Semua toilet sudah di sisirnya, bahkan saking penasarannya Kemas memaksa menerobos kedalam ruangan toilet yang hanya boleh dilewati sama wanita.
Kemudian Kemas berlari ke halaman depan setelah matanya menangkap badan taksi berhenti lalu melaju sedikit kencang.Pov Pica
Setelah berpamitan dari Kemas dan kawan kawannya dia berlari menuju ke halaman kafe, kebetulan tempat nya berhadapan langsung dengan jalanan ramai jadi tak sulit untuk mencari taksi. Ia telah bertekad pulang tanpa berpamitan ke Kemas.
Sesekali ia menengok jam ditangan kanannya. Sebuah jarum jam sudah kritis , jarum pendek diangka delapan yang panjang di angka 6 . Dia harus cepat bergegas sebelum pintu asrama bebar-benar dikunci sama bu Novi."Kemana mba?" Tanya pak supir.
"Asrama jalan gatsu ya pak."
"Kampus dua?"
"Iya pak."
Kemudian supir taksi dan Pica hanya berbicara denga pikiran mereka masing masing.
Hanya limabelas menit taksi sudah mendarat dengan selamat dihalaman kampus, setelah menyodorkan satu lembaran dua puluh ribuan dan satu lembar lima ribuan Pica berlalu menuju ke asrama melewati loby kampus. Masih ada beberapa mahasiswa yang masih duduk-duduk di tangga lobi menonton tivi bersama.
"Picasa..."
Pica menghentikan langkah kakinya, ia seperti mengenal suara dibelakangnya, dan hanya satu orang yang memanggil nama panjangnya. Ya!.
Satu buah kantong kresek besar sudah ada dihadapannya.
"Ini camilan biar enggak bosen dikamar. Dan cepet sembuh ya."
"Kok masih dikampus pak?"
"Iya kebetulan tadi habis belanja lewat depan kampus."
"Duh maalahan jadi ngerepotin,makasih pak."
Sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
" enggak kok."
"Bisa ngomong bentaran gak?"
"Ooh,"pica melihat jarum jam ditangannya.
"Enggak lama kok." Pintanya meyakinkan.
"Ooh, ya boleh."
"Tadi sore bapak lihat Pica sama cowo."
(Duh kok jadi kepo sih pak.)
"Ooh, itu kakak saya pak."
"Bukan, yang satunya."
"Ooh, itu temennya si Meli kok pak."
"Ooh, ya sudah bapak pamitan dulu ya?" (Duh, pak, ipknya cumlaude kok komunikasi nya standar gitu).
"Makasih loh pak oleh olehnya." Pica bergegas pergi.
"Aneh!" Pica mengernyitkan dahinya,
"apa urusannya coba, gue mau pergi sama siapa atau dengan siapa? Kok mendadak jadi sebel dih sama pak Hawe."
Pica melanjutkan langkah kakinya menyusuri lorong kampus,
Pov pak Hawe:
Setelah keprgian Pica dengan lelaki mirip adipati dolken yang dilihatnya dari lantai dua ternyata pak Hawe tak pergi belanja, tapi memang sengaja membelikan pica camilan di koperasi kampus biar bisa tahu siapa yang pergi dengan Pica..
Pov kemas:
Dikafe:
" Ih, pica nya menghilang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrama, asmara & samara
FantasyCerita tentang anak cewe dengan hidung gak mancung dan gak bangir sebut saja 'pesek' untung ketutup kulit tubuhnya yang putih dan tinggi badan nya yang semampai. cewe satu ini rempong dan suka sekali membuat seisi asrama gempar. berulang kali ia b...