Cinta sering datangnya tiba tiba tapi saat harus melepas, lengketnya seperti sisaan permen karet, lengketnya berhari hari susah ngilanginnya.
Pica sudah masuk kedalam mobilnya Kemas, Pica menolak sewaktu Kemas berbaik hati ingin memakaikan safe belt nya.
"Gue bisa make sendiri. "
Pica masih ketus dengan Kemas tapi malahan kelihatan semakin kiyut."Okeh,nuna semoga senang dengan perjalanan kali ini."
"Maksud lu? gak nyulik gue kan?"
"Tuh otak lu perlu diapgred, di flash biar ilang prasangka buruknya sama orang."
"Oh my god jangan sok baik dan sok bener juga deh."
"Udah ah.. diem duduk yang manis dan kurangi cemberut dan muka murungmu, biar deket sama jodoh." Kata Kemas, sambil terus memegangi stir dan menyalakan lcd monitor mobilnya.
Pica kali ini seperti tak tertarik dengan perkataan si Kemas. Jauh dilubuk hatinya sebenarnya dia sedang kege-eran. Karena serasa menang dari ka Ros.
Cewe selalu jaim pura pura menolak padahal dalam hatinya, ge er nya tingkat langit."Tadi gue dipanggil nuna? Yeaaay!" Pica membatin.
"udah sampe nuna."
Pica bergegas menuju klinik dokter terdekat, sukurlah hanya terlihat beberapa orang saja yang datang untuk periksa hari ini ada sepasang suami istri dengan seorang anak kecil, Kakek nenek juga ada. Pica mendapat nomer antri ke tiga. Pica sengaja duduk mendekati nenek sama kakek yang bersebelahan. Tujuannya agar kemas tak duduk disebelahnya. Tapi malahan seorang kakek beranjak dari tempat duduknya mempersilahkan kemas duduk bersebelahan denganku.
"Tuhan maha baik, lagi -lagi membuat keberuntungan buatku." Kemas membisikannya ke telinga Pica.
"Karena kakek baik itu aja." Pica berkata setengah berbisik.
"Apapun itu." Kemas kepedean.
"Ouch!!!!" Kemas menjerit mengangkat kakinya yang sudah diinjek sama kakinya pica dengan keras. orang orang pandangannya tertuju ke arah kami.
"Kenapa mas?" Nenek disebelah kami bertanya.
"Eenggak nek.." kemas menggelengkan kepalanya, sepatunya hampir saja robek karena hak 3 centi
sepatunya pica menginjaknya dengan keras."Maaaaf..." Pica membisikkan nya ditelinganya Kemas, bulu romanya Kemas berdiri, hanya saja dia juga masih marah dengan kelakuan Pica.
"Cewe gilak!" Menengok kemas kembali kewajahnya Pica.
"Biarin, " kedua alisnya pica naik turun sembari tersenyum penuh makna.
Kemas beranjak dari tempat duduknya dengan sedikit pincang lumayan sakit sepertinya.
Gak perlu waktu terlalu lama untuk antri diklinik. Setelah selesai pica menggandeng tangan Kemas.
Kemas masih keheranan dengan monster berwujud bidadari disebelahnya, gak nyangka aja seorang cantik seperti disebelahnya mampu melakukan hal konyol dengan cowok seganteng kemas. Gila kali ndro!.
"Mau lagi nggak?" Pica membuka pembicaraan dengan masih menggandeng lengan kanannya pica.
"Nggak, kapok gue.""Makanya jangan sok kegantengan deh."
"Emang dasarnya ganteng."
"Oouch." Pinggangnya Kemas kebelakang, ternyata sikut tangan kirinya pica sudah menyiku perutnya.
"Heh pikachu! Kalo mau main smekdon jangan sama gue dong!bisa bisa badan gue pulang pulang diotopsi nih!"
"Bwahahahah..." Pica tersenyum penuh kemenangan.
Pica sudah duduk manis dengan safe beltnya, Kemas juga sudah siap dibelakang stirnya, tiba tiba tubuh Pica bergeser mendekat ke Kemas.
Wajah pica mendekat ke wajahnya Kemas dekat sekali bahkan Kemas merasakan hangat nafasnya Pica, kemas berusaha menjauhinya tapi mentok kena punggung jok mobilnya."Pica yang galak ternyata mempunyai sisi lain yang liar." Kemas membatin, sambil terus berusaha menahan emosinya agar stabil.
"Gue gak suka sama cowo yang sok kegantengan!"
Sontak wajah Kemas berubah dari baper ke marah yang memuncak."Gue, gak suka lu, cewek gila, cewe kasar. "
Kemas mengemudikan mobilnya sedikit kasar dan kencang.Pica jadi merasa bersalah sama Kemas, dalam batinnya dia sebenarnya yang mengagumi Kemas, hanya saja kenapa yang muncul malahan dia seolah benci banget,
"Eh, Kemos lu mau kemana?" Wajah Pica mulai ketakutan.
"Harusnya putar balik, kok ini nggak! malahan lurus." Kemas masih datar mukanya masih menahan kemarahan sama Pica.
"udah sore nih gue mau futsalan dulu." Akhirnya buka suara juga batin Pica.
"Gak, gue mau naik taksi aja, gue gak mau terlalu banyak utang budi ama lu."
Pica hampir saja keluar dari pintu mobil, (kayak di sinetron sinetron yang adegannya suami istri bertengkar.)"Kepala batu! Tutup gak!, gue karungin juga lu." (Kucing kali bang,dikarungin he) Kemas menyeret lengan pica, sambil menguasai stir mobilnya. Kali ini Pica seperti robot yang remotenya diambil alih Kemas, sehingga ia tak bisa berbuat apa-apa karena perasaan bersalahnya yang besar.
Yuk ditunggu vote sama comentnya...
Yang baru baca selamat datang didunianya Pica dkk...
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrama, asmara & samara
FantasyCerita tentang anak cewe dengan hidung gak mancung dan gak bangir sebut saja 'pesek' untung ketutup kulit tubuhnya yang putih dan tinggi badan nya yang semampai. cewe satu ini rempong dan suka sekali membuat seisi asrama gempar. berulang kali ia b...