bagian 40

471 36 2
                                    

Pica berlari kencang ke kantin,
Pandangannya menyapu sekeliling namun tak ditemui orang yang ada diotaknya, mbak-mbak tadi yang menulis pesanan darinya terlihat sedang memperhatikan lalu berjalan mendekati nya.
"Ada apa mba?" Tanya mbak penjaga kantin.
"Oh iya mbak, mau tanya tadi mas-mas yang dateng ke sini kemana ya?"
Mba nya masih bengong, mungkin sedang berusaha mengingatnya.
"Ooh, yang ganteng itu ta mba? Udah pulang mba, tadi ngobrol lama banget sama temen-temannnya mba pica kok, paling baru setengah jam pulang dari sini mba."
Matanya menengok kearah jam yang tergantung di dinding kantin.
"Jam 17.45?Makasih mba." Pica berbalik ke asrama dengan perasaan bersalahnya. Ia mengambil telepon genggamnya
"Halo, maaf dok tadi saya ketiduran gak sengaja. "
"Sudah saya maafin, asal kamu nya juga konsekuen dengan apa yang kamu janjikan ke saya tadi."
"Janji? Janji yang mana ya dok.?"
Bego nya pica kumat lagi.

"Besok sepulang dari puskesmas tolong tunggu saya diwarung baso pak dul."
"Harus ya dok.".
"Gak sih, tapi kalo gak dateng bisa saja saya ngasih nilainya C di ujian praktik untuk kelompok kamu ini, tinggal kamunya aja gimana?"

~~~~~~~~~
Pov pica di warung bang dulkenyut.

" Lima menit lagi gak dateng gue tinggal pulang nih." Pica sudah menghabiskan satu mangkok baso komplit, ada tahu , tauge, acar, dan pangsit. malu dong sendirian didalam kok lama banget. Apa dokter wayan mau balas dendam dengan gue?
"Udah mau pulang ya?maaf tadi soalnya sebelum pulang harus ketemu sama kepala puskesmas dulu yah jadi keasikan ngobrol kesana kemari deh,"
"Siapa?"
"Kepala puskesmas.
"Yang tanya!"
Kaya ketiban palu satu kwintal nih kena jebak nya si pica .
"Kok di puskesmas kelihatan seperti mahasiswa baru aja, takut dimarahi sama dokter yang gantengnya kebangetan ya?"
"Ya nggka juga, takut itu kalo nyuri, atau ngebunuh orang, manusiawi lah wong gara gara ketiduran terus gak sengaja lagi."
"Whatever lah, with u're reason! Saya udah minta tolong dan kamu juga sudah ngiyain mau ngebantu saya."
"Silahkan.." semangkok baso masih kebul- kebul terlihat diantarkan oleh mas-mas yang usianya masih muda dariku.
"Minta ditraktir ya?"
"Eenggak." mulut yang tersumpal baso nyerocos,"Sebentar saya makan dulu, gak lihat apa tangan sama kaki sudah gemetaran." Tangannya lalu sibuk memasukan kerupuk kedalam mulutnya secara bergantian.
"Terus salah saya juga ya?"
"Iya." Mulutnya terus mengunyah baso agar lekas bisa mengurangi rasa laparnya.
"Salahnya saya lagi?"pica berusaha menanyakan kembali.
"Iya." Kali ini terlihat dahi dan wajahnya penuh peluh, karena sebagian baso sudah berpindah ke perutnya. Pica masih menunggu apa yang akan dikatakan sama dokter wayan, menunggui sampai selesai makan.
"Okeh sudah mulai bisa lihat orang dok?" Tanya Pica yang memperhatikan cara dokter makan sampai dirinya ikutan merasa kenyang.
setelah mengelap wajah dan mulutnya wayan menyedot es jeruk digelasnya.
"Aaah, ini baru baso!"selorohnya .
"Emang dikira tadi itu sisaan amandel?"
"Enak ya dok!"tanya saya .
"Perfecto." Kedua jempol tangannya diacungkan ke pica.
"Biasa aja!"
"Lebay sidokter," pica membatin.
Pica membalikan pergelangan tangannya untuk membetulkan posisi jam rantai peraknya.
"Udah gak usah lebay, sok-sok an ngliatin jam." Dokter wayan menggerutu.
"Okeh, gini pica, kemarin pas hujan saya minta tolong kan." Pica mengangguk menatap sepasang mata dengan alis yang berderet rapih kaya habis disulam.
Pica masih menatap dengan seksama dalam tempo yang sesingkat- singkatnya kaya lagi dibacakan proklamasi oleh R1.
"Bisa kan?pic, haloow, bisa kan?"
"Eh tadi tuh dokter ngomong apa ya?sebaiknya diiyain aja lah."
" iya,bisa diulangi? "Teges pica.
"Dari tadi saya nyerocos gak didengerin." Dokter wayan melotot, bola mata segede bakso bom yang barusan dilahapnya hampir keluar dari kelopaknya.
"Maaf."
"Gini, pica kamu main kerumah saya sore ini,bisa?"
"Kok kok jadi disuruh main sih? Ada kepentingan apa dengan dokter coba." Pica menggerutu sedikit lantang.
"Mau nilai bagus buat kelompok kamu gak?"
"Plis dok jangan deh dibawa-bawa kelompok saya, mereka kan gak tau menahu tentang keteledoran saya kok efeknya meluas sih dok."
" Mau gak!"
Pica menggeleng pelan sambil menggigit bibir bawahnya, ada ketakutan juga tercetak diwajahnya pucat nya pica.
"Gak lama, sampe sehabis magrib deh."
"Buat?"
"Udah nanti juga tahu."
"Gak mau, saya orangnya parno an dok."
"Emang saya mau ngapain kamu?
"Beneran dok, jangan deh ya?"
"Dirumah saya ada simbok, ibu juga ada di rumah kok."
"Emang apa yag kamu pikirkan??"
"Beneran gue parno ih, kalo disuruh main ke rumah orang yang tak dikenal."
"Gak kenal???? Saya??? " lagi lagi matanya melotot.
Pica mengangguk halus, seperti boneka yang dipasang di dashboard mobil.
"Oke, saya minta nomer telepon ibu asrama ada?"
"Duh kok jadi bawa-bawa ibu asrama sih dok."
" ya udah gimana baiknya biar kamu nya nyaman."

"Jangan kerumah dokter. " wajah pica datar dengan jawaban yang terlontar dari bibir nya.
"Nomer sodara kamu juga bisa deh sini biar saya hubungi."
"Sodara saya ada di bandung dok, kalo terjadi apa apa juga percuma nolonginnya lama!" Jawab pica dengan ketus.
"Okeh, sahabat lu yang kemarin boleh juga deh dateng kerumah." wayan menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Deal!" Senyum pica mengembang, tangan kanannya juga sudah mendarat ditangan kanannya dokter wayan dengan selamat.
"Huh!" Dengusan wayan keras.

~~~~~~

"Yuk ah, udah telat, temen-temen kamu dikirimi alamatnya aja ya."
"Mana alamatnya."
"Jln kantil gang pucung, no. 37 perum permata hijau."
Pica membulatkan telunjuk dan jempolnya.
Namun senyumnya segera ia akhiri saat matanya menangkap dua sosok yang datang mendekatinya.

"Pic." Digoyangkannya pundaknya pica sama dokter wayan.
Namun keburu dua orang yang memakai kaos kembaran, menyapa pica.

"Hai pica." Tersaji senyuman penuh kemenangan. Cowo disebelahnya hanya tersenyum tipis seolah ikut menyapa dan mengiyakan.
"Hai kak ros. "
Dokter wayan terpaku menatap dua cewe yang teelihat menegang.
"Bagus juga Selera nya lu pic." Tatapannya menguliti pica, setelah sebelumnya pandangannya mampir ke dokter wayan.
" Hah." Pica terperangah mendengar pujian yang bernada ejekan dari mulut kak ros.
" Nih orang mulutnya tajem banget, dulu pas hamil kayanya ngidam makan beling."
Pica membatin again.
"Oh,perkenalkan kak ros ini dokter wayan, dokter wayan ini ka Ros ketua asrama saya."
Pica yang masih linglung, mencoba terus sadar menghadapi sosok psiko kaya kak ros.
Dengan senyum menyeringai kak ros menjabat tangan dokter wayan, sembari mengumbar pesan lirih nya.
"Hati hati dok."
"Ya." Dokter wayan melepaskan jabatan tangannya, memasang wajah melongonya.
"Maaf ya ka Ros saya rasa pembicaraan kita sampai disini."
"Kata siapa? Itu kan maunya lu, menghindar dari masalah."semakin nyolot saja nih orang.
"Maaf ini tempat umum kak bukan asrama."
"So what! Masalahnya itu lu." Jari telunjuk ka Ros hampir saja menyentuh jidatnya pica, untung pica cepat menghindar kebelakang jadi terlihat kak ros hanya menyerang angin.
"Kak ros saya minta maaf. "
Dokter wayan masih menebak apa sebenarnya yang terjadi dihadapannya.
"Kemas, lu katanya mau ngomong!" Orang yang dipanggil seperti sedang mengatur nafas nya.
"Gi gini pic, gue udah gak suka sama lu!"
suara nya tercekat di tenggorokannya, terlihat jakunnya naik turun mengatur kata. agak lama berselang kemudian berlanjut.
"Abaikan kata-kata gue kemarin sewaktu di taman." Kemas berhenti lalu wajahnya tertunduk. Pica masih menatap nya lekat, dadanya seperti terisi penuh dengan bebatuan besar, matanya sejenak memanas namun masih berdiam.
"juga mutusin untuk tidak lagi bersama kak Ros, gue merasa sudah lelah dipermainkan seperti ini."
"Kemas!" Suaranya menghentak terdengar keheranan, mata penuh amarah nya terlihat semakin menajam.
"Gini, pic gue udah putusin untuk pindah kuliah aja, gue juga udah membicarakan hal ini dengan mamah papah, kebetulan ketemu lu disini sekalian pamitan, dan maafin gue."
Dokter wayan menatap lekat ketiga orang yang masih bersitegang saling berargumen mencari pembenaran.
Alangkah lebih baiknya ia hanya menjadi pendengar yang baik saja buat ketiga orang dihadapannya.
Kemas pergi meninggalkan kami bertiga,
Kak ros mengejarnya setelah menatapku dengan tatapan iblis dan ancamanya.
" Ingat, jika sampai kemas beneran pergi, lu orang pertama yang akan gue cari!"
Pica bergidik mendengar ancamannya kak ros.

Dokter wayan menggandeng tangannya pica yang masih setengah sadar, tatapan nanarnya menandakan kalo dirinya sangatlah terpukul.






Yeeeay udah mau END aja nih cerita.
semoga menyenangkan liburan akhir tahun ini.

Semangat menyambut malam tahun baru, HAPPY NEW YEAR 2016 'WISH all be best for everything.'
Yang mau ngerayain bareng teman hati- hati dijalan, yang mau dirumah aja ooh kasihan, yang mau banyak berdoa dimasjid juga keren. Nikmati dengan cara kalian, dan kurangi berduaan ditempat gelap2an kecuali kita lagi ronda dan mau nge gap maling. So hepi reading.....

Ayoooo ditunggu vote dan comennt nya, smakin banyak komen berasa author gak mau berhenti nulis!
^-^

Love

KenziA

Asrama, asmara & samaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang