Rumah Harry benar-benar besar. Walaupun aku hanya sampai teras saja. Aku bisa menilai saja dari luar,kisaran harga rumah ini. Barang-barang apa saja yang didalam.
Memang di teras ada meja yang cukup elegan untuk teras,terlalu elegan malahan. Selera Harry terlalu berlebihan. Atau dia terlalu kelas atas?
Nina masih berpakaian biasa saja. Kupikir dia akan berubah jika tiba-tiba tinggal dengan ayahnya. Sepertinya dia masih tidak menganggap Harry ayah kandungnya.
Diatas meja sudah ada cake coklat utuh beserta piring kecil,cangkir kecil dua yang terbuat dari keramik. Teko nya saja sangat elegan. Aku bisa mencium itu bau teh. Artinya Teh dengan cake dark coklat? Hmmm lumayan.
"Makan,makan" ajak Nina. Kulihat sekeliling pengawal dirumah Harry dengan tegap berdiri disetiap sisi. Aku seperti berada dirumah Raja Negara ini.
Tiba-tiba mobil Porsche yang antik merapat di pekarangan rumah. Alisku bertautan.
"Itu keluarga Harry dari Italy." Bisik Nina. Aku mengangguk saja. Keluarlah dari mobil dua gadis dari pintu belakang. Wajahnya sangat latin,tapi rambut satunya pirang dan yang lain coklat tua. Wajah mereka sangat cantik. Kulit mereka putih pucat dan mata mereka berdua kecoklatan.
"Mereka keponakan Harry" Bisik Nina lagi. Yang artinya sepupu Nina.
Lalu dari depan keluar wanita lumayan renta dengan rambutnya yang keabu-abuan. Matanya tajam,wajahnya menunjukkan ketamakan. Walaupun wajahnya Italy,tapi masih ada Indonesia di wajah wanita renta ini. Beda dengan sepupu Nina.
"Itu ibu Harry" Bisik Nina lagi. Nenek Nina?
Lalu terakhir adalah pria yang mengemudikan mobil itu. Itu Harry?
"Itu saudara Harry" Bisik Nina pelan. Karena salah satu sepupunya yang rambutnya cokelat tua sedang berjalan kearah kami. Saudara Harry? Mirip memang. Tapi aku memang merasa ada yang beda jika itu Harry.
"Heyyy darl!" Teriak sepupu Nina berambut coklat itu sambil merentangkan tangannya ingin memeluk Nina.
"Hey Giolla" Sapa Nina sambil merangkulnya. Aku bisa melihat Nina masih bisa bersikap baik kepada sepupunya ini.
Tiba-tiba yang berambut pirang datang,dari wajahnya dia sedang kesal.
"Giolla dove si salva la mia roba?" Tegur gadis berambut pirang itu dengan bahasa Italia sepertinya? Giolla berbalik dan menatap gadis berambut pirang itu dengan jutek
"Mi sono trasferito nel bagaglio, come è molto fastidioso" jawab Giolla dengan kesal sepertinya. Aku tak paham apa yang mereka bicarakan.
"La prossima volta non toccare la mia roba" kata gadis pirang itu sambil maju dan menatap mata Giolla.
"Hey anak-anak jangan bahasa Italy didepan Nina. Itu tak sopan,berapa kali kubilang." Tegur nenek Nina sambil duduk di salah satu kursi teras tempat aku dan Nina duduk dari tadi.
"I'm sorry" Celetuk Giolla sambil memeluk Nina.
Gadis berambut pirang itu menatapku lalu berkata pada Nina:
"Lain kali Nina,pilih-pilih teman. Jangan sembarangan." Ucap gadis pirang sok cantik itu lalu pergi ke mobil. Walaupun dia mengatakannya dengan patah-patah karena aksennya sangat berantakan,tapi sangat jelas dia menghinaku.
Memang kuakui,dia cantik. Tapi tidak harus juga...
"Maafkan saudariku Lunetta,dia memang kasar" kata Giolla sambil tersenyum padaku. Aku membalas senyum. Giolla juga sepertinya belum lancar bahasa Indonesia.
***
Aku,Nina,Giolla dan nenek Nina duduk di teras.Menikmati cake dark coklat,Giolla dan neneknya sangat ramah. Beda dengan Lunetta,gadis itu langsung masuk ke rumah Harry.
Nina mulai akrab dengan mereka berdua.
Setelah bercengkrama,dari pembicaraan mereka,Giolla dan neneknya sama sekali tidak membahas masa lalu Nina walaupun kupancing. Artinya mereka tidak suka masa lalu Nina yang mempunyai ibu sederhana,apalagi saat kubahas Sukma. Mereka tersentak. Hawa aneh mulai terasa.
Dari raut wajah mereka,mereka benci istri-istri pilihan Harry dan aku juga curiga,pelaku pembunuhan ibu Sukma ada diantara keluarga Italia ini. Mereka mencurigakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a daughter
ActionAku polisi.. namun bagaimana jika tersangkaku adalah ayahku? Haruskah aku bertingkah seperti anak atau seperti polisi?