"Itukah sebabnya kita slalu melarikan diri ibu? Berpindah-pindah?" Aku lebih tegar menanggapinya walaupun aku berbicara penuh rasa perih seperti ada beling yang tertancap di kerongkonganku.
"Tapi akhirnya dia menemukan kita" ibu menjawabku dengan tekanan yang perih
"Bagaimana..."
"Ketika kau sering masuk di berita. Dia... dia terkejut kau polisi. Namamu yang lantas membongkar tempat persembunyian kita. Dia mendapatkan nomer ibu. Dan dialah yang ibu temani berkomunikasi selama ini" Oh itu Harry? Kata "kita" itu sungguh aneh walaupun selama ini aku tak tau kami sedang sembunyi.
"Lalu kenapa ibu membiarkan nama ayahku tergantung pada namaku?!" Terkecat aku mengatakan itu. Mungkin dengan kekanakan aku lebih baik tak tau dia ayahku.
"Ayahmu mengatakan,jika aku mengganti nama belakangmu,dia bisa jadi membunuhmu,atau menjadikanmu pelacur jika dia tidak tau itu kau. Apalagi kau polisi,aku yakin kau akan... dibunuh olehnya jika dia tak tau itu kau." Ibu mengulangi kata "jika dia tak tau itu kau" sebagai penekanan kalau itu terjadi,bahaya akibatnya.
"Aku hanya ingin melindungimu dengan kabur juga sejauh mungkin aku tak tau dia akan ke negara ini. Kupikir dia di Italia dan..."
"Sudah bu..." interupsiku pertanda aku sangat kesal bercampur sedih. Aku tak kuasa. Sungguh. Terlalu tak masuk akal. Kemyataan diluar nalar. Terlalu bingung aku sampai mual rasanya. Nama belakang terkutuk ini pasti akan dicurigai di kantor.
***
Hari ini pekerjaan begitu cepat selesai. Pak Ilyas menyuruh kami cepat pulang untuk mempersiapkan diri memata-matai mafia Cipta Ganda.Aku sampai dirumah namun...
Aku melihat banyak sekali pria berjas hitam dan berpakaian hitam. Aku masih bingung dengan mereka sampai ada yang menegurku dengan suara asing dan panggilan yang tak biasa dikupingku
"Nak..." Suara serak namun berwibawa tapi ada tekanan ketegasan disuaranya. Kuangkat wajahku pelan dan melihat wajah pria yang beberapa hari ini kugoogling di internet dan dialah misiku. Tak lama aku langsung mengenalinya. Dia terpampang nyata dihadapanku. Harry Gardakirana.
Kurasa mataku membulat terbelalak,badanku gemetaran dan mulutku ternganga. Tak tau wajahku seburuk apa waktu itu. Tapi hal ini lebih buruk. Aku menatap ibu. Dia disana depan dapur namun ditutupi pria kekar yang kutebak mafianya Harry. Aku menunduk dan memegang kepalaku pening.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm a daughter
ActionAku polisi.. namun bagaimana jika tersangkaku adalah ayahku? Haruskah aku bertingkah seperti anak atau seperti polisi?