7. Who I Am

35.1K 3.3K 326
                                    

AUTHOR POV

"Sehun-ah," Baekhyun masih tersenyum sebelum Sehun menarik pinggangnya cepat ke dalam sebuah pelukan. Mereka berpelukan di ambang pintu dan saat itu juga perasaan hangat menjalar ke seluruh tubuh Baekhyun. Ia terlalu merindukan namja itu, terlalu menginginkan aroma dan kehadirannya.

"Dan kini aku segar kembali setelah memelukmu." Sehun tersenyum manis, mengelus rambut belakang Baekhyun. Pria kecil di depannya masih berusaha menjaga bibirnya tetap merekah meskipun ia takut setengah mati Chanyeol akan mengacaukan acara reuninya.

"Kau tampak rapi. Kau berencana pergi ke suatu tempat?"

"Tidak," Baekhyun segera memasang kembali senyumannya yang sempat luntur ketika mengingat rencananya hari ini dengan Chanyeol. Namja itu pasti sangat kecewa sekarang, batinnya. Meskipun ia tidak yakin dirinya sendiri merasakan kecewa atau tidak.

"Aku lapar. Masakkan aku sesuatu?" Pinta Sehun dan namja itu mengambil tangan kekasihnya. "Setelah itu ayo habiskan hari bersama-sama."

Dan kali itu, Baekhyun benar-benar tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menelan ludahnya gugup. Ia melihat punggung Sehun yang terduduk di sofa dan berjalan menuju dapur dengan jantung bertalu-talu. Ketika ia melewati pintu alat kebersihan, ia bisa merasakan bulu lehernya berdiri.

Kumohon diam disana dan jangan mengacaukan apapun, batin Baekhyun berkali-kali seraya tangannya mulai menyiapkan bahan-bahan masakan. Ia bahkan tidak tahu apa yang akan ia buat untuk Sehun, namun ia memutuskan untuk memasakkannya spagetti saja.

Baekhyun menyeka keringatnya ketika pasta yang direbusnya matang lebih lama dari perkiraannya. Ia berharap rasa gugupnya tidak mempengaruhi rasa pastanya. Ia menuangkan bumbu jadi diatas pasta tadi dan membawanya ke ruang tamu dengan dahi penuh keringat.

"Astaga," Baekhyun menyeka keringatnya di depan Sehun membuat kekasihnya itu menoleh bingung. "Ada apa dengan pori-pori keringatku? Huh." Geramnya sambil meraih tisu di meja dan mengelap keringatnya cepat.

Seharusnya, ia tidak memikirkan Chanyeol sama sekali. Ruangan itu mempunyai ventilasi yang membuat Chanyeol bisa bernafas bebas dan namja itu baru saja menyantap sarapannya tadi. Tak ada yang perlu ia khawatirkan perihal persembunyian Chanyeol. Lalu mengapa ia terus saja menoleh ke arah pintu itu?

"Seperti biasa, sangat enak. Aku merindukan rasa pastamu." Puji Sehun tulus dan menggantikan Baekhyun untuk mengelap keringat di dahinya.

"Itu karena aku tidak bisa memasak apapun selain pasta dan ramyun."

Sehun tertawa, ia menarik pinggang Baekhyun cepat dan merapatkan tubuh mereka. Ia memandangi kekasih kecilnya itu beberapa saat dari dekat sebelum tersenyum miring.

"Aku ingin menciummu."

CHANYEOL POV

Hal terburuk yang pernah aku lakukan dalam hidupku adalah meloncat dari pagar monumen suci dua tahun lalu dan sialnya itu mematahkan kakiku. Namun sepertinya hal itu sudah tergantikan sekarang. Aku mengusap-ngusap lututku lantaran dingin yang menusuk kulitku ganas.

Aku melirik ventilasi diatasku dengan tatapan garang. Entah aku harus berterima kasih karena ia memberiku pasokan udara untuk bernafas atau mengutuknya karena ia terhubung langsung dengan udara luar yang dingin membuat aura dingin kini memenuhi tubuhku. Jika aku tidak segera keluar dari sini, mungkin aku akan mati kedinginan.

Sehun kembali di saat yang benar-benar tidak tepat, runtukku. Meskipun aku tidak mempunyai hak sama sekali untuk berkata demikian. Aku bukan siapa-siapa dibandingkan dirinya. Ia adalah kekasih Baekhyun, pemilik asli Baekhyun. Sedangkan aku?

[ChanBaek] Take You HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang