Hay....
Jumpa lagi, dengan bagian baru semoga menikmatinya, jangan lupa vote dan komennya biar Author juga semangat melanjutkan kisah Pica dkk.
happy reading ya teman...
3 BULAN BERLALU....
Cinta seringkali harus dilepaskan agar disegerakan dengan cinta yang lainnya.
"Pica." Uming berbisik lirih sambil menyenggol tangannya Pica, ketika datang ke sebuah kafe dengan beberapa ornamen unik yang menyajikan berbagai macam menu, tempat nongkrong yang asik no. AC tapi full musik meskipun hanya berukuran 5 x 10 m. Bangku dan meja tertata rapih, ada yang diset hanya untuk dua orang pengunjung saja, ada meja yang tampak lebar dengan kursi mirip dipan panjang, mungkin muat untuk beberapa orang, kebetulan bangku yang tersisa hanya yang buat berempat dan bangku lonely,kami memilih sisa bangku tadi yang biasa kita duduki berempat.
Kebetulan Meli sama Widi sedang pulang kampung."Pic..." sekali lagi suara Uming berbisik, Pica menatap wajah Uming yang ternyata sedang fokus menatap obyek yang lain. Mataku pun mengarah ke obyek pandangannya Uming. Arah jam 12.
"Ommo, itu manusia apa malaikat, Pic."
Mataku menatap lurus tepat didepan meja kami terlihat penampakan yang mirip malaikat, seorang cowo baru saja melepas kacamatanya, diikuti tangannya membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan, hidungnya, alisnya, bahkan bibirnya kok "aduh!"gumamnya Uming lirih."Pic, lu liat itu cowo kan?"
Gue hanya menganggukan kepala tanpa melepaskan pandangan."Jangan bilang cuma gue yang liat, karena itu nyata kan Pic?"
"Picaaaa..."
Diinjakkan alas kaki flat shosenya Uming ke kaki kiriku."Auw.."erang Pica, masih menatap nanar dengan kedua tangan masih memegang smart androidnya.
"Tuh kan ada juga manusia yang gantengnya sampe gak ketulungan?" Cerocos Uming.
"Sst."
Cowo tadi berjalan menuju kami, ya kami, gue sama Uming, duh wanginya lelaki ini."Permisi mbak, tau kode wifinya gak ya?"
Mata kami masih tak berkedip, menatap lekat cowok atletis dihadapan kami, yang mungkin memiliki tinggi sekitar 180, kaos oblong nya sih biasa aja tapi, kelihatan banget isi nya, cowo model gini mah hanya ada didalam mimpi aja."Mbak.." ketukkan tangannya membuyarkan semua, ini nyata ya, kenyataan yang harus dihadapi.
" ooh, itu, sama kaya nama kafenya mas, hanya ditambah 01 dibelakangnya mas." Uming tergagap dengan masih tak melepaskan pandangan.
"Oke, makasih." Sambil tersenyum kalem, adem, memamerkan deretan gigi putih dan lesung pipitnya,cowo ganteng yang membuat jantung gue berhenti sejenak itu berlalu. Yang tertinggal hanya aroma bvlgari. Uming masih tidak bergeming. "Tampar gue,tampar gue Pic." Kami terkekeh melihat kelakuan sendiri.
"Gue , mau nungguin cowo ganteng itu pergi, dan Gak bakalan deh gue pergi duluan."ikrar dadakannya Uming kalo melihat yang bening-bening.
"Yaelah Ming, mana mau tuh cowo sama elu!" Ejek Pica ke Uming.
"Hahaha.."
Kami masih berbisik sambil tak melepaskan pandangan kami kepadanya."Pic, lu ngebayangin enggak kalo tuh cowo nge lepas kaos oblongnya, bisa-bisa gue mati berdiri, pasti aja ya tuh cowo roti sobeknya bbeuuhh, kenyal-kenyal gimana?" Uming mendadak berubah jadi komentator gratisan.
" jangan ngeres Ming! Tau apa sih lu soal roti sobek, paling jauh juga lu tahunya tentang koleksi konde sama kebayanya si Nurhana." Kami terkekeh lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrama, asmara & samara
FantasyCerita tentang anak cewe dengan hidung gak mancung dan gak bangir sebut saja 'pesek' untung ketutup kulit tubuhnya yang putih dan tinggi badan nya yang semampai. cewe satu ini rempong dan suka sekali membuat seisi asrama gempar. berulang kali ia b...