AUTHOR POV
"Jongin,"
Namja yang terpanggil namanya tidak menggubris panggilan kekasihnya dan meneruskan kegiatan awalnya yaitu menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Kyungsoo dan bernafas disana. Kyungsoo menahan geli sejak tadi dan kekasihnya itu tidak juga menurut.
"Jongin, hentikan,"
Jongin menggeleng, kini malah semakin mendekatkan dirinya ke diri Kyungsoo dan memeluk pinggang ramping Kyungsoo. Ia tersenyum senang sekali sedangkan Kyungsoo sibuk membenarkan kacamatanya dan berusaha fokus ke layar komputer. Ia berhenti menghirup aroma Kyungsoo sejenak untuk melihat apa yang namja doe itu lakukan. bekerja. Jongin memutar bola matanya malas, lalu menutupi layar komputer dengan telapak tangannya.
Jelas, itu membuat gerakan ketik Kyungsoo terhenti dan ia menoleh pada Jongin dengan alis terangkat seakan meminta penjelasan. Aku sedang bekerja dan kau menempelkan telapak tanganmu, apa-apaan ini, Kim Jongin? Matanya berbicara demikian. Tapi Jongin dengan segera melakukan apa yang seharusnya dilakukan-aegyo. Ia mencuatkan bibir bawahnya ke luar, matanya dibesarkan dan alisnya dikerutkan, lalu matanya mulai mengerjap-ngerjap genit.
"Perhatikan aku," Jongin memelas dengan suara agak tinggi dan dimirip-miripkan seperti bayi. "Aku ingin bermanja-manja. Aku tidak tahu seberapa sulit diriku harus menahan diri untuk tidak mencarimu di kantor. Kau sibuk di kantor, tapi sekarang kau sibuk dirumah juga? Lalu bagaimana denganku?" Ia memprotes halus. Kyungsoo tetap diam datar menatap Jongin yang kini menempelkan salah satu pipinya di bahu Kyungsoo.
"Aku benar-benar ingin memilikimu seutuhnya sebentar saja."
Kyungsoo dengan perlahan tersenyum canggung lalu menjauhkan Jongin dari badannya. "Baekhyun sedang sakit, dan keadaan kantor menjadi tidak stabil. Aku sebagai sekretarisnya harus bisa menggantikannya dengan baik, kalau tidak-"
"Hei." Potong Jongin. "Aku yakin Baekhyun juga tidak akan marah jika kau bersantai sebentar. Hari cuti kantor itu ada karena beberapa hal, Kyungsoo. Salah satunya adalah karena manusia membutuhkan waktu bersama orang-orang yang mereka sayangi saat tidak bekerja. Aku tidak menyarankanmu untuk menjadi pekerja yang malas, tapi mengapa bekerja diwaktu yang tidak tepat? Terlebih lagi, ketika aku disini?"
Jongin menatapnya dengan lembut dan tenang, Kyungsoo berfikir sembari mencari keyakinan di kedua mata Jongin. Sebelum akhirnya ia menghela nafas dan menutup layar komputernya. Ia menoleh lagi pada Jongin, tersenyum dan merunduk untuk mengecup bibirnya. "Oke. Maafkan aku."
Jongin tersenyum senang dan mengelus pipi Kyungsoo dengan satu ibu jarinya, lalu merengkuh tubuh Kyungsoo dan memeluknya, membuat posisi mereka kini berbaring berhimpit disofa yang panjang. Kyungsoo menempelkan pipinya di dada Jongin dan menutup matanya, seketika rileks merasakan telapak tangan Jongin menggosok-gosok lengan atasnya berusaha menenangkan detak jantungnya.
Kyungsoo ingin menandakan hari ini sebagai hari penting: Untuk pertama kalinya sejak ia lahir, atau bahkan mungkin di kehidupan masa lalu, ia merasa seperti menemukan sebuah rumah dimana ia tahu disanalah ia seharusnya berada. Kecupan lama Jongin di dahinya membuktikan kalau keputusannya kembali pada Jongin adalah keputusan yang tepat; ia merasa seperti pulang.
.
Sehun tersentak pelan mendengar bunyi alarm disamping kepalanya. Bunyi nyaring itu sangat menyebalkan dan membuat telinganya berdengung bahkan setelah dimatikan. Ia kembali menaruh kepalanya di bantal meski tidak sepenuhnya tertidur kembali. Bau pagi datang ke penciumannya, dan ia tidak sendirian. Sehun mendapati Baekhyun masih tertidur disampingnya, bukan di pelukannya. Namja kecil itu tertidur meringkuk dan kedua tangannya menggenggam lengan otot Sehun erat, seperti sedang menahan seseorang untuk tidak pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Take You Home
FanfictionBaekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suka membolos. Karena sesuatu terjadi pada keluarga Chanyeol, ayah Baekhyun memutuskan untuk menerima C...