bagian 8

1.4K 74 0
                                    

Obrolan sore di kantin kampus,
Kantin kampus terletak ditengah tengah antara asrama dan kampus, bersebelahan dengan laboratorium bahasa dan di pisahkan selokan kecil, ada beberapa ikan yang sengaja dipelihara didalam selokan berukuran panjang sekali, dan lebarnya cuma setengah meter, tempat favorit kami dekat sekali dengan selokan, view nya suka dengan ikan ikan yang bisa move on dengan mantan. Sepertinya.
Tema kali ini gak jauh dari manta ,
Inget mantan lagi, gagal move on beneran nih, siapa coba yang bisa membuang mantan sebersih bersihnya.
" Ada gak sih detergen yang bisa ngilangin yang namnya mantan, harga nya berapa pun pasti aku beli,
atau paling juga ada iklan , bisa ngehapus tato bersih mulus, ada juga laundry fast and clin, ada gak sih yang tahu dimana nyuci hati biar bersih dan bebas dari gangguan mantan, ada juga gurah biar suara bening, ada juga paranormal yang masang iklan, bisa membuat rumah bersih dari gangguan jin dan sahabatnya, (bukan jun ya , kelihatan umur klo nyebut judul jin dan jun, tersinetron)
Gak ada pokoknya yang bisa ngilangin, bersihin, dari yg namanya mantan. Fix. Cocok. Deal. Salaman." Pica berceramah panjang kali lebar. Sama dengan dicuekin.

"Gimana, kan ulang tahun ku , pasti deh si Aldi gak bakal ngasih surprise." Kata Meli tiba tiba nyeletuk galau tingkat rw.
"Aldi tuh masa lalu, kalo diibarat kata aldi tuh bayangan, sesekali tengok tapi gak mungkin bisa nyalip kita yang semakin didepan."cerocosannya Pica yang mengkalim dirinya belum punya mantan, dia gak pacaran.
Beda lagi sama pendapat duo lidi

"Mantan? Apa tuh enak ini mendoan dimakan pake cabe "krsh.. uham.. berasa ada doping dari dalam lewat mulut". "Gitu." Gayanya mengunyah

"Yeee kamu bisa ngomong gitu, karena gak punya mantan!" kata Uming menyikut lengannya Meli.

"Apaan tuh..."tiba -tiba Uming mengagetkan kami yang masih memperhatikan wajahnya Uming. Telunjuk nya menunjuk kearah bawah, berarti selokan. Kepala kami bertiga reflek tanpa di komando lagi,
"Siapa tu?"
Meli segera bangun dari bangku kayu yang memanjang, menuju ke tangan yang memegang bronkik (red; baca rainbow cake)
"Astaganaga, Aldiiiii!"tangannya meraih bronkik tadi dan menaruh diatas meja, Pica uming menyelamatkan pria yang disebut namnya tadi Aldi.
"What happen?"

"Tadi niatnya mau ngasih surprise buat
itu," tangan aldi menunjuk kearah Meli,

"Makanya gak usah deh sok-sokan romantis. Gak bakat.bukan faknya. Udah sana bersihin dulu muka mu tuh." Untung gak kayak difilm film warkop, yang kalo jatuh kekolam pasti mulut sama kantongnya kemasukan ikan.
Celana pendeknya lumayan basah kuyup, kacamata yang dikenakannya juga ikut belepotan. Wajah culunnya Aldi jadi kelihatan tambah culun.

"Duh kasihan." pica menghela nafas dalam, melihat kepergian Aldi dan Meli.
"Yuk ah dimakan aja nih bronkik." Pinta uming.
"Nunggu yang punya, kan dia yang ulang tahun , belum juga ditiup lilinnya dah main potong aja."jawab Widi ikutan sewot bin geregetan menatap wajah Uming yang tak merasa berdosa.

Asrama, asmara & samaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang