AUTHOR POV
Jongin tidak tahu, atau lebih tepatnya tidak sadar bahwa kini kakinya melangkah tidak teratur menuju sebuah gedung apartemen diujung jalan. Entah jam menunjukkan pukul berapa, atau bagaimana penampilannya, ia tidak begitu peduli dan terus melangkah. Satu hal yang ia yakini, bahwa dirinya belum sepenuhnya bebas dari pengaruh alkohol.
Langkahnya terseok, menyebabkan beberapa orang yang lewat menatapnya takut sekaligus heran. Baunya yang keras juga sangat mengganggu. Tapi sekali lagi, Jongin tidak peduli.
Jongin bisa merasakan dirinya tersandung sebuah batu-atau benda, apapun itu, dan tubuhnya terhuyung ke depan namun tidak menubruk tanah. Seseorang menangkapnya, dan itu membuat Jongin mengerenyitkan dahi bingung.
"Apa yang kau lakukan disini, Jongin-ssi?"
Suara itu. Jongin membuka matanya lebar-lebar dan berdiri tegak. Benar saja, sosok Kyungsoo berdiri di depannya dibalut hoodie hangat dan sebuah tas plastik di tangannya. Sepertinya namja itu haya keluar sebentar untuk membeli beberapa keperluan.
"Kyungsoo." Jongin memanggil nama mantan kekasihnya seolah-olah ia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Jongin menggelengkan kepalanya beberapa kali dan nyaris terhuyung lagi. Terima kasih pada Kyungsoo yang kembali menahannya. "Kau disini."
"Tentu saja aku disini. Bangunan disamping kita adalah bangunan apartemenku."
"Aku tahu," Jongin menatap Kyungsoo lurus. "Aku memang ingin mencarimu."
"Ada apa, Jongin-ssi?"
Jongin kehilangan kata-kata. Mungkin sibuk menikmati wajah yang sekarang ada di depannya, ia terlalu merindukan Kyungsoo mungkin. Ia berharap ia cukup sadar untuk berfikir dengan jernih. Namun sialan untuk botol-botol alkohol dikulkasnya, kini ia tidak bisa berfikir dengan benar.
"Kau tidak terlihat baik, Jongin-ssi." Kyungsoo mengulurkan tangannya untuk menyentuh kening Jongin dan namja doe itu harus berjinjit. Hanya sebuah sentuhan kecil, tapi Jongin memejamkan matanya ketika ia bersentuhan dengan Kyungsoo. Ia merasa gila. Gila karena Kyungsoo. "Kau sedang sakit?"
Jongin mencari-cari tatapan khawatir dari manik Kyungsoo. Namun tidak ada emosi yang berarti di kedua manik Kyungsoo. Hanya sebuah tatapan biasa seperti menatap barang. "Biar kucarikan taksi untukmu. Kau harus segera pulang."
Kali ini otak Jongin berfikir cukup cepat dan menghentikan Kyungsoo. "Tidak, jangan," Jongin menggenggam pergelangan tangan Kyungsoo kuat. "Aku tidak mau pulang. Aku mau bersamamu. Bawa aku bersamamu."
"Tapi kau sakit."
"Aku tidak peduli." Jongin sekarang memegang tangan Kyungsoo dengan kedua telapak tangannya. "Bolehkah aku bermalam dirumahmu? Lalu kita bicara setelah aku sadar. Aku merasa sangat tidak enak." Jongin tidak menyangka dirinya akan membuat alasan semacam itu.
"Oppa?"
Kyungsoo dan Jongin menoleh, dan sosok yang memanggil 'oppa' tadi melebarkan matanya. Tentu saja, Do Minah. Siapa lagi?
"Oh, hei, Minah."
Minah menatap Jongin sejenak, lalu menatap kakaknya. "Kenapa tidak mengajak Jongin oppa masuk?"
"Eum..." Kyungsoo memberi jeda. "Kami sudah berakhir, Minah."
Minah melebarkan matanya. "Secepat itu?"
Kyungsoo malah menggaruk-garuk lehernya kebingungan.
"Minah?" Jongin menoleh, "Dia adikmu, Kyungsoo?"
Kyungsoo mengangguk. Lalu, Jongin seketika berubah panik. Ia mencengkram kedua bahu Minah hingga wanita itu mendelik kaget. "Tolong ijinkan aku bersama kakakmu. Kumohon jangan pisahkan aku dengannya. Aku benar-benar menyukainya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Take You Home
FanfictionBaekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suka membolos. Karena sesuatu terjadi pada keluarga Chanyeol, ayah Baekhyun memutuskan untuk menerima C...