bagian 24

538 43 0
                                    

Masih dihari yang sama dikamar Pica.

Uming dan Meli tak jadi diusir sama si Pica, mereka bertiga masih berdiplomasi.

"Pic tolong dicabut deh sumpah serapah lu ke Kemas, gue takut sendiri ngedengernya."

"Iya Pic beneran." Uming ikutan menepuk pundak Pica agar segera insaf.

"Diem gak! kalian tau gue kan, paling gak suka kalo dijodoh jodohin."

"Ya udah, gue batalin perjodohan lu sama si Kemas!"

Meli pergi ngeloyor menjauh dari kami berdua, dengan dua tanduk dan muka yang memerah.

"Ya alloh Pic, tuh kepala apa batu sih."
Uming juga ikutan pergi.

"Huuft... !" Pica menghembuskan nafas dengan beratnya.
"Oh my god, what happen with me?"

"Pic Pica... dicariiin sama cowo tuh...hosh hosh... hosh ..." suara nafas ngos ngosannya si Bonder terdengar tak beraturan, ia memegangi lututnya dan memperbaiki irama nafasnya, setelah berlarian.
Alisnya Pica ke atas satu.
"Siapa? Gue? dicari cowoo?" Kali ini Pica nunjuk kearah hidung sendiri karena tidak percaya dengan kejadian hari ini.

"Sumpah tuh cowo ganteng banget, lagi dikerubungi cewe penghuni tuh di ruang tamu asrama Piic." Kali ini suara bonder masih belum jelas terdengar.

"Oke, bisa gak dipelanin suara elo, biar gue ngedengernya agak enakan, kuping gue agak sliwer nih gegara kecelakaan kemarin." Pinta si Pica.

"Okeh... hos hos hos..." setelah nafas bunyinya teratur Sibon mulai menata kalimat.

"Pica... didepan ada cowo ganteng pake banget.. sedang nyariiin kamu, terus bawaa keranjang buah buanyak banget." Kali ini lebih jelas perkataannya dan bisa dicerna, meskipun Pica malahan bengong dan hampir tak berekspresi.

"Helow Pic, kok malahan jadi bengoong."
Dijentik-jentikannya jari telunjuk dan jempol kearah pica.

"Oh ya..?" Pica memperbaiki penampilannya, yang ada diotaknya hanya satu. Kemas. Setelah memakai lipgloss, dan berganti pakaian, ia bersiap ke ruang tamu,
Pica terlihat tetap elegan dengan langkahnya yang santai, Sibon sampai heran terus memperhatikannya. Jantung Pica berdetak kencang sekali, mendadak seperti sedang ada pacuan kuda didalam dadanya. ("Hem, katanya gak suka kok grogi? Makanya jangan sok jaim :p")

"Kak gibran?"mata Pica menatapnya bahagia, tubuhnya telah jatuh kedalam
pelukan cowo ganteng dihadapannya.
Sontak membuat seisi asrama gaduh,
"Woi ini asrama cuy, gak boleh ada adegan mesum."

Mereka melepaskan pelukannya.
"Ini kakak saya, namanya Sebastian gibran."

Wajah-wajah cengo mereka memandangi kami kembali,
"Aku Rosita sari devi." Ka Ros sudah mengulurkan tangan kanannya, mata galaknya tetap menyalak, sehingga membuat ka Gibran seperti terhipnotis spontan ikut mengulurkan tangan kanannya. "Gibran."
"Gibran?" Kaya saya kenal.
Pertanyaan kak Ros belum sempat dijawab namun sudah ada tangan-tangan yang lain sedari tadi antri untuk menyalami tangan kakak secara bergantian.

" Dih, jangan ge -er anak asrama emang lebayatun kak." Bisik Pica ketelinganya Gibran.

"kakak suka malahan."

"Jangan kegantengan juga kali !"
Kak Gibran memegangi tangan kananku,

" kaka baru denger kemarin lho, mamah yang telpon, nih buru-buru dari bandung ke sini."
" emang kaka gak ada kerjaan apa?"

"Duh kangenny sama ade satu-satunya ini."
Tangan Gibran sudah mendarat di kedua pipinya Pica.
"Udah punya cowo belom nih?"
Pica menggelengkan kepalanya dengan pandangan mata yang memelas.

"Dinikmatin aja jadi jojoba, mana temen satu geng lo yang sering lu ceritain?"
"Gak tau mereka pada ngilang kemana,
barusan gue usir, mereka rese!" Pica bercerita dengan berapi api, terlihat dari raut mukanya yang menegang.

"Kakak juga sebentaran , kaka belum ke rumah lhoo, mamah sama papah terus telpon."

"Kaka pamit dulu ya... apa mau ikut pulang?"
"Gak.. Pica kan mau ambil jatah pulangnya bulan depan aja."
"Ya udah, kaka pulang dulu ya." Pica manyun melihat kakanya berpamitan,

"Tataaah, kaka Gibran.... "serempak seperti ada paduan suara dadakan dari anak asrama yang ada diruang tamu.



Minta vote dan coment nya ya kawan.

Siapa tahu coment nya bisa juga jadi cerita petualangan Pica dkk selanjutnyaaa.....

Asrama, asmara & samaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang