"Picaaaaaa.....lu dari mana aja sih seharian?"
"Gila lu ya? Mepet abis lu masuk asrama bisa-bisa lu kena sanksi tau!"
Meli menyerobot masuk ke kamar Pica.
"Iya pica, dari mana aja???"
"Untung absen berjalannya kak Ros belum sampai sini." Meli masih nyerocos.
"Eh sebentar! Jangan bilang kamu baru pergi sama cowo ganteng yang tadi sore jadi trending topik diasrama ya?" Meli terus memberondong dengan pertanyaan yang belum sama sekali mendapatkan jawabannya.
"Ih Mel tanyanya satu-satu dong, biar Pica jawab duluan." Uming meminta agar sahabat lebih bersabar mendengar jawaban Pica.
"Kok, kok, mata lu bisa bengkak begitu!"
"Lu abis nangis?? Lu baik -baik aja kan." ternyata matanya Uming lebih jeli melihat Pica yang terlihat sangat kelelahan.
"Pic, ada apa cerita dooong?" Widi lebih selow menarik lengan kanan pica untuk duduk bersebelahan dengannya di kasur.
"Nih, ada camilan, nanti keburu basi." Pica tak menjawab pertanyaan teman-temannya, kali ini otak mereka 'hokus fokus trulala' ke kantong kresek hitam besar di lantai. Suara gaduh kini berpindah dari kantong kresek, tangan sama mulut mereka yang sudah mulai membuka dan memasukkannya kedalan mulut mereka.
Tangan Meli sudah memegang satu bungkus lays, Widi juga sudah asik dengan chitato berbeque, sementara uming masih manyun tapi tetap tak mau kalah dari dua lidi, bibirnya sudah mengapit permen loli.
Pica merebahkan tubuhnya,
"Aaah... humswithum"
Matanya terpejam , meskipun dirasa sedikit perih dan panas efek dari menangis tadi sore masih dirasakan, minimal tubuhnya tak begitu beban. kepalannya ddibenamkan pada sebuah bantal."Pic.. dari mana sih lu?"
"Hmmt..."
"Udah kontrol kan tadi?"
"Hemmmmt."
"Sama si kaka lu yang katanya gantengnya kebingitan itu?" Widi menebak -nebak.
"Hmmnmt."
"Kok ga minta antar ke gue c?"
"Hmmm..."
"Pic. .. , tadi kata sibon lu pergi sama orang yang mengunjungi ka Ros diasrama ya.?"
Mata Pica kemudian terbuka lalu memiringkan tubuh dan wajahnya kearah kami bertiga yang terduduk dilantai.
"Sebentar.. bukannya itu Kemas." Meli menebak jitu sekali kali ini.
"Ini oleh oleh dari kemas juga?"
Pica mnggelengkan kepalanya."Kok jadi pake rahasian-rahasiaan sih Pic? "
Pica menggelengkan kepalanya dengan ekspresi lucu."Aneh?"meli berdesis ditengah tengah suara gemeretak lays di mulutnya.
"Kenapa? "Uming
"Kok barusan si Kemas telpon gue ya ?"
Kembali ajah Pica sekarang tertarik memperhatikan suara dan gerak biburwnya si Meli."Iya, beneran. Nih liat masih ada logister di hape gue kok!"
"Kalo lu perginya sama Kemas, terus oleh-oleh ini dari kaka lu? Bukannya sekeranjang buah itu yang kaka lu bawa?"
Pica memegang dahinya dengan keempat jarinya jempol tangannya memijat kening.
Hanya tersenyum masam memandang kami berempat."Alibi nya lu keren abis Pic."
Tangan Uming sudah ikut mendarat di dahi Pica dan menyamakan suhu dengan pantatnya sendiri."Lu gak kesambet kan Pic takutnya ada wewe gombel nempel di badan lu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrama, asmara & samara
FantasyCerita tentang anak cewe dengan hidung gak mancung dan gak bangir sebut saja 'pesek' untung ketutup kulit tubuhnya yang putih dan tinggi badan nya yang semampai. cewe satu ini rempong dan suka sekali membuat seisi asrama gempar. berulang kali ia b...