Pica menjatuhkan bokong nya diatas kasur, entah mengapa ia menjadi seorang pemberani di hadapan kaka kelas.
"Picaaa...." Meli sudah menyerobot masuk kedalam kamarnya Pica dibuntuti Uming dan Widi dibelakangnya.
"Akhirnya lu nelen sumpah lu sendiri, lu udah jadian kan ?""Enggak."jawaban Pica masih datar menatap Meli dihadapannya. Meli tak langsung percaya,"Jangan bohong deh."
"Yey beneran lah masa gue mau boongin lu."
Masih dengan tatapan kosongnya."Ya sudah terserah lu, yang jelas gue udah punya data validnya kalo lu udah jadian sama Kemas kan?"
"Entahlah."
"Heh Mel jangan ribut dulu."Uming menghardik, seolah tak rela kalau dirinya membombardir kawannya sendiri dengan pertanyaan seolah jaksa ke terdakwa.
Widi dan Uming memasang muka sedih dan amarahnya bebarengan kenapa? Karena mereka ternyata menguping sewaktu ka Ros marah marah sama Pica.
"What happen!!"
"Picaaaaa....?" Widi dan Uming sudah menghamburkan tubuhnya ke pelukan Pica,mereka berdua menangis.
Meli masih terbengong-bengong menatap ketiga sahabatnya dalam satu pelukan.
Meli tak habis pikir apa sesedih itu mengetahui Pica jadian sama Kemas sampai mereka terharu."Ada apa sih? Apa ada kejadian yang gue gak tau?"Meli masih terpaku sementara
Sahabatnya masih tenggelam dalam satu pelukan dengan pikirannya mereka masing masing, hampir tak menghiraukan pertanyaan si Meli.
Meli terbengong dan matanya hampir tak berkedip menatap adegan dihadapannya tanpa bisa berbuat banyak."HEY!!! gue tanya ke kalian kok malahan berpelukan sambil sesenggukan! Kaya teletubies si?"kemarahan Meli diikuti nimbrung ke pelukan mereka.
"Huwaaaah! Panas tahu!"
Pica melepaskan pelukannya,
"Kalian tuh kayak orang eskimo apa? Gak ngerasain panas! ini tubuh gue hampir matang !"benar saja kaos Pica yang berlengan pendek kelihatan basah di bagian belakang."Lu baik-baik aja kan Pic?"Meli dan Widi hampir berbarengan menanyainya.
"Iya, kenapa kalian kepo banget sih."Pica masih mengatur nafas karena kepanasan."Gue udah gak butuh penjelasan lu lagi yang semalem. Lu ternyata ditembak sama kemas kan?, terus lu udah jadian, dan jajan yang satu kantong kresek itu juga dari kemas kan.?"
"Ehmmm. .."Pica hanya bergumam dan menatap Meli dihadapannya."Terus lu malu karena lu udah nelen ludah lu sendiri kan?"Meli menganggukan kepalanya sambil tersenyum menyebalkan penuh kemenangan.
"Terus kalo ludah gue bukan gue yang nelen sapa lagi! Emang lu nya mau?"
"Jorok.!"mendadak muka Meli menciut.
"Dengerin nih gue mau cerita." Suara Pica teredam oleh suara Uming.
"Mel, Pica barusan bersitegang tuh sama kak Ros!"
"Ada apa sih Pic?"
"Gak tau! Tuh kan belum apa-apa udah bikin heboh begini. Itu alasannya kenapa gue gak mau pacaran! riweuuuh!"Pica menahan kemarahan pada jawabannya kali ini."Biasa aja keleeeus." Meli berbicara seperti tak terjadi apa apa.
"Biasa aja keleus dengkulmu itu!tadi kak Ros maksa minta nopenya kak Gibran pake ngancem, katanya gue juga udah ngrebut Kemas juga..."
"Gak ada acara ngrebut kok, wong Kemas juga nganggep ka Ros hanya sebagai senior di pramuka." Meli memotong pembicaraan.
"Ko lu tau Mel, lu kaya dukun bayi ber ijazah! beneran."Uming memuji kawannya dengan sukacita.
"Ya tau lah, Meli." Tepuk dada gaya gorila kesambet, nih Meli cuping hidungnya melebar karena kegeer an."Pic... kenapa sih lu cerita dong."
" Gue gak habis pikir deh sama ka Rosita. Sebelumnya dia ngedukung dan berniat nyomblangin gue ke Kemas kok sekarang dia ngancem kalo gue yang katanya ngambil Kemas dari dia."
"Maksudnya?"Meli mematung meminta jawabannya Pica."Iya barusan dia kan ketemuan ma gue dikantin bilang kalo gue boleh jadian ama Kemas dan dia siap nyomblangin juga, kok mendadak dia bilang kalo gue ngerebut."
"Kok jadi serem gini hubungan lu sama Kemas sih?"
"Kalo rumit itu bukan cinta, tapi batu loncatan untuk dapat yang lebih baik."
"Ishhh."Meli berdesis sadis ke muka Uming yang berbicara tanpa ekspresi."Kenapa kak Ros maksa minta nomer hape kaka lu sih."
"Au." Pica mengangkat kedua punggungnya."Nih dengerin. Gue baru ketemu Kemas, dia bilang sama kak Ros hanya teman dan dia yang sering minta dintar jemput. Lah si kemas aja gak ngerasain adanya cinta. Sedangkan kak Rosita nganggep si Kemas itu cinta. Gimana keren gak tuh kesimpulan gue." Meli menyeringai dengan senyuman penuh kemenangan.
"Eh iya pic. Semalam tuh ada yang interogasi si Kemas. Tau siapa???" Ketiga sahabatnya menatap lekat ke Meli." eh... gak deh! Gue jadi haus nih. Empet dengernya,Gluk gluk gluk ." tiga kali tenggakan saja air mineral satu gelas ukuran 259 ml sudah ludes terserap di kerongkongannya.
"Ayooo Mel crita doong."
Setelah mengelap sisa kumis air di bibir atas Meli berseluncur lancar jaya bercerita.
"Pak Hawe semalam menginterogasi si Kemas., nanyain ada hubungan apa, kapan jadian, dan mau ngapain udah malam malam mau ketemu sama Pica."
"Sumpah lu?" Pica bangkit dari tempat tidurnya.
"Beneran Pic, duh kok berasa ada cinta segi empat nih."
"Gak lah. Semalem gue juga gak tau kenapa pak Hawe tiba tiba ada dibawah tangga dan ngasih bungkusan jajanan satu kresek ."
"Whatttttt!" Mata indah ketiga sahabat nya hampir saja keluar dari kelopak.
"Iya."
"Ya ampuuun picaaa kenapa lu gak bilang dari semalem.. gue jadi pengin muntahin nih semua isi snack semalem."
"Duh lu mulai meracau ya Mel." Pica gak percaya dengan jalan pikiran nya Meli kenapa menuduh pak Hawe." eh gue udah tanya pak Teguh yang semalam dines sore sekarang kebetulan dines pagi gue udah nanya ke dia kalo bapak bapak yang disangka ketua satpam sama Kemas itu ternyata pak Hawe.
"Gak beres nih pak Hawe,Jangan- jangan pak Hawe naksir lu Pic." Uming ikut bersuara setelah menormalkan kembali mata pada tempatnya.
"Itu mah bukan jangan-jangan lagi tapi emang naksir, coba dipikir aja, malem malem rela nungguin terus ngasih jajanan, terus meng interogasi Kemas juga toh?apalagi kalo bukan cinta.dasar!"
"Ati-ati Pica, orang yang mau nikah biasanya 'spn'."
"Apaan tuh!"
"Sindrom pra nikah dan galaunya tingkat dunia akhirat. "
"Duh kok jadi rumit binggo Pic, lu itu kaya olive direbut in sama popeye dan brutus."
"Terus kak Ros jadi siapa dong."
"Helo kitty, bwahahah..."
Pica hanya senyum tipis mengingat kejadian tadi.
Tetiba suara telpon berbunyi."Thit thililit. . Tilililit..."ada sederet nama '
"Halo, iya pak, okeh."
"Siapa????? pak Hawe kah?"
"Ngg... iya.., katanya ada bu Jihan pengin ketemu gue, mau kondangan sih tapi minta di dandanin ama gue."
Kontan wajah ketiga sohibnya Pica menegang, pucat, pica sahabatnya suruh dandanin orang yang suka dengannya?
"Gak modal banget tuh pak Hawe."celetuk Meli penuh kemarahan.
"Kenapa?"
"Ya kan banyak salon kali.Alasan aja tuh biar bisa ketemu ama Pica. " Meli tak mau diem mulutnya nyerocos terus."Hust hust jangan buruk sangka dulu deh, barangkali memang bu Jihan nya emang beneran gak bisa dandan." Widi tanpa ekspresi dan tanpa merasa berdosa ikut nyemlong.
"Gue juga bingung, gak sampe aja otak gue mencerna semua peristiwa akhir-akhir ini." Pica mengalihkan pandangannya pada kedua tangannya kemudian mengusap beberapa kali.
"Eh, jujur deh, lu gak naksir sama pak Hawe kan?" Meli melotot menyebut nama pak Hawe.
"Nggg nggak lah masa gue suka sih." Pica menjawab ngasal.
"Klik klik." Pintu dibuka ada dua wanita seusia, bu Novi dan seorang mungil imut, seperti sepantaran, hanya saja, oh rambut singa, dan oh no!
"Pica.. ini bu Jihan, katanya udah janjian yah?"
"Ooh.. ya.. silahkan masuk maaf seadanya ya buu..."
Ketiga sahabatnya masih dengan ekspreai melongo tak jua sadar.
"Ehem ehem." Bu Novi sudah berdehem untuk menyadarkan tiga penghuni asramanya yang masih melongo.
"Ooh, ibu.. silahkan masuk .. " mereka masih tanpa merelakan tangan mereka menyalami satu makhluk yang tak pernah terpikirkan oleh mereka.
"Saya tinggalkan dulu ya Han." Bu Novi berpamitan pada teman sejawatnya.
Bu Novi berlalu.
"Pica.. cantik banget, O..pantas saja pak Hawe sering cerita dan memuji mu."
Ketiga sahabatnya hanya duduk di pinggiran tempat tidur, sedangkan bu Jihan sudah duduk didepan meja belajar dan sebuah cermin seukuran 50 x 30.
"Pic bisa bantuin ibu kan dandani wajah ibu yang berantakan."
"Ya ampuuun. ... berantakan sih berantakan tapi jangan ke gue juga kali.""Tilililit thililit.. " suara telpon berbunyi.
Mimin juga ikut enegh bagian ini kok pica
berasa teraniaya banget ya?
Ayooo voment ny.. kayaknya ceritanya kaya cokicoki deh...
KAMU SEDANG MEMBACA
Asrama, asmara & samara
FantasiCerita tentang anak cewe dengan hidung gak mancung dan gak bangir sebut saja 'pesek' untung ketutup kulit tubuhnya yang putih dan tinggi badan nya yang semampai. cewe satu ini rempong dan suka sekali membuat seisi asrama gempar. berulang kali ia b...