1. Gagal Jatuh Cinta

246K 8.8K 300
                                    

Hello, Precious!

Cerita "I Love You, Suamiku!" ditulis sekitar tahun 2015.

Jika kalian menemukan typo, plot hole, atau apa pun, diperbolehkan berkomentar. Cerita ini belum direvisi soalnya.

Pinn jangan di-bully, ya, Gaess. Nanti jadi sedih.

Oke, oke?

Happy reading!

❤️❤️❤️

Dari jendela kamar, aku bisa melihat mobil milik Damara dan juga milik orang tuanya sudah terpakir di depan rumahku. Tapi, kenapa ada tiga mobil? Jika Damara membawa mobil sendiri, satu punya ayahnya, terakhir siapa, dong? Oh, mungkin punya saudaranya.

Seperti mau melamar saja. Mungkinkah? Semoga! Ok, cek make up dulu. Fix cantik! Ya, harus pakai make up nih, supaya enggak pucat. Kan habis sakit. Turun, ah. Damara cinta, I'm coming!

Dari ruang tengah aku bisa melihat Damara, orang tuanya, lah itu siapa, ya? Sebentar! Itu 'kan Aisey, cuma sekarang dia pakai hijab deh. Dulu 'kan enggak. Ya, itu memang Aisey. Dia masih suka ngintilin kakaknya--Ilyas. Dari dulu dua bersaudara itu selalu bersama. Ngapain sih mereka ikut ke sini?

"Jessica, ya Allah! Sudah sembuh, Sayang?" sapa Tante Ratri--ibunya Damara.

"Udah, Tante," jawabku sambil tersenyum, lalu mengangguk.

Aku menyalami Tante Ratri, dan dia mencium pipi kanan dan kiriku. Setelah itu, aku bersalaman dengan om Panji--ayahnya Damara, dan Damara-ku.

"Aduhh udah gede masih sakit aja," kata Damara, lalu ia menyunggingkan senyumnya yang menawan.

"Yee ... namanya juga sakit. Cicak juga bisa ngalamin kali," jawabku pura-pura cemberut, hingga membuat semuanya tertawa.

Aku berjalan mendekati Aisey untuk bersalaman--meskipun males--dan terakhir Ilyas. Pria itu menatapku tak berkedip, seperti baru melihat perempuan. Dasar orang aneh!

"Kita baru sempet ke sini. Maaf ya, nggak bisa besuk Jessie waktu di rumah sakit," ujar Om Panji.

"Ngga apa-apa kok, Om. Lagipula Jessica udah baikan," balasku malu-malu.

Om Panji perhatian banget 'kan? Namanya juga calon ayah mertua. Wah, rasanya ingin cepat-cepat menuju ke arah sana.

"Emang kamu sakit apaan sih, Jess?" tanya Damara.

"Awalnya cuma demam dan badan lemes banget. Terus pas periksa ke dokter, malah disuruh opname. Kata dokternya kecapean," jawabku.

"Makanya jangan terlalu capek, Jessica." Tante Ratri menasihati.

"Bandel sih anaknya," sambung Mami.

"Emang kecapean bisa masuk rumah sakit?" tanya Ilyas.

Apaan lagi nih, si Ilyas!? Kecapean sampai meninggal saja ada. Masih untung aku bisa diselamatkan. Enggak asik banget deh pertanyaannya.

Menanggapi hal itu, aku hanya tersenyum kecut. Kalau cuma berdua, sudah aku damprat itu cowok nyebelin. Ganggu saja!

"Kondisi Jessica waktu itu lemah, dia bahkan bilang susah bernapas. Om takut terjadi apa-apa. Tante juga khawatir banget. Syukurlah Jessica bisa cepat ditangani dan sembuh." Papi menerangkan.

Nah lho, papi saja enggak masalah sudah aku repotin. Kenapa si Ilyas itu jadi rempong? Uhh kapan pulangnya sih mereka? Sebel!

"Hemm ... baguslah," balas Ilyas.

I Love You, Suamiku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang