PART 20

934 66 0
                                    

Aku yakin,Astro akan mengorbankan Kiki dan Hendrik. Astro tak pernah suka siapapun di tim kami. Apakah mungkin dia juga akan menyeretku untuk dipecat? Toh aku cuma wanita lemah yang punya otak encer. Divisi Kriminal mungkin terlalu keras untukku. Aku sudah bayangkan harus mencari pekerjaan lain dan jadi tertawaan Divisi Penyimpanan Barang. Mereka pasti berpikir aku ini polisi tukang khayal yang akhirnya dipecat juga.

Aku tak mau menatap Astro. Seperti menonton film horror yang hantunya akan membunuh korbannya. Astro hantu? Tidak juga,dia Hulk. Namun bedanya Hulk itu karakter baik dan pahlawan. Sedangkan dia,masih 50:50. Atau kalau dia jahat,dia cukup jadi monsternya Ultraman saja?

"Aku pergi saja bersama mereka." Suara Astro begitu tegas dan yakin. Kami bertiga ternganga mendengar kata-kata Astro. Diluar kotak. Diluar dugaan.

Pak Ilyas tersenyum mengejek
"Kenapa? Aku akan carikan anggota lain" Kesal sekali aku dengan perkataan pak Ilyas ini. Dia terlalu memandang remeh kami dan tidak menjaga perasaan kami. Lebih baiknya dia tak usah ngomong begitu didepan kami.

Kulihat Kiki ingin bicara
"Jangan rendahkan kami Pak." Namun dipotong oleh Astro. Puas saja perkataan dari balik hatiku ini dilemparkan ke pak Ilyas walaupun bukan aku yang mengatakannya.

"HAHAHAHAHAHAHA!!" Tawa pak Ilyas pecah diiringi senyum kecil dari Emma. Aku tak mengerti.

"Aku hanya mengetes kalian.. aku hanya ingin liat tim ini benar-benar sudah menyatu apa belum" Ujar pak Ilyas dengan tegasnya.

"Tim itu seperti nasi goreng,jika yang masak tidak mengaduk-aduknya,maka nasinya takkan rata" Apa maksud pak Ilyas? Wajahku masih jutek dan heran-heran tak ada selera untuk ketawa.

"Kembali bekerja besok!!" Perintah pak Ilyas. Apa?! Kami tak dipecat? Aku tak percaya ini. Tapi kenapa?

"Tapi Kiki dan Hendrik,kartu kuning buat kalian berdua. Jika kalian ulangi lagi,tak ada ampun" Nada suara pak Ilyas skarang menyeramkan.

"Enyah!" Ucap pak Ilyas acuh tak acuh.

"SIAP PAK!!" Reflek kami menjawab dengan semangat.

Kami keluar berbarengan. Hendrik mendekati Astro dan membungkuk dalam-dalam dan berkata
"Terimakasih!! Terimakasih!! Aku tak menyangka kau akan ikhlas menyelamatkan aku!!" Ucapan Hendrik begitu tulus meski agak berlebihan.

"Siapa yang suka padamu? Aku hanya tak suka cara pak Ilyas" kata Astro dingin. Namun aku tau dia bohong. Hendrik tampak tau juga kalau Astro bohong. Mata Hendrik makin berbinar. Kiki melewati kami.

"Apapun alasanmu,makasih" Ungkap Kiki sambil berjalan tanpa memandang Astro,aku tau itu tulus. Wajah Astro tampak menelaahnya. Astro berbalik menatap ku, aku tersenyum dan berkata

"Kita hebat" Astro tertunduk sambil tertawa kecil.

***
Masakan udang tumis pete ibuku,baunya sungguh harum sampai menusuk saraf ku. Aku ingin sekali segera makan. Aromanya pedas namun tak membuatku batuk-batuk. Nasi yang ibuku sediakan juga hangat. Walaupun hanya aku dan ibu rasanya tak sesepi itu. Kecuali jika ibu ingin menikah lagi. Aku harus mempertimbangkan laki-laki seperti apa dia.

Bunyi ponsel ibuku membuatnya mematikan kompor dan keluar dari dapur. Aku tak tau telpon siapa itu sehingga dia musti sembunyi-sembunyi.

Aku bergerak ke wajan dan mengambil salah satu udang dengan sendok yang kuambil dari lemari makan. Ketika aku menggigit udangnya,rasanya empuk dan meledaklah tumisannya kedalam mulutku. Empuk dan enak skali. Ini sudah masak tentunya. Aku memegang udang yang dimulutku dengan tanganku dan berjalan keluar untuk memberitahu ibu soal udangnya yang sudah masak.

Namun aku mendengar ibu sedang berbicara sambil menggenggam ponselnya,ibuku menangis...

I'm a daughterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang