihat buku yang dikatakan Irwan,awal halmannya persis dengan kata Irwan,kami berdua membacanya,buku itu seperti diary. Dia tau bahwa kami menjaga Rina. Tapi yang membuat kami berdua nyaris jantungan,hari ini dia tau bahwa Rina sendirian,dan akan membunuh Rina dirumahnya. Menuntaskan balas dendamnya. Aku dan Astro saling menatap shock. Kami melihat sebuah layar disudut dan ternyata itu terhubung dengan kamera tersembunyi yang dipasangnya entah bagaimana.
Kami melihat Rina tertidur disana,tapi tak ada Hendrik. Bagai petir yang menyambar kami berdua,Astro langsung menelpon Hendrik bertanya dimana keberadaannya. Astro terlihat terlalu gusar untuk bicara. Dan well,kami melihat Rina sudah bangun,dia mencari Hendrik karena dia memanggil "Oppa" Bahasa koreanya kakak. Secara Hendrik mirip boyband korea.
Bunyi bell dalam apartement itu membuat kami sesak nafas. Sialnya Rina,membukanya langsung mengira Hendrik yang menekan bell. Sialan..

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a daughter
AcciónAku polisi.. namun bagaimana jika tersangkaku adalah ayahku? Haruskah aku bertingkah seperti anak atau seperti polisi?