bagian 42(end)

1.1K 39 5
                                    

Hepi reading......

Pica mendekati tubuh kak ros dengan ikut berjongkok, lalu meraih tangannya. pica tau terkadang ada beberapa orang yang menyembunyikan perilaku yang keras diluarnya,hanya untuk membungkus hatinya yang kesepian, bahkan sangat rapuh. Pica masih terpaku tak berkedip menatap sosok didepannya. Perlahan
Wajah sosok dihadapannya menyembul, pipinya basah oleh airmatanya,maskara dan eyeliner yang luntur di mata jengkol yang biasanya dipasang begitu bengis, kali ini meredup, ada mendung disana bahkan terkesan lebih menyeramkan dari seorang preman dipasar gembrong. Horor habis!.rambut yang terurai acak acakan, mata yang bengkak, dan aroma apa ini?
"Maaf gue habis kentut, tiga hari gak boker."tersungging senyum penuh ketidak bersalah annya.

"What!!!, gue kesini buru-buru hanya untuk disuguhi aromatherapy merk si**t??" Pica membatin penuh amarah dan dendam.

"Picaaaaa... huk huk huk." Pica bisa merasakan, ada sebuah kehilangan yang dipaksakan, ya memang cinta sering menghilang saat kita begitu memujanya, cinta mudah sekali pergi ketika kita menggengamnya terlalu kencang.
Kehilangan, perpisahan, selalu saja membuat sakit hati, menjadikan kita tau bahwa kehadiran seseorang itu berharga,bahwa setiap momen itu menyenangkan dan butuh penghargaan, sebab suatu saat hal sepele yang pernah kita lakukan hanya akan menjadi kenangan bagi kita, yang hanya bisa diingat oleh orang yang kita cinta.

Cinta selalu saja butuh lapang dada, butuh stok maaf yang banyak, butuh ekstra pengertian, butuh kepercayaan, dan butuh sedikit ruang agar bisa bernapas.

Seandainya orang orang menghargai sedikit saja pasangan yang dititipkan tuhan kepadanya, pasti akan banyak sekali orang orang yang akan menjaga titipaNya agar suatu waktu tuhan memintanya kembali Dia tersenyum dan berterimakasih kepada kita karena telah menjaga titipaNya.

Rosita yang pica kenal sadis, bengis, bahkan juteknya udah skala 10 jika rate nya 1-10, sebenarnya mempunyai kekurangan, yaitu ingin diperhatikan,ingin dianggap lebih, hanya saja memilih cara yang salah. Setiap manusia dianugerahi cinta yang berlebihan stoknya oleh tuhan, untuk dibagikan, hanya saja bagaimana cara kita untuk membagikannya.

"Bagaimana nasib gue pic.... huk huk huk." Memang pica sengaja tak menjawab apapun, tangannya terus menepuk halus pundak kak ros yang kini berada di pelukannya, pica tahu keadaan seperti sekarang kak ros hanya ingin didengarkan tak butuh saran. Percuma. Sebab orang yang tengah kehilangan biasanya telinga dan hatinya bebal dengan asumsinya sendiri, bebal oleh egonya yang tinggi, bebal oleh prasangka.
Pica mengelus pundaknya kak ros dengan lembut untuk meredakan suara tangisnya.

"Sudah lah kak." Pica kembali membiarkan pundaknya basah oleh airmatanya kak Ros.
"Kemas pergi dan memutuskan untuk pindah kuliah ke jogja." Di tengah ramai isak tangisnya ka Ros mengelap ingus di hidungnya."sroot."
"Tenanglah dulu kak." Masih dalam pelukan pica mencoba menuntun tubuh nya rosita dan mengajaknya untuk duduk di bibir ranjang, melewati tisue yang berserakan dan barang-barang yang teronggok dilantai.
Setelah mendudukannya pica mengambil segelas air.
Disodorkan ke hadapan kak ros dengan cepat menenggak tanpa disisakan air mineral didalam gelas belimbing.
"Makasih." Pica membalasnya dengan senyuman tipis.
"Aku jelek ya kalo lagi nangis?" Pica menggeleng,lalu mengelap noda kehitaman dikedua mata kak ros.
"Duh kak gak usah dijawab deh udah ketahuan jeleknya kok tanya." Pica menjawab dalam batin.
Mata jengkol serenyah apel washington itu memang sekarang lebih tenggelam dalam kelopak yang membengkak.

"Ternyata memang cinta gak bisa dipaksa apalagi memaksakan hati untuk menerima cinta." Matanya menatap tembok dengan tatapan kosong, ada kekecewaan yang dipendamnya ada rasa bersalah, bercampur didadanya kali ini.

"Gue yang mengancam kemas untuk mengakui dan menyuruhnya ngomong ke lu kalo dia gak suka sama lu pic, gue yang maksa untuk nganterin kemana aja gue minta." Kembali terdiam tangannya terus mengelus-elus gelas bekas air mineral tadi.
"Gue kira cinta bisa hadir jika kita sering bersama, dan itu gak berlaku buat cowo, apalagi buat kemas." Sesekali masih sesenggukan sisa tangisan barusan masih kadang terdengar, kemudian wajahnya tertunduk menatap ubin dikamarnya.

Asrama, asmara & samaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang