Kerjaan makin banyak saja deh. Dua bulan ini aku pulang malam terus. Gara-gara setiap pagi sampai siang memotret outdoor, klien yang mau foto di studio jadi dipotret malam hari. Hampir setiap malam juga, Matthias mengajakku makan malam bersama. Dia memang ada pemotretan denganku. Ternyata dia orangnya asyik diajak ngobrol. Biasanya kan orang yang asyik di chatting, ngga mesti asyik juga di dunia nyata. Tapi Matthias beda. Dia bener-bener membuat aku nyaman saat bersama. Ada banyak hal yang menjadi topik obrolan kita. Aku bahkan baru tahu, kalau kita sama-sama takut anjing. Ah memalukan memang!
"Kenapa senyum-senyum? Ikan bakarnya mirip Nemo ya?" Tanya Matthias.
"Bukan. Tapi ikan ini sexy. Kulitnya tanning gitu." Jawabku dan Matthias langsung tertawa.
"Tanned skin itu terbakar sinar matahari, kalau ikan ini kan dibakar pakai arang. Ada-ada aja kamu nih!"
"Aku suka banget lho makan seafood." Aku mencomot lagi ikan bakar yang nikmat ini. Bumbunya mantap! Tidak terlalu pedas, jadi lebih berasa gurihnya.
"Oh ya?" Matthias melihatku sekilas dia juga menikmati makanannya lagi.
"Ya. Hampir semua jenis seafood aku suka. Kecuali udang."
"Udang? Kenapa ngga suka udang?"
"Bukannya ngga suka. Tapi alergi. Gatal nanti kulitku." Aku jadi teringat pernah mengalami merah-merah di tangan gara-gara makan cak kangkung yang ada udangnya.
"Oh sayang banget! Aku malah ngga punya pantangan untuk makanan apapun."
"Enak dong kalo gitu."
"Makanan tentu saja enak, yang ngga enak tuh sandal!" Jawabnya. Kami tertawa bersama.
"Minggu ada acara?" Mau ngajak kemana ya?
"Besok ngga ada sih, kenapa emang?"
"Nonton yuk?" Minggu pergi nonton? Apa kata Ilyas nanti!
"Minggu kan ramai. Senin aja! Abis dari studio, jam enam lah."
"Ok kalo gitu."
"Fix, Yas."
"Hahaha...." Eh kenapa nih orang?
"Kenapa sih ketawa gitu?"
"Lucu aja. Temen-temen panggil aku 'Matt', cuma kamu yang manggil 'Yas'."
"Lho nama kamu kan Matthias. Ngga suka ya?" Selidikku.
"Bukan ngga suka. Unik aja lho. Aku jadi ngerasa spesial." Matthias tersenyum menatap lurus ke arah mataku. Ya kali aku manggil, Matt. Kalau di rumah keceplosan manggil Ilyas 'Matt' gimana? Satu panggilan, untuk dua orang. Aman!
"Tapi aku ngga ada maksud samain kamu kayak martabak lho, Yas." Mendengar jawabanku, Matthias terdiam sebentar lalu tergelak. Berasa martabak spesial dia.
"Jessica, kamu lucu tau! Bikin aku ketawa." Kata Matthias.
"Bagus dong. Daripada bikin kamu nangis."
"Kamu bakal kayak gitu?"
"Apa?"
"Bikin aku nangis."
"Oh itu sih tergantung kamu. Kalau kamu cengeng ya bakalan sering nangis." Jawabku santai. Matthias tertawa lepas.
"Oh my god, Jessica! Bisa aja bikin aku ketawa."
"Ah ya sudahlah! Kita pulang aja yuk? Udah kenyang juga nih."
"Jess!"
"Apa?" Matthias tidak langsung menjawab, tapi menatap lurus ke arahku.
"Jangan pernah ada yang berubah diantara kita. Aku nyaman saat bersamamu, Jess." Matthias menggenggam tanganku. Aku menarik tanganku secara perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You, Suamiku!
RomansaJessica Elden selalu merencanakan semua hal dalam hidupnya. Dia bahkan berencana jatuh cinta pada Damara Setiadi--teman masa kecilnya. Namun, Damara lebih memilih Aisey sebagai pendamping hidup. Damara justru menjodohkan Jessica dengan Ilyas Ali Bur...