bagian 17

620 44 0
                                    

Pica datang kerumah pak Hawe setelah menyelesaikan evaluasi dari pak Sapto.

"Kok rame amat, seperti sedang ada acara ulang taun, emang pak Hawe hari ini ulang tahun."
"Iya kali."jawab Pica yang hanya membawa duo lidi tanpa Uming.
"Yang penting kita datang itu niatnya memenuhi undangan yang kedua perbaikan gizi ."kata duo lidi, kemarin pas diajak sama si Pica.
"Loe gak diundang kali Wid."ledek Meli.
"Iya kan ajudan."selorohnya sambil nyengir kuda.
Kendaraan mereka berhenti tepat dihalaman yang memakai pagar minimalis bercat hitam dop. Ada sepasang pohon palem merah dikanak kirinya pintu masuk, satu pohon pinus menjulang, bersebelahan dengan pohon kelengkeng, ada beberapa drum juga berisi tanaman kedondong dan belimbing . Satu set kolam ikan koi ada diteras depan masuk halaman seperti sedang memasuki alam lain,yang tidak ditemukan diasrama, semua tertata rapi dan bersih, kami melepas sepatu kami sebelum memasuki ruang tamu, ada beberapa orang yang sudah ada didalam, sajian diteras depan yang tertata rapih di meja kecil, deretan kue lapis, semar mendem, lumpia, dadar gulung , bronis, ada tape ketan dalam wadah kecil kecil yang di beri perwarna hijau.
"Masuk mba.."ajakan seseorang yang menyambut kami dihalaman.
"Pak hawe sedang kebelakang,"lanjutnya lagi mempersilahkan kami masuk.
"Oh ya makan dulu sini mbak.."katanya lagi.
"Oh makasih bu.. baru saja makan .."jawab kami basa basi.
Seorang dengan wajah ayu terus membujuk kami untuk menikmati suguhan yang tertata dimeja makan,wajahnya mirip sekali dengan pak Hawe.
"Eh Pica, masuk Pic."
Kata pak hawe, datang dari belakang.
"Kami kira gak boleh masuk."canda kami.
"Boleh lah."
"Ada acara apaan nih pak kok makan makan begini." Dari belakang ada pak Sapto.
"Eh udah datang."tanya pak sapto ke kami bertiga.
"Iya ."
"Yuk makan dulu," kata pak Sapto yang sudah memegang piring.
"Iya pak." Kami antri dibelakang pak sapto. Pica mengambil gudeg, rolade daging sapi, dan plecing kangkung
Widi beda lagi ia lebih suka mengambil sop, ikan asin yang dipedesin dikasih sambal sama tahu dan tempe goreng. Uming tak kalah heboh didalam piring nya sudah ada lalapan, ayam goreng sate tiga tusuk dan sambal.
Gagal fokus. Mereka gak peduli ada acara apa yang penting... makaan serbuuuuu.
Semua isi sudah berpindah keperut kami masing-masing.
Pak hawe datang dihadapannya Pica
"Pic, nanti ikut nganterin seserahan yah?"
"Uhuk uhuk uhuk.. "Pica keselek nasi mendengar perkataan pak Hawe, seserahan, apa maksudnya?
Ditepukinya tengkuk Pica sama duo lidi. Yang kebetulan posisinya mengapit.
"Minum dulu gih pic.."disodorkan satu gelas akua beserta sedotannya.

"Kenapa Pic?" Tubuhnya Widi merunduk dan mengamati wajah pica yang masih tertunduk, ada airmata disana, oh mungkin efek keselek tadi pikirnya.
"Nggak papa kok." Jawab pica masih terbatuk batuk, dan menepuk dadanya sendiri.
"Ini diminum dulu. "Satu gelas aqua disodorkan lagi sama pak Hawe ke Pica.
"Oh makasih pak. Beberapa kali sedot pica terlihat lebih lega, meskipun sesekali masih mengusap hidung dan matanya yang memerah.

Tetiba teleponnya Pica berdering
"Halo, oh iya.. ok.. ya mah.."
Wajahnya berbinar kegirangan."Wid, aku keasrama dulu, ada mamah disana sekarang. "
"Lho Pic gak boleh gitu dong, siapa yang diundang siapa yang datang, jangan bikin aku kaya jelangkung dong!"
Pak sapto segera memotong pembicaraan.
"Udah Widi , ada bapak juga kok."
"Hiiii.. ogah!" Widi membatin.
"Maaf pak sapto.. saya juga mau minta uang saku ke mamahnya Pica. "Jawab widi basa basi.
"Gimana pamitannya yak?"Pica baru ngeh.

Okeh bagian 18 siyap....

Teman teman makasih yang sudah vote.. minta coment nya juga ya teman...

Tbc

Asrama, asmara & samaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang