AUTHOR POV
Chanyeol tidak menyangka ketika ia bangun di pagi hari dan hendak berbelanja untuk membeli keperluan sarapan, ia dihempaskan sebuah surat oleh teman sekelasnya yang tiba-tiba datang ke depan pintu apartemennya dengan raut wajah sebal.
"Jika kau ingin namamu masih terdaftar di daftar murid, datanglah besok. Kita harus menghadapi Ujian Nasional."
Itu adalah kata-kata yang ia ucapkan sebelum pergi tanpa menerima pertanyaan apapun dari Chanyeol. Itu juga yang membuat namja tinggi itu termenung di meja makan dengan wajah lesu dan surat yang terbentang lebar di depannya. Ia menghela nafas, tentu saja, ia masih sekolah. Bagaimana bisa ia melupakan status utamanya sekarang?
Sampiran tangan di bahunya membuat Chanyeol menoleh, senyuman layu Baekhyun adalah hal pertama yang dilihatnya. Chanyeol mengambil tangan Baekhyun lalu mengecup jarinya satu persatu tanpa memutuskan tatapannya dengan Baekhyun sebelum menuntun Baekhyun agar duduk di depannya.
"Surat dari sekolah?"
Chanyeol mengangguk pelan. "Besok aku harus datang menjalani Ujian Nasional."
Baekhyun tersentak, menatap Chanyeol lekat. "Ujian Nasional?"
"Ya," Chanyeol tersenyum lalu menghela nafas. "Aku masih seorang murid, ingat?"
Baekhyun memainkan kuku-kukunya sambil terdiam. Ia tidak tahu mengapa hal ini malah merusak moodnya seakan sesuatu memberatkan hatinya. Mungkin memang benar, ialah yang membuat Chanyeol jarang datang ke sekolah dan bahkan meminta Chanyeol untuk berlibur ke Busan. Well, meskipun menurut ayahnya, Chanyeol memang jarang datang ke sekolah dan hanya datang saat ujian (dan mendapat nilai hampir sempurna dengan sangat menyebalkan), tetap saja ia merasa seperti merusak pandangan orang-orang pada Chanyeol.
"Aku tahu apa yang kau pikirkan, Baekhyun," Chanyeol menepuk-nepuk punggung tangan Baekhyun. "Aku juga ingin kau tahu kalau aku sama sekali tidak menyesal ikut berlibur bersamamu ke Busan. Itu adalah pilihanku dan disana kita melewati banyak hal penting. Lima hari sekolahku tidak bahkan cukup untuk membayarnya."
"Maaf," Baekhyun meringis. "Berlibur seharusnya kuatur setelah memastikan jadwal sekolahmu. Kau akan menghadapi ujian besok, apa yang akan kau jawab di lembar jawaban? Kau ingin kutemani belajar seharian? Aku tahu dimana ada perpustakaan umum terbesar di kota, kau ingin pergi?"
Chanyeol ber-hmm sejenak. "Bagaimana kalau kau pergi ke kantor saja? Aku yakin banyak hal yang harus kau urus dibandingkan ujianku. Aku akan mengurusnya, Baek. Pergi ke kantor setelah bersiap-siap. Oke? Akan kusiapkan sarapan untukmu."
"Chanyeol..."
Chanyeol menaikkan alisnya.
"Maafkan aku dan terima kasih."
Chanyeol tersenyum tipis.
.
Kyungsoo menatap datar sebuah undangan yang terlempar tepat di depan matanya ketika ia sedang mengetik sebuah proposal mengenai proyek terbaru Baekhyun. Ia mengadah sekilas, lalu kembali fokus ke layar komputer setelah melihat wajah bangga-sekaligus-pamer Sehun.
"Katakan sesuatu."
"Undangannya bagus. Luhan yang memilih?" kata Kyungsoo datar dan itu membuat senyum lebar Sehun luntur.
"Kau serius?" Sehun berdecak. "Kau akan datang, kan?"
"Belum tentu. Mungkin tidak, banyak proyek yang harus kukerjakan."
Sehun menelan ludah, seketika merasa tegang. "Kau serius?"
Melirik wajah konyol Sehun, Kyungsoo lalu tertawa. "Tentu saja aku datang. Orang yang kau akan sematkan cincin jarinya sebentar lagi itu sudah menjadi nyaris setengah darah dan dagingku."
KAMU SEDANG MEMBACA
[ChanBaek] Take You Home
FanfictionBaekhyun adalah CEO perusahaan design muda berumur 23 tahun, Chanyeol adalah murid berumur 18 tahun dengan IQ tertinggi disekolahnya namun sangat suka membolos. Karena sesuatu terjadi pada keluarga Chanyeol, ayah Baekhyun memutuskan untuk menerima C...