bagian 47

236 21 0
                                    

Maafkan Author khilaf, harusnya yang diunggah duluan yang sebelumnya, jadi ini ditarik dari publikasi sebelumnya...

Maafkan....mungkin ini efek terlalu banyak hiatus ya manteman, aih aih.. maafkan sekali lagi yaa...

Jangan lupa vote dan komennya ya?

Happy reading ....

Vote dan komennya ya teman.....

Tidak selamanya orang yang kita benci tak berfungsi, nyatanya hari ini Pica terselamatkan oleh Ros, Rosita menyelamatkan Pica pada waktu yang tepat.

Sering kali kita dipertemukan dengan orang-orang untuk pertama kali, selalu ada pertama kali didunia ini, bahkan pertemuan pertama ini dengan Rosita  membuat Kemas masih sama tak berdayanya menghadapinya.
Namun dari sinilah Gue pribadi suka dengan kegigihan cintanya ka Rosita, dan gue harus banyak berterimakasih untuknya.

Situasi didalam mobil seperti ditumpangi 'setan' hampir tidak ada suara, mungkin karena ada pelangi dimataku?ah gue terlaku naif lagi , ya jelas lah ini situasi  kedua yang gue gak suka setelah menunggu ya ini, kalo diibaratkan makanan ye, ini mah sudah harus dilepehin. Hueks.

"Pic, Kemas itu ...
"Kemas itu sebagian dari iman, maksud gue ya kaya harus dipercayai gitu aja." Kok gak nyambung, pengen deh gue garukin sekujur tubuh gue dengan jawaban aneh gue tadi.

Wayan masih fokus dengan jalanan yang mulai rame dipadati pengemudi.
"Maksudnya?"
Ah, kenapa harus juga nih pedekate sama dokter, semua harus didiagnosa dengan seksama, semua-semua disangkut pautkan  gejalanya.

"Ehm, mau yang jujur apa yang bohong nih?"

"Jujur." Jawabnya tegas.

"Kemas itu.. "pica berhenti, wajahnya menatap wajah nya Wayan barangkali akan ada keanehan juga, tangannya merogoh saku celana seragam putihnya ada handphone dan uang, barangkali dia juga akan diturunkan ditengah jalan dengan jawaban yang akan di ungkapkan,setelah dirasa aman ia melanjutkan jawabannya.

"Jujur ya? Kemas itu mantan gue."
"Oooh mantaaan."
"Iya!emang kenapa???" Buru-buru memenggal jawabannya Wayan.
"Lah ya gak kenapa?salah di gue?"
Pica memasang muka marahnya,
"Ya enggak, kan cuma mantan gak ngaruh buat gue?"

Pica menautkan garis didahinya, mencari jawaban lain takutnya salah berekspektasi, hari gini harus jeli soalnya banyak cowo kadal berwajah buaya. Gak ada bedanya.

"Ya menurut gue sih ya masih wajar, bagus malahan kalo mantan sama Gue masih berhubungan baik."

"Ya iya lah empat jempol deh buat lu Pic."
Mobil sudah menepi menuju parkiran tempat kami tuju.

"Disini!"
"Ya gue pengin nonton film baru."
"Gue???gak suka nonton!"pekik Pica seketika menghentikan aktifitas Wayan.wajahnya berubah datar menatap lekat .

"Gue, gue gak suka nonton, didalam gelap, gue paling benci sama gelap!"

"Ya ampuuuun Pica kirain elunya kenapa, hampir copot jantung gue, astagaa, tuhaaan salah apa gue coba.huft!" wajah Wayan tertunduk lesu.
Lumayan lama kami terdiam.

"Dok, soriii." Pica memberanikan merubah suasana di dalam mobil.
"Hahaha, woles Pic, first love kah?"tanya Wayan tak terduga.
Pica menganggukan kepalanya.
Tangannya meraih tangan Pica yang sedari tadi terlihat kasak kusuk diatas pahanya.
Pica masih tertegun.
"Gue sih ya antara percaya dan gak percaya, kalo cinta pertama ituh gak bakalan deh lama,apalagi sampe merid, jarang banget."

"Kok mendadak deh jadi ketularan Uming."batin Pica menimpali . Tatapannya masih lekat ke wajah dan matanya Wayan.

"Haha, beneran loh mamah gue,buyut gue, bahkan gue sendiri gitu."

"Tapi pediih kan Dok?"
"Apapun harus ada yang pertama, dan cinta pertama seringkali datangnya hanya untuk menyapa hati, selebihnya menyakiti, lalu tinggal terlalu dalam  dan lama."

"Ciyeeeh, curcol nih kayanya si Dokter."
Wajahnya berpaling menatap lekat wajah kapasnya Pica, mulutnya mendadak terkatup, dadanya berpacu lebih cepat, ia berharap, tidak terjadi apapun kali ini.

"matiin aja gue,tuhan matiin gue sebentar aja, ituh matanya gue gak sanggup, hayati takut kalap bang, hayati takut kalap." Batinnya Pica ngobrol sendiri.
"matanya beuuh, pedaang aja ngalahin tajemnya, silet lewat, apalagi celurit, iniiiih." masih saja ngobrol sendiri batin ini.jantung Pica kembali berpacu kencang, berdesir emosinya naik turun menatap tajam mata cowo dihadapannya.

"Mata lu kenapa Pica kok kedip kedip begitu!,gak cacingan kan Pica?"
Wehlahdalah itu matanya Wayan kebagusan sih, kenapa gue jadi cengo begini,

"Ooih anu, kaya kelilipan, bulu mata gue rontok kali, Aduh kenapa mata gue ."mendadak drama queen si Pica.

"Coba gue liatin."
Pica masih sibuk mengucek matanya untuk menyempurnakan aktingnya.

"Yuk ah, katanya mau nonton jadi gak?"

"Loh,lu bilang kan tadi katanya trauma kalo nonton di tempat  gelap."

"Ya iya, tapi gak papa deh nyobain dulu,katanya dalam  hidup harus ada yang pertama,"
Pica sudah menutup pintu mobilnya, Wayan masih tak mengerti dengan tingkah nya Pica.

" cewe itu ya makhluk dengan seribu keanehan menurut gue sih, tapi terbukti,banyak hal yang sering mendadak, ini menurut gue, mengapa  lelaki harus punya hati dan fisik yang kuat, agar sewaktu-waktu tidak kaget dengan kelakuan pasangannya." Gerutu Wayan.

"Ganti baju dulu aja yuk!"ajak Wayan, "Gak mungkin juga nonton dikegelapan terus yang nonton pake baju putih-putih begitu."

"Gue gak bawa uang dok."

"Siapa yang nanya, gue yang mau ngebeliin."tanganya Pica sudah diseret.
Di sebuah outlet Wayan menghentikan langkahnya, tubuhnya Pica  yang masih limbung dengan tarikan tangannya Wayan menubruk tubuh tegapnya.
"Mbak tolong pilihin  stelan buat cewe ini ya mbak."perintah Wayan pada Spg di outlet,Pica segera  mengganti  seragamnya, memasuki kamar pas.
"Taraaaa...."

Pica terlihat imut mengenakan kaos  putih, celana jeans belelnya membuat dirinya seperti anak kecil.
"Oke." Kata Wayan sembari menyerahkan selembar kartu kredit miliknya.

"Mau minum apa dok, sprite aqua, cola, fanta, mizone yang dingi yang dingin?" Suaranya presis pedagang asongan di lampu pemberhentian. "yang ini gue yang traktir."dengan pedenya Pica membusungkan dada ratanya.
"Yangterakhir gue gak suka, Air mineral aja."
"Maksudnya?? Mizone dok?" Tanya Pica penasaran.
"Kedengerannya kayak  friendzon."  Wajahnya masih datar,kelakarnya Wayan membuat Pica cengar-cengir, Pica mengulurkan air mineral ke Wayan, satu kantong plastik penuh dengan makanan ringan, popcorn. Pica menghempaskan bokongnya di dekat Wayan setelah membuka air mineralnya lalu meneguknya.

"Jawaban bohongnya apaaan dong Pica." Tanya Wayan tiba-tiba.

"Hah."Pica memekik sedikit kaget  dengan pertanyaan yang menurutnya sudah basi tapi tetap saja bikin kaget.

"Bohongnya ya kalo dia bukan mantan gue, tapi bekas cowo gue." Hihi gak lucu ya??" Pica salah tingkah dengan kelakuannya sendiri.

POV kak Ros dan Kemas

Pembicaraan kami masih muter -muter seputar kampus, kegiatan di kampus dan tentang kisah cinta yang sempat distorse.

Hubungan ini sepertinya sudah gak enak juga kalau dipertahanin sebagai hubungan pasangan kekasih, rasanya sudah hambar kayak kurang minum le minerale, sebab  waktu  paling ampuh menggeser hati, mampu merubah perasaan dengan kedatangan orang -orang yang baru.

jangan terlalu percaya diri untuk melangkah kembali dengan hati yang sama jika sudah pernah menyakiti. Pilihannya, lupakan dan ganti yang baru. Itu lebih baik.

"Jangan memulakan sesuatu dengan rasa sakit! Takutnya bisa muncul kembali."
Tegas Kemas, wajahnya masih sama memendam rasa kagum, ya hanya sebatas itu dia lakukan pada Rosita.

"Sampai lu siap!" Jawaban Rosita tegas menatap dan mencari kedalam tatapan Kemas.
"Kak,  sudahlah, gue sudah terbiasa tanpa siapapun." Jawaban Kemas gedeg lihat cewe dihadapannya.



Okeeeh sampai disini dulu, jumpa lagi bagian selanjutnya, mudah2an diberi jalan untuk terus berpikir dan menulis,
Gaes jangan lupa  vote dan comennya....

I love you all.....

Asrama, asmara & samaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang